Another Story 1

87 7 0
                                    

"Pandangan matamu membuat kegaduhan hebat dalam hatiku"-Athena

"Ada keajaiban dalam matamu"-D.L.M

Suara nada dering Telpon membuat Nesa harus bangun, ini masih sangat pagi bahkan orang gila mana yang akan menelpon pagi-pagi buta saat liburan?

"ya halo?" Ucap Nesa sedikit serak

"NESA ! APA KAU BISA MENDENGARKU?!", sial orang gila itu ternyata Ron. "berhentilah berteriak atau akan muncul besi tajam yang akan menusuk telingamu Ronaaalllldd !!!" ucap Nesa.
"maafkan kami Nesa, Ron terlalu antusias karena Ponsel ini, aku mendapat nomormu dari Harry" kini berganti dengan suara perempuan.

"kalian merayakan natal bersama tanpa mengabariku?" Tanya Nesa sedikit Kesal, kemudian Hermione mengambil alih telpon itu dan menjelaskan bahwa ia hanya mampir memberikan hadiah natal untuk keluarga Ron, mereka menceritakan banyak hal sampai Nesa kembali tertidur.

----

"Benar kan dugaanku, kau pasti hanya akan tidur sepanjang hari tanpa makan, minum obat, atau bahkan latihan berjalan"

"diamlah Terrence, aku hanya ingin menikmati waktu tanpa alarm pagi"

"Pagi katamu ? ini sudah hampir sore dan juga aku bukan Higgs!"

Nesa mengerjapkan matanya berusaha sadar sepenuhnya, berkali-kali ia menggosok matanya. Astaga !! 

"Andrewww !!!" teriak Nesa antusias, Andrew kemudian berbalik dan merentangkan tangannya. sejenak mereka saling memandang. "Kenapa kau hanya diam ? ayo kemari peluk aku" Ucap Andrew.

"aku tahu kau bodoh And, tapi aku tidak tahu kalau kau itu pikun. Kakiku masih belum bisa berjalan bodoh"

"astaga, aku lupa itu" kemudian laki-laki itu berhambur memeluk Nesa, perlahan mata Nesa berkaca "kukira kau tidak akan datang" Ucapnya sedikit serak menahan tangis.

"hey, seorang krum tidak akan mengingkari janjinya. berhentilah menangis Arnes. Ingusmu akan mengotori hodie baruku" Jawabnya. "sialan kau"

Andrew menggendong Nesa menuju ruang tengah, mereka bercengkrama, mengobrol sesekali juga terjadi perkelahian diantara merek tentu dengan Andrew sebagai korbannya.

2 hari sudah sudah Andrew menginap, ia harus pergi membelikan persediaan untuk Nesa saat ditinggal nanti tentu sesuai perintah Terrence.
Nesa sedang menulis pada sebuah buku kecil hingga tiba-tiba ada suara seperti retakan atau mungkin ledakan kecil dan kilatan cahaya sekilas di depan rumahnya.

Nesa segera mengambil tongkat nya, berjalan mengendap-endap dan kini mengaacungkan tongkat sihirnya "Te-Terrence? apa itu kau?", namun tidak ada jawaban.
"And- kau sudah kembali?"
tetap tidak ada jawaban. Nesa masih berusaha menyeret kakinya untuk menuju ambang pintu yang sekarang sudah sedikit terbuka.

"si-siapa?" tapi tetap tidak ada jawaban, kemudian saat pintu itu terbuka reflek Nesa memukul tamu tak diundang itu dengan tongkat berjalannya hingga besi itu mendarat pada tengkuk pria itu. Pria itu terjatuh diatas tumpukan Salju.

"Draco??!!"

Draco Pov

aku membuka mataku, berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang masuk. beberapa percikan air juga mulai mentes di wajahku.

"heyy bangunlah Draco" 

astaga suara itu, suara yang sangat aku rindukan. Gila, tidak ! aku tidak merindukannya. Samar-samar aku melihat mata Hazel dengan rambut silver yang menjuntai sampai ke dadaku. Beberapa kali dia juga memukul pipiku sedikit keras.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang