Goblet of Fire 2

114 12 2
                                    

"Mengasihi dengan dalam berarti kau juga siap untuk tenggelam"-Athena R.B

Kereta bergerak menuju Hogwarts, kepulan asapnya membelah hutan yang dilalui. Hermione tampak diam di Kompartemennya membaca Daily Prophet. Berita tentang dikerusuhan piala dunia sudah menjadi pembahasan hangat.

"anything in trolly Dear" suara wanita Trolly kereta.

"Aku ingin membeli sekotak Drooble" ujar Ron, Harry tampak melihat-lihat isi Trolly juga, ia bertatapan dengan salah satu Gadis Ravenclaw, Cho Chang.

"ekhem ! apa aku mengganggu?" kaget Nesa yang memutuskan pandangan antara Harry dan Cho.

"kau ini bilang apa Arnesa, tak ada yang mengganggu. Stop lah bertingkah kekanakan" sanggah Harry.

"loh, kok marah. Biasa aja lah kalau memang nggak ada apa-apa. kan aku cuma tanya" Tegas Nesa. "lebih baik aku kembali ke kompartemen Slytherin" kemudian punggung gadis itu menjauh dari Trio Golden,

"kau keterlaluan Harry, Nesa mungkin hanya cemburu. dan itu wajar" Ucap Hermione.

"ya, aku saja kalau punya makanan tak mau berbagi dengan yang lain apalagi kekasih" tambah Ron, yang dibalas tatapan Hermione seperti 'lu bisa nggak gausah bahas makanan dulu'.

"kalian kenapa? aku bahkan nggak ngapa-ngapain dengan Cho" sanggah Harry.

"beruntung Nesa sudah pergi, atau dia akan lebih tersinggung karna kau tahu nama gadis itu" ucap Hermione sambil memutar bola matanya.

----------------

Nesa menelusuri lorong bersama Daphne dan Pansy untuk pergi ke great Hall, sudah hampir waktunya makan malam. Tiba tiba seluruh murid berlarian menuju halaman depan.
'waawww, aku tak pernah melihat kereta kuda secantik itu'
'kapal itu sungguh besar'

persetan dengan itu semua, Nesa sangat risih dengan suasana yang terlalu ramai. Tangan dan pelipis Nesa berkeringat Hebat.
"you Okay Nesa?" tanya Daphne.
"kenapa kau tiba-tiba pucat? kau sakit lagi" kini berganti perempuan berambut hitam dengan rahang tegas itu yang bertanya, Pansy.
"itu Potter, biar kupanggilkan" segera Nesa menahan tangan Daphne sambil menggeleng, suasana semakin ramai dan berdesakan dilorong. Banyak murid yang ingin melihat kedatangan Murid dari Beauxbatons dan Durmstrang. Sejujur nya Nesa juga ingin melihat, ia bosan dengan mahluk Hogwarts.
"kalian pergilah, aku tunggu disini saja. aku tak bisa ditempat ramai" usul Nesa pada 2 gadis Slytherin itu.
"baiklah, see you Nesa" kemudian Daphne dan Pansy maju kedalam desakan murid itu. Ternyata untuk berbalik juga cukup Sulit, terlalu penuh dan ramai lorong