Goblet of Fire 9

98 9 0
                                    

"Mengapa begitu sakit? apa saat aku tertidur sakitnya akan menghilang?"-Arnesa

POV NESA
aku merasakan darah yang berada ditubuhku berhenti mengalir. Aku melihat Harry yang notabene nya mantan kekasih yang masih kusayangi mencium Ginny didepan mataku. Mataku tiba-tiba menjadi buram, ada air mata yang siap terjun.

"Nesa..." Tenang Hermione yang kini sedang memegang lenganku berusaha menenangkanku. Badanku tiba-tiba sempoyongan. aku melangkah mundur dan berlari meninggalkan Great Hall.

Saat melihat mereka ada kilasan, yang ku dapat.

'harus dia sendiri yang membunuhnya'
'Dia bertahan karena ada jiwa lain di dirinya, secara teknis dia sudah sekarat'
'Dia keturunan terakhir keluarga-"

Semua kilasan itu terhenti karena aku tersentak heelsku yang tidak seimbang.

aku berlari menuju menara Astronomi, berharap tidak ada yang mengenal atau melihatku, Keadaanku kacau. Rasanya sakit sekali.

Aku menepuk-nepuk dadaku pelan, kemudian semakin keras menjadi pukulan seakan memaksa semua sesak itu untuk pergi. Aku berteriak kemudian tangisku pecah sejenak. fikiranku sangat kacau. tanganku gemetar tapi sekarang aku sudah tidak bisa menangis lagi. Aku tertawa mengutuk diriku sendiri.

Jariku tergerak mengikis bagian jariku yang lain sampai sampai kulitnya terkelupas.
"bagaimana aku berrfikir bahwa Harry akan menyesal dan masih akan mencoba memperbaiki semuanya" Tanyaku lirih, kuambil tongkatku kemudian ku goreskan itu ke pergelangan tanganku. Satu ukiran baru terlukis di pergelangan tanganku. Aku tersenyum kecut. Rasanya perih, itu yang aku suka, aku rasa itu lebih baik daripada merasakan sesak di dadaku ini.

-----------

"Malfoy apa kau melihat Arnes?" Tanya Andrew sembari menepuk pundak Draco yang masih berbicara dengan pasangan yule ball nya.
Draco terlihat meicingkan mata dan melihat sekitar "bukankah dia pasanganmu malam ini?" ucap Draco sedikit sarkas.

Perasaan Draco tiba-tiba menjadi tidak enak saat melihat Potter yang baru saja mencium anak bungsu dari keluarga Weasley. Benar saja, ia melihat Nesa berlari meninggalkan Great Hall.
"aku tahu, biar ku urus" Ucap Draco pada Andrew kemudian berusaha mengejar Nesa.

"apa dia ke menara ini?" lirih Draco, ya benar saja ada siluet kecil dengan Rambut silver yang terkena cahaya bulan. Rambut yang tadinya tertata rapi sekarang sedikit berantakan. Sepertinya gadis itu barus saja menjambaknya secara acak.

"Kau masih menyukai si Potter bau itu?" ledek Draco berusaha membuat Nesa kesal dan melupakan kejadian yang ia yakin sangat menyakitkan bagi Nesa. "Hey, bukankah sudah kubilang untuk menjaga tanganmu tetap cantik!" ucap Draco yang kini menggenggam lengan Nesa. Nesa hanya tersentak dengan pandangan kosong menatap langit.

Draco tersentak kaget, ada darah yang ternyata sudah mengalir dari tangan Nesa. Draco mengambil saput tangan dan mengikatnya pada lengan Nesa agar darah itu berhenti. Tapi semuanya sia-sia.

Draco menatap Nesa sendu kemudian berdecak kesal "vulnera sanentur" ucap Draco sambil mengarahkan tongkatnya pada luka yang menimpa goresan lain di lengan Nesa.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang