Notes : Athena adalah Nesa ye gaesss.
"Di realitas manapun kamu berada, aku akan selalu menjadi temanmu. Mendampingimu"- Two person
Tok..Tok..Tok.... Tok!!!
"Silence !!!"
Seseorang dengan pakaian serba hitam duduk di podium dan meletakkan palu di sebelah kanannya. Persidangan terhadap Death eater kali ini cukup rumit. Pasalnya banyak argumen yang mendukung namun tahanan ini sama sekali tidak mau menjawab apapun.
"Aku tidak membantah semua tuduhan"
"Kau gila ! yang mulia sudah kukatakan bahwa ketika perang berlangsung dia memberikan tongkatnya untuk Harry Potter mengalahkan Dark lord. Juga seluruh keluarganya berpindah pihak di saat terakhir. Bukankah terlalu berlebihan jika masih harus menambah masa tahanannya?"
Perempuan berambut coklat itu nafasnya naik turun berusaha membela tahanan yang ada didepannya. Tahanan yang sudah bertahun-tahun hanya tersenyum getir dan meminta hukuman tanpa tangguhan.
"Yang mulia tolong berikan pertimbanganmu, dia sudah meringkuk di Azkaban tanpa putusan selama hampir 3 tahun !"
"Sabar Hermione" Ucap Ron yang kebetulan berada disampingnya, dibelainya pundak gadis itu.
"Tahanan nomor 1076 apakah kau terlibat dalam penyiksaan para Muggleborn disekolahmu?"
"tidak"
"Lalu apakah kau terlibat dalam penyelundupan Death Eater untuk penyerangan dan perencanaan pembunuhan kepada Albus Dumbledore"
"Ya"
"Tapi dia dalam tekanan dan ancaman Voldemort! " Teriak Hermione tak terima.
"baiklah, berdasarkan pertimbangan dan hasil penyelidikan para penyidik kementrian dengan ini tahanan No 1076 di bebaskan secara bersyarat, pengabdian pada masyarakat selama 5 bulan dan larangan bepergian internasional sampai batas waktu yang belum ditentukan. Tongkatmu akan kami kembalikan saat masa pengabdianmu selesai"
Tok..tok... Tok.
Hermione menghela nafas lega, dipeluknya Ron yang berada disebelahnya. Auror yang bertugas termasuk Ron membuka jeruji besi yang berada ditengah pertemuan. Menyambut tangan pucat milik laki-laki bersurai pirang itu.
"Selamat datang kembali Malfoy"
keduanya bersalaman, ada sedikit senyum kecil.
"Terimakasih Granger, weasley"
"Kami berhutangvpadamu, ibumu sudah menyelamatkan Harry"
"Bawa aku kerumah Potter. Please" Pinta Draco.
Ron dan Hermione mengangguk bersamaan. Semenjak malam Nesa atau Athena mati, atau menghilang, entahlah tidak ada yang tahu. Draco dan Harry menjadi dekat karena berusaha menemukan gadis itu. Yang anehnya seisi sekolah seakan tidak pernah mengingat gadis bernama Arnesa Snape.
Draco yakin kalau Snape dan Dumbledore hanya bungkam, mereka tahu segalanya.
Bahkan Theo dan Andrew hanya bungkam dan seakan tidak saling mengenal. Semuanya seolah bungkam, atau mungkin di Obliviate secara bersamaan, selama itu mereka berdua mencari tahu kebenarannya, Tapi sampai dengan saat perang, semuanya masih tetap nihil.
----------------------------------------------------------
Draco menatap jalanan dari balik jendela kamarnya atau kamar yang ia tempati. Sudah 2 hari dia berada dirumah Harry, ia lebih memilih untuk tinggal disana dibandingkan pulang ke manornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...