Kai suka tidur.
Kai introvert parah.
Kai suka ketenangan.
Kai lagi suka wall climbing.
Kai suka baca buku, nonton dan dengerin musik.
Kai nggak suka dikirimin bunga & cokelat.
Kai nggak suka dikirimin makanan.
Kai nggak suka ditelepon di atas jam sembilan malam.
Kai nggak suka diganggu waktu kerja.
Kai nggak suka basa-basi.
Kai moodyan, suka marah, dingin, cuek.
Fattah menatap layar tablet sambil menggeleng-gelengkan kepala. Sebelah tangannya memutar pen yang terselip di jemarinya.
Fattah berpikir pertemuannya dengan Kai sangat baik dan akan mempermudah semuanya. Tapi nyatanya, itu sama sekali bukan apa-apa. Kai sepertinya telah berubah menjadi orang yang sama sekali tidak ia kenal, atau mungkin ia memang tidak pernah benar-benar mengenal gadis itu
Tidak seperti gadis pada umumnya, Kai sama sekali tidak tersentuh dengan bunga, cokelat, makanan atau minuman yang ia kirimkan.
Pesan yang ia kirim bisa dibalas berjam-jam kemudian, itu pun balasannya sangat singkat. Teleponnya lebih banyak yang terabaikan daripada yang diangkat.
Kai benar-benar diluar dugaannya. Tembok yang ia pikir akan dengan mudah ia hancurkan, baru ia sadari sangat tebal dan tinggi.
"Kenapa?" Andreas duduk di kursi bar di dapur, tepat di depan Fattah.
Fattah menghela napas berat, "gimana cara gue deketin perempuan yang kayak gini?"
Andreas mengambil alih di tangan Fattah dan membacanya kalimat demi kalimat yang ada di layar.
"Ini cewek serigala yang kemarin?"
"Kalau sampai dia denger lo ngomong gitu, bisa bonyok lo."
"Sumpah sih, gue nggak pernah ketemu cewek sepowerfull dia." Andreas menggeleng-gelengkan kepalanya, "siapa sih dia?"
"Anaknya tante Kinan."
"Eh, Mbak Kinan designer itu?"
Fattah mengangguk.
"Terus, lo naksir dia? "
Fattah mengangguk lagi.
Andreas kini kembali menatap catatan di layar tablet. Dahinya berkerut. Bola matanya berputar seraya berpikir keras. Bibirnya bergerak-gerak.
"Gue punya tiga tips." ungkapnya setelah ia berpikir dengan sangat keras.
"Apa?" Fattah menatap Andreas penuh minat.
"Sabar... sabar.... dan sabar."
Fattah berdecak kesal.
"Udah nggak ketolong ini mah." kata Andreas, "kudu pakai jalur langit."
"Pakai jalur langit juga tetap harus usaha kali." ujar Fattah. Ia memijat kepalanya yang mulai terasa pusing.
"Kalau kayak gini, sih, lo harus bisa luangin waktu. Mungkin effortnya bakal lebih kelihatan, dibanding cuma kirim sesuatu, chat atau telepon."
Fattah berpikir dan mengangguk-anggukan kepala, "menurut lo kegiatan ngedate yang cocok buat orang kayak Kai apa?"
"Kalau dia nggak terlalu suka ramai, ya, bikin sesuatu yang private. Sewa bioskop, restoran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Little Words [TAMAT]
HumorKai, gadis tomboy dan cuek yang tiba-tiba jatuh cinta. Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Perlahan, gadis itu mulai mengubah penampilannya. Ia menjadi lebih rapi dan berusaha terlihat seperti seorang gadis pada umumnya. Ia pergi ke kedai k...