"Biar kuhitung seberapa besar kemungkinan aku akan diam. Jawabannya tidak ada"-Athena
"Arnesa !!"
Gadis yang dipanggil itu langsung menoleh kearah sumber suara. Dia berhenti dan tersenyum, tidak.. senyumnya sangat menyejukkan hati Harry.
"Yes ? Apa ada sesuatu?" Tanya Nesa, sejujurnya dia sedang kerepotan, karena harus membawa banyak buku ke perpustakaan. Harry menyambar buku itu untuk dibawakan.
"Kemana?" Tanya Harry
Nesa tersenyum lembut,"Perpustakaan, aku ada janji dengan hermione"
Mereka berjalan beriringan, sesekali menerima pandangan membunuh dari orang orang yang takut terkena sial karena Nesa."Darimana kalian?" Tanya Hermione.
Nesa mengintip arlojinya, "aku bahkan tidak terlambat" gerutu Nesa.
"Kau harus banyak belajar, NEWT tidak sesederhana yang kau fikir Nesa..."
Dan ceramah Hermione berlanjut sampai Harry dan Nesa hanya saling memandang saling meminta pertolongan."Kau akan pergi dengan siapa ke pesta natal nanti Harry?" Tanya hermione tiba tiba. Harry melirik kearah Nessa seperti sebuah kode.
"Tidakk jangan ajak aku, aku benci pesta seperti itu" sergap Nesa.
Harry hanya menghela nafas."Kau harus hati-hati. Jangan ajak sembarang orang. Kalian lihat orang disana ? Dia adalah McLagen, beberapa kali dia mencoba memberimu amortentia Nesa, kau juga Harry banyak juga yang mencoba memeberimu ramuan terkutuk itu" jelas Hermione
Nesa dan harry saling memandang lagi
"Kenapa?" Tanya mereka bersamaan."Pertama Nesa, kau sudah dewasa. Kau bukan anak kecil lagi. Banyak para lelaki yang mengincarmu. Dan harry mereka pikir kau adalah the chosen one"
"Tapi aku memang the chosen one" ucap Harry tanpa dosa dengan wajah polos. Hermione kemudian menggeplak kepala harry dengan gulungan perkamen di tangannya.
Nesa hanya tertawa melihat wajah konyol harry.
Tiba-tiba Theo datang dengan nafas tersengal-sengal. Ia memberi kode pada gadis rambut silver itu untuk ikut dengannya."Aku pergi dulu. Ada urusan" ucap Nesa kemudian keluar dari perpustakaan bersama Theo.
---
"Jadi, ada apa ??" Tanya Nesa yang sudah mendudukkan dirinya diranjang kamar Theo.
"Dari krum" ucap Theo menyodorkan sepucuk surat.
"Krum yang mana" tanya Nesa lagi. Ia membolak balikkan surat itu. Ia baru paham bahwa surat itu dari Andrew. Ia membaca surat itu dengan seksama. Matanya kemudian berbinar.Nesa melompat kemudian memeluk Theo saking gembiranya
Ceklek "mate aku mau mengambil-" pintu terbuka disambut kalimat dari pria pirang platina.
"Waw, jadi si pembawa sial sekarang menargetkan seorang Nott, aku menyarankan kau berhati hati mate. Boleh kukatakan she not good kisser" Seringaian menyeramkan keluar dari waja Draco. Seringai itu bahkan lebih menyeramkan dibandingkan saat tahun pertama Nesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfikce"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...