Story 2

143 17 0
                                    

"Lihat, Mudblood favoritku bahkan sudah tumbuh menjadi Gadis yang tak bisa kugapai"-D.M

Sudah berminggu-minggu Nesa berdiam di dunia Muggle, bekerja paruh waktu sebagai waiters dan terkadang saat malam ia akan bekerja sebagai Office Girl disebuah pub. Cukup melelahkan, tapi lebih baik dareipada berkutat dengan mantra dan pertahanan memory dengan ayah angkatnya. Suasana libur itu semakin hari semakin terasa akan sampai dipenghujung, tapi siapa yang tahu kalau ia Nesa sangat menikmati waktu sibuknya itu. Bahkan ia dengan sangat semangat menikmati hari terakhirnya bekerja malam ini disebuah Pub kelas atas di London.

"sial, bahkan hariku sudah berakhir begitu saja. aku terlalu menikmatinya" gadis bermata Hazel dengan sebagian rambut silvernya itu terduduk di tepian jalan sat sudah selesai bekerja. Tangan kanannya menggenggam Sumber nikotin, dihisapnya perlahan kemudian asap keluar perlahan dari hidungnya.

suara berisik datang dari ujung jalan yang agak gelap, sepertinya ada sekumpulan pemabuk atau perampok? "KUPERINGATKAN KALIAN !!" teriak seorang laki-laki yang sepertinya mengacungkan sebuah benda panjang. wait .. "a wand? he's a wizard" lirih Nesa kemudian berlari kearah sumber suara.

"Hei kalian ? apa yang kalian harapkan dengan merampok bocah ingusan seperti dia?" ucap Nesa lantang, sepertinya Nesa tidak menyadari bahwa dia lebih bocah.

"hei.. hei, kurasa kita bisa bermain denganmu nona saa kita sudah mendapatkan sesuatu dari pria ini" ucap salah satu pria dengan setelan kaos, celana pendek dan sepertinya sebotol wine ditangannya. "kalian tak akan dapat apa-apa, dia bahkan gila dengan melawan kalian berdua dengan sbuah tongkat kecil. jadi lepaskan dia. bermainlah denganku" tawar Nesa dengan senyum getirnya dan menghisap rokok ditangannya.

'Gadis sinting!' lirih pria dengan stelan jas hitam dan berambut pirang. 

"so, lets Play with me" tambah Nesa dengan membuang putung rokoknya tadi, Nesa sedikit berlari menghampiri 2 Pria yang masih memojokkan Draco. Ada sebuah kerakel yang melingkar di lima jari Nesa, sedikit perkelahian dengan Draco yang hanya berdiam diri, lebih tepatnya melongo. Bersyukur 2 pria itu sedikit mabuk jadi Nesa tidak terlalu kewalahan. 2 Pria itu sedikit babak belur karena hantaman kerakel dari Nesa.

Prang !!! botol Wine itu berhasil mendarat di lengan Nesa, pecahan kacanya sedikit menggores pipi pucat Nesa. Dengan cepat nesa mengambil celah untuk menarik tangan Draco dan membawanya kabur. Mereka masuk ke sebuah restoran yang sudah tutup, yang bisa diakses Nesa. "eeghhh tempat apa ini?" tanya Draco sambil mengibaskan tangannya di sekitar hidung.

"ini tempatku bekerja kalau siang, terkadang aku menginap disini" jelas Nesa sambil melepaskan kemejanya yang kotor dan hanya memakai Tanktop saja. sebenarnya baju yang sama seperti yang ia kenakan saat berkencan dengan Harry.

"kau Gadis gila! untuk apa kau melepaskan kemejamu?" sentak Draco.

"ayolah Drac, bajuku kotor. biarkan aku mencucinya dulu aku akan segera mengeringkannya dengan pengering" ucap Nesa, Draco kemudian menahan tangan Nesa yang kemudian melepaskan Jasnya dan memakaikannya pada Nesa.

