"Berhentilah bersikap bodoh, dan jadilah gadis yang tangguh. Seperti sebelumnya"-D.M
"Jadi apa yang akan kalian lakukan dengan naga kalian?" Tanya Professor Moody yang kini terlihat sangat berapi-api. "I dont know sir" jawab Harry yang canggung. Sudah berminggu-minggu sejak kejadian di menara aastronomi dan di danau hitam Harry tak pernah lagi menemui atau hanya sekedar berbicara dengan Nesa. Ron juga sama, hanya Hermione yang masih sering berbicara pada Nesa untuk mencari tahu siapa silsilah Freya dan dari keluarga mana Freya berasal.
"Ku dengar kau ahli dalam terbang Harry" Tegas Professor Moody, Harry hanya mengangguk. "lalu apa keahlianmu Miss Snape?" Tanya nya lagi yang kini mengalihkan pandangannya pada Nesa.
Dengan ragu Nesa menjawab "akhir-akhir ini aku bisa memakai mantra perlindungan dan memodifikasi memori lawanku, tapi"
"tidak ! kau tidak boleh menggunakan kemampuan itu, atau kau harus kejang dan tak sadar berhari-hari lagi" Ucap Harry. "kau masih perduli padaku?" Tanya Nesa memastikan. Harry hanya memalingkan pandangannya dan menghela nafas. "terserah, karena kalau sampai tak sadar, kau akan membuat malu asramamu dan merepotkan si Malfoy"
"Malfoy? apa hubungannya dengan malfoy? Kau hanya salah paham, dan cemburu buta Harry"
"ck, terserah kau saja. Sepertinya aku sudah tahu akan melakukan apa pada Nagaku. Aku permisi dulu Professor"
"kisah cinta remaja, ahahahaha. baik kita lanjut, ku dengar kau pandai berkelahi? gunakan keahlian dan kelincahanmu pada nagamu" Ucap Professor Moody singkat, kemudian Nesa beranjak dari ruangan sempit itu.
'apa mungkin dia seorang Valkyrie. Dark lord pasti akan sangat senang'
-----------
"Harry tunggu !" Teriak Nesa sambil berlari, tapi tetap saja langkah Harry semakin menjauh. Nesa dengan cepat memeluk Harry dari belakang. Gadis itu sudah sangat rindu dengan laki-laki berkacamata itu.
"I miss you Harry" mereka hanya saling diam beerapa saat, sampai Harry melepaskan pelukan Nesa.
"Jangan pernah menyentuhku dengan tanganmu Snape"
"lalu harus aku sentuh kau dengan apa? kakiku. Berhenti bercanda Harry" sanggah Nesa berusaha mencairkan suasana.
"aku tak sedang bercanda, aku merasa lelah dengan hubungan kita. Kau selalu saja membuka celah untuk laki-laki lain. Dan sekarang apa tujuanmu ikut Triwizard ?!"
"Harry james potter, jangan pernah meninggikan suaramu, aku tak suka" peringat Nesa dengan mengacungkan telunjuknya. suaranya sedikit berat dan serak menahan tangis.
"seharusnya aku yang marah kan? kau berusaha mendekati Cho Chang, kau mndiamkanku berminggu-minggu. kau datang pergi sesukamu. Kau juga tidak memberitahuku soal naga kan?!!" ucap Nesa yang kini sedikit meninggikan tekanan nya."lalu sekarang kau mau apa huh ?" tanya Harry yang sudah sangat emosi. "sebenarnya kau kenapa Nesa? kau sangat berubah, kau sekarang menjadi terlalu dekat dengan laki-laki lain. Kau juga dengan mudah disentuh seakan kau itu sangat Murahan"
"Cukup Harry James Potter! hentikan ucapanmu atau aku akan"
"AKAN APA HUH !!" Teriak Harry dan reflek mengangkat tangannya seakan akan memukul Nesa.Plak !! sebuah tamparan mendarat di pipi Harry yang sebelumnya tangan Harry di tepis dengan kasar, wajahnya sudah sangat merah karena emosi.
"Terence?" tubuh Nesa kemudian berhambur pada Terence kemudian terisak di dada Terence. Pria bertubuh tegap itu datang bersama Draco. Tak lama kemudian Hermione datang bersama Ginny, mereka berlari menuju keramaian itu.
"Apa yang kalian lakukan pada Harry? kau tak apa Harry?" Tanya Ginny yang panik.
"sebaiknya kau tanyakan pada sahabatmu itu Weasley! Tanyakan apa yang sudah ia katakan pada Nesa!!" Ucap Terence yang kini semakin emosi.
"kau bawa dulu adikku Malfoy" Tubuh Nesa yang gemetar terence berikan pada Draco yang hanya diam mencerna keadaan. Terence kemudian maju dan mencengkram kerah Harry. "Kau tentunya ingat Potter, kalau sampai adikku menangis maka akan kutendang kau ke azkaban!!! aargghhh!!!" teriak Terence kemudian satu pukulan mendarat di wajah Harry. Hermione dan Ginny hanya bisa teriak sambil menahan Terence.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan Harry!!! jawab aku" teriak Hermione. Namun Harry hanya diam. Terence masih saja berusaha memukul Harry, kemudian kini tongkat Terence mengarah pada Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...