Come on seeker !! Catch me. Hahahaha -Athena
"Thenaa... ayo bangunlah, kau tak mau membuat Andrew kecewa karena harus datang sendirian kepesta kan?"
Theo mengelus pelan kepala Nesa, berusaha membangunkan gadis kecil itu. "Thena, please. Aku berjanji tidak akan ada yang berani macam-macam padamu. Aku dan Andrew akan terus berada disampingmu"
Nesa terlihat menghela nafas, kemudian bangkit menyibakkan selimutnya. mengikatkan rambutnya kemudian menyingsingkan tongkat diantaranya.
"berikan aku waktu 20 menit. Setelah itu kau bisa menjemputku. Katakan pada Andrew untuk menungguku"
Theo terlihat menyungging senyum "Aku akan kemari lagi nanti" kemudian tangannya menangkup kedua telinga Nesa. "Cepatlah"
Nesa membersihkan dirinya kemudian mengambil gaun yang sudahia siapkan sebelumnya. Gaun Putih selutut yang ia gunakan untuk ke gereja bersama Draco. Nesa tersenyum. Dipakainya Cincin pemberian Draco dan Kalung dari Terence.
"Arnes... bisa aku masuk?"
Astaga Andrew bahkan sudah tidak sabar menunggu, Nesa berjalan menuju pintu dan membukanya. Andrew sedikit, oo tidak sangat terpana. Rambut silver dan hitam Nesa tautkan hingga leher pucatnya terlihat bebas. Anting mutiara kecil membuat manis penampilan Nesa.
Bibir pucatnya kini sedikit berwarna merah, aroma tubuh Nesa bahkan bisa dicium dari jarak mereka berdiri.
Nesa tersenyum memandang sahabatnya itu, mereka masih memutuskan untuk bersahabat. Mereka bertiga. Theo, Andrew, dan Athena. Andrew sudah tahu nama asli Nesa saat selesai membuat perlindungan untuk Draco.
Andrew adalah pria cerdas yang bahkan sudah tahu tentang sejarah keluarga Gaunt yang seorang Valkyrie, tidak susah mengetahui bahwa Nesa adalah Athena.
"You look pretty Athena" Andrew menyelipkan anak rambut yang terjatuh dari ikatannya. Tangannya bergerak menuju kacamata Nesa.
"No!" Pekik Nesa.
"tenanglah, aku akan menuntunmu. Lepaskan. Maka kau akan terlihat lebih sempurna" Kacamata terlepas di letakkan di genggaman tangan Nesa.
Mereka turun menuruni asrama Slytherin lebih tepatnya dari arah kamar Theo.
tak..tak..tak..tak
Suara hentakan Heels Nesa cukup membuat semuanya menjadi berfokus padanya yang sudah menggandeng Andrew.
"Aku kira kau tidak akan turun Nesa!" Astoria dengan gaun hijau khas Slytherin dan rambut hitamnya yang ia hias dengan hiasan dan dibiarkan tergerai memeluk Nesa hangat.
"Sekali lagi selamat untukmu Astoria. Aku sudah meminta pada tuhan dengan perjanjian besar agar kalian tidak terpisahkan oleh apapun" Ucap Nesa. Draco yang berdiri tak jauh kemudian melirik kearah Nesa.
'Janji dengan tuhan, kali ini apa yang kau korbankan Valkyrie?' Batin Draco.
Nesa tersenyum getir, melirik kearah Draco. "Aku cukup pintar untuk mengorbankan hal yang tidak aku sukai sekarang"
Andrew menggandeng Nesa ke sudut ruangan. Berbincang, sampai akhirnya tawa terukir dengan indah di wajah Nesa yang sudah lama memucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...