"Thanks, sekarang jawab. bagaimana kau bisa berada disini ? ku kira pureblood sepertimu anti ke dunia Muggle" sarkas Nesa

"ayahku ada keperluan, kupikir aku bisa berjalan-jalan sebentar disekitar sini. tapi justru tersesat, "dan kau, apa yang kau lakukan disini, lihat penampilanmu seperti-"

"jalang ? tapi aku lebih suka disebut badas" jelas Nesa sambil tertawa kecil, tangannya meraih korek api dan menyalakan Rokonya lagi. terlihat Draco terbelalak melihat tingkah gadis yang iya pikir selama ini hanya bisa diam. "kau kenapa? janagn menatapku seperti itu Draco, kau terlihat bodoh"

"bukankah itu benda yang mengandung nikotin? bukankah itu berbahaya?" Tanya Draco.

"Nikmat, jangan mendikteku. kau berada di wilayah Muggle, dimana kau membutuhkan bantuanku untuk bisa survive" ucap Nesa 
"kalau si Potter-" tiba-tiba suara ponsel Nesa terdengar memecah keheningan. dengan sigap Nesa membekap mulut Draco.
"Yes Harry? kenapa menelfonku malam begini? kau berada di dunia Muggle"
"baiklah, besok aku akan kesana sebelum fajar. I know.. I Hate u Harry Potter"
percakapan singkat itu terhenti. "kau, kumohon jangan beritahukan pada Harry tentang perilakuku atau kebiasaanku" mohon Nesa.
"terserah kau saja, bukan urusanku, lagi benda apa yang kau pegang itu?" Tanya Draco.
"ini Telepon, di dunia Muggle kita menggunakannya untuk berkirim pesan atau sekedar menghubungi dengan cepat, dan juga--- AW!!" pekik Nesa.
"sorry, wajahmu tergores sepertinya" ucap Draco sembari membersihkan sedikit bercak darah di pipi Nesa.
"tak apa Drac, ini hanya luka kecil. aku sudah terbiasa"
"I see, ini sebabnya anak kecil sepertimua tak tahu takut dengan kontra fisik. dan juga untuk apa kau membawa cincin besi seperti itu"
"ini namanya kerakel, atau apalah aku tak tahu. kau tahu, hidupku dulu sebelum dipanti itu dijalanan. aku tak punya siapapun. aku bahkan tak begitu mengingat masa laluku. aku harus siap sedia, biasanya aku membawa belati kau tahu" bisik Nesa sambil mengangkat satu alisnya,
"kau, mau kuantar ke tempat teman ayahmu atau bagaimana? aku harus pergi ke tempat Ron sebelum fajar. Harry bilang ayah Ron akan membawa kami ke suatu empat" jelas Nesa, tanpa Nesa sadari ternyata sedari tadi Draco meneliti tangan Nesa yang gemetar, keringat dingin Nes ayang bercucur bahkan nafasnya yang sedikiiit tersengal.
"sudah, berhenti menghisap benda bodoh itu" ucap Draco sambil memukul tangan Nesa hingga rokoknya terjatuh. "aku bisa mengantarmu ke tempat Ron dengan berapparate" ucap Draco.
"wah wah, seorang memang betul bahwa keluarga malfoy bukan keluarga sembarangan. bahkan diusiamu sekarang sudah bisa berapparate? kau akan langsung dikeluarkan dari sekolah bodoh. Kau bahkan belum 17 tahun !" jelas Nesa.
"Nesa..?" lirih Draco.
"Yes ? what?"
"minum obatmu, kau kacau" ucap Draco. "dan berhentilah menghisap Nikotin itu, setidaknya didepanku" ucap Draco.
Nesa tersenyum, kemudian merogoh tas kecilnya dan meminum sebutir obat kecil. 

Good girl.
lambat laun, Nesa merasakan kantuk yang luar biasa. Tubuhnya meringan, dadanya sudah ta berdetak secepat sebelumnya. Nesa tertidur, menenggelamkan kepalanya diantara kedua kakinya.
Tangan Draco tergerak menyandarkan kepala gadis itu kepundaknya, ia memandang mata gadis itu yang tertutup, bibir pucatnya yang bahkan terlihat manis.

'sial ! berfikir apa kau ini. ingat, Mudblood ini kekasih Potter'

-----------------

Hay, siapapun kamu yang udah baca. Terimakasih.

wish u like this story.

Thank you and I love u :)

Kalau kalian baca pesan ini, sejujurnya aku masih bingung mau buat visual Nesa itu gimana. Kayak susah nyari wajah yang manis, tapi kayak agak berandal rambut yang sesuai bayangan, ya gitulahhh. Please helpppo

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang