"semakin lama memori dipendam, nyatanya semakin dalam juga kenangannya terkenang"-Your Theo
"Aku bahkan belum mengucapkan hai padamu, kau justru sudah melangkah semakin jauh" Lirih Theo dengan air matanya tergenang hampir terjatuh. "Aku berjanji akan menjadi temanmu yang baik dan tidak akan meninggalkanmu sendiri lagi"
--- Flashback ---
"No Dad ! kalau kau membawanya maka aku tidak bisa bersamanya lagi ! jangan bawa Adikku" Tegas bocah kecil berwajah pucat dengan rambut ikal berwarna coklat gelap, Hampir hitam, dia sudah menangis sesenggukan. Tangannya mendekap seorang gadis kecil berambut hitam gelap yang sepertinya sudah menangis sesenggukan juga.
"Dia tidak aman jika disini" Tegas laki-laki berjubah hitam yang mirip dengan anak laki-laki yang sedang menangis.Laki-laki itu mengarahkan tongkatnya pada gadis dipelukan anaknya itu, sebuah mantra penidur yang ampuh.
"Theo, dengarkan dad. Kita semua menyayangi Athena kan ? jadi biarkan dia pergi sementara waktu, Dad kira akan lebih baik jika pihak lain yang menjaganya nanti" Jelas Tiberius pada Putra semata wayangnya. Putra sulung dan istrinya sudah terbunuh saat perang Sihir pertama. Saat itu Bayi yang seharusnya dia bunuh justru ia bawa pulang semata-mata untuk menemani Nott kecil yang kehilangan keluarganya saat itu. Mereka tumbuh dan saling mengenal sebagai saudara sepupu."Dad janji, kalian pasti akan bertemu lagi dan menjadi teman yang baik" lirih Tiberius.Theo sejak kecil menemani Athena yang sering sakit, bahkan tak jarang harus berkali-kali membuat Theo merasa seperti akan kehilangan satu-satunya teman dan Saudarinya itu. kini Theo kecil itu mengantarkan Athena ke sebuah bangunan Tua di tempat para Muggle tinggal. Mereka disambut perempuan paruh baya yang memakai Dress coklat dan celemek Putih.
Obliviate
***
"Hai Thena, sudah lama aku tidak melihatmu. Kau tahu, aku kabur dari Rumah. Ayah akan mengirimku ke Hogwarts. Aku bilang tidak mau. Aku ingin bersekolah di sini, di tempat para Muggle, bersamamu" Ucap Theo sambil memeluk dengan terengah engah karena mengejar Athena. setelah sekian lama Theo memantau tempat ini dan memiliki keberanian untuk menemui Athena."Siapa kau?!! " Ucap Gadis dengan Rambut hitam sebahu dan di ikat berantakan. Gadis itu menodongkan jarinya. "Apa maksudmu ? kita tak bertemu belum ada 1 tahun yang lalu, dan kau sudah melupakanku Thena?" Ucap Theo heran yang kemudian berusaha meraih bahu Gadis itu lagi.
"Aku tak mengenalmu !! dan berhenti menyentuhku !!! Dasar, laki-laki aneh" Gadis itu kemudian memalingkan pandangannya dan Kembali membagikan Selebaran dan Coklat pada orang-orang sekitar"Nott Junior, kabur dari ayahmu huh?" Ucap Snape yang entah darimana datangnya. "Snape?" Ucap Theo terkejut "Bukan urusanmu, dan jangan pernah menyentuhku !! Halfblood sepertimu tak berhak mengaturku. Dan asal kau tahu, kalau saja kau tak menyeret ayahku menjadi bagian darimu maka Athena tidak akan pergi jauh dariku !!"
"Kau !! anak kecil tahu apa. Ayo cepat pulang, Tiberius sudah mencarimu" Bentak Snape, "aku cukup pintar untuk tahu dan menentukan pilihanku sendiri, tidak sepertimu yang pengecut" Jawab Theo yang berhasil membuat Snape merah padam dan mengepalkan tangannya.
Snape tersentak dan terkejut saat ada tangan kecil yang menarik jubahnya, tiba-tiba angin berhembus. Ada energi sihir yang menyeruak saat Gadis kecil itu tersenyum kearah Snape.
"siapa namamu nona?"
"namaku Nesa tuan. Maaf jika aku mengejutkanmu. Kulihat aura disekitarmu memerah dan menggelap. Kurasa kau akan marah. Jadi terimalah ini" ucap gadis bermata coklat hazel itu.
"tenanglah, aku bukan orang jahat tuan" lanjutnya sambil trsenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...