Biasanya perempuan memilih pakaian terbaik untuk berkencan. Berdandan, bahkan juga menata rambut dengan baik. Tapi karena Kai janji setelah ia wall climbing bersama Gio, Kai tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal itu. Kai hanya memakai sepotong kaos yang dilapisi dengan jaket jeans, juga celana jeans panjang. Ransel menggantung di bahunya. Rambutnya di kuncir kuda.
"Lo beneran nggak mau bareng gue?" Gio sekali lagi bertanya saat mereka berada di pelataran.
"Nggak." Kai melirik seliling dan menemukan mobil Fattah berada di antara mobil-mobil yang berjejer di parkiran.
"Terus lo naik apa? Biar gue tungguin sampai lo dapat taksi." Gio melihat Kai langsung menggeleng.
Dari dalam mobilnya, Fattah melihat Kai dan Gio yang masih mengobrol. Ia tahu gadis itu tidak akan menghampirinya kalau Gio belum pergi dari sana. Dari gerak-geriknya, ia sepertinya bisa membaca perbicangan keduanya. Kai mendorong bahu Gio, menyuruh laki-laki itu pergi lebih dulu. Tapi Gio sepertinya tidak ingin meninggalkan Kai begitu saja.
Ia mengembuskan napas kasar. Moodnya sedang baik dan ia malah dihadapkan oleh interaksi menggemaskan Kai dengan laki-laki lain di depan matanya.
Setelah berhasil membuat Gio pergi lebih dulu, Kai menghampirinya. Gadis itu berjalan cepat. Rambutnya yang dikuncir bergerak seiring dengan langkahnya yang lebar-lebar.
"Maaf lama." kata Kai saat ia melesak di samping Fattah yang langsung menoleh ke arahnya.
"Nggak apa-apa. Kapan lagi lihat drama secara live." Fattah menyalakan mesin mobil saat Kai memakai safety beltnya.
"Drama apa?"
"Drama kamu sama Gio." suara Fattah yang sinis membuat Kai terkekeh.
"Kamu cemburu?"
"Yaiyalah." Fattah menjawab tanpa perlu berpikir. Jelas ia cemburu. "aku tuh kayak selingkuhan yang jemput pacar orang, tahu nggak?"
Mendengar itu, Kai tertawa. Ia melihat Fattah yang wajahnya terlihat sedikit kesal.
"Cemburu kok sama Gio."
"Habisnya kamu lebih mentingin dia daripada aku." Fattah sesekali melirik pada gadis di sebelahnya.
"Kan aku bilang, aku nggak bisa skip ini karena nanti mau nyoba rock climbing." Kai menatap Fattah yang fokus pada kemudi. Matanya meneliti laki-laki itu dari atas sampai bawah. Fattah sangat rapi hari ini. Kemeja panjang yang lengannya di gulung hingga ke siku dan celananya terlihat mahal. Rambutnya tertata rapi dengan bantuan gel. Kedua kakinya dilapisi sepatu kets. Bahkan dari jaraknya, ia bisa mencium wangi cologne dari tubuh laki-laki itu.
"Kamu rapi banget." ujar Kai.
"Iyalah. Kan mau first date." Fattah mengatakan itu sambil tersenyum.
Kai menatap dirinya sendiri dan menyadari penampilannya sangat berantakan jika dibandingkan dengan Fattah. Ia memilih baju tanpa mempertimbangkannya. Ia mengikat rambutnya asal. Ia bahkan tidak memakai riasan apapun selain liptint dan sunscreen.
"Boleh nggak aku pulang dulu?" Ia bertanya dengan nada lirih.
"Mau ngapain?" Fattah melirik Kai yang terlihat berpikir.
"Mandi, ganti baju, dandan."
Fattah terkikik saat mendengar itu, "kamu memang belum mandi?"
"Udah, sih. Tapi penampilan aku kebanting banget sama kamu."
Fattah mengulum senyum sambil melirik ke sebelahnya. "Nggak apa-apa. Kamu cantik kok." pujinya.
Kai menghela napas berat. "kalau mampir ke apartemen aja gimana? Yang lebih dekat."
![](https://img.wattpad.com/cover/325342162-288-k892603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Little Words [TAMAT]
HumorKai, gadis tomboy dan cuek yang tiba-tiba jatuh cinta. Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Perlahan, gadis itu mulai mengubah penampilannya. Ia menjadi lebih rapi dan berusaha terlihat seperti seorang gadis pada umumnya. Ia pergi ke kedai k...