The Truth

108 8 0
                                    

W A R N I N G !!! Long story

Ceritanya berjalan lambat jadi mohon dipahami.

Happy Reading

.

.

"Mungkin tidak saat ini, semoga kita bertemu di kehidupan selanjutnya"-Arnesa

"Jika kehidupan sekarang aku hanya pecundang, haruskah aku merebutmu dikehidupan selanjutnya?"D.L.M

---Flashback After Yule Ball---

Snape menyeret Nesa dengan kasar menuju ruangan Dumbledore. Disana sudah ada McGonagall dan tentunya Dumbledore sendiri. Tubuh Nesa terlempar dan ditangkap McGonagall dan ia terhambur memeluk perempuan tua itu.

"Lihat kelakuan anak ini ! dia bahkan sibuk bermain-main daripada melakukan tugasnya" 
"Aku sudah menjaganya, sejauh ini tidak ada yang membahayakannya. Aku jadi ragu, sebenarnya menjaga seperti apa yang kalian inginkan?" Tanya Nesa yang tadinay terisak di dada McGonagall menjdai tersenyum kecut.

"Nak, dengarkan. Kami hanya khawatir kau lengah yang akhirnya membahayakan dirimu sendiri. Kau tentu tak mau kan kalau semua pengorbanan yang membawamu sampai disini sia-sia" Jelas McGonagall dengan lembut.
"pertama kalian memnyulitkanku dengan menempatkanku di Slytherin, kedua kalian menyulitkanku dengan tugas yang sejujurnya aku tidak tahu harus apa, dan terakhir kalian menyeretku dalam turnamen bodoh ini. Aku tahu itu pasti ulah kalian"

"CUKUP NESA! kau tidak bisa berbicara sesukamu disini. Aku sudah muak Headmaster. Tingkah angkuh nya sangat mirip dengan ayahnya" Ucap Snape yang kini menyandarkan tubuhnya pada lemari buku diruangan itu.

"Maka jawab aku, siapa-a-Yah-KU SEVERUS SNAPE!!!" Ucap Nesa yang sudah kelewat emosi dan mengacungkan tongkatnya pada Snape. Rambut silvernya terlihat semakin mengkilap matanya berubah menjadi merah padam, ada kobaran api hijau yang menyala di tubuh Nesa. Ketiga professor itu tertegun kaget. ketiganya pernah mendengar hal ini dari Lupin, tapi baru kali ini mereka melihat gadis kecil itu berubah menjadi menyeramkan.

"kemarilah Nesa" Ucap Dumbledore lembut, dan ternyata berhasil membuat Nesa mengalihkan pandangannya. "Ini adalah peninggalan keluargamu, atau lebih tepatnya keluarga ibumu" Ucapnya kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna emas dengan batu berwarna hitam tergeletak di meja Dumbledore. Nesa mendekati cincin itu matanya berkaca-kaca
"Tidak !! jangan sentuh, cincin itu sudah di isi sihir yang sangat jahat, aku idak mau kalau kau sampai terpengaruh juga" Tambah Dumbledore.
"Tunggu bukankah ini cincin milik ibu Dark Lord ?"
"darimana kau tahu?" Tanya Dumbledore tertarik. "aku sempat melihat memory dan residu energi pada Harry di tahun pertamaku" Jelas Nesa.
"Jadi aku masih ada hubungan dengan-"
"Kemarilah, ini adalah memory dari ayahmu. Hanya ini yang tersisa" Dumbledore menuangkan sebuah benda cair kedalam wadah dengan air yang menyala biru, itu Pensieve.
"Masuk, dan lihatlah" Ucap Dumbledore.

Nesa seperti tersedot kesebuah lorong hampa, disana diperlihatkan perempuan berambut silver menangis hingga akhirnya sebuah darah mencurat dari lehernya. Wanita itu dipenggal dan dibakar hidup hidup oleh segerombol orang dengan jubah hitam. Ada seorang laki-laki paruh baya yang tertawa disana, bahkan meminum darah dari perempuan itu. Nesa mengamati kejadian itu disamping lak-laki yang meremas pakainnya dan kini menangis.

Nesa kembali terhisap pada dimensi lain, Laki laki muda yang bertubuh tegap dan berambut ikal bermata coklat itu menggendong bayi di tengah malam dengan tubuhnya berlumur darah. Bahkan bayi yang digendongnya seperti baru saja dilumuri darah yang mulai mengering. Pria itu mengetuk pintu sebuah rumah yang dibuka oleh-laki laki berkacamata, lagi dan lagi Nesa seperti berpindah portal dan melihat bagaimana Pria ikal itu berada diujung tebing sampai kilatan cahaya hijau dan sebuah mantra menggema hingga akhirnya pria itu terjatuh dari tebing.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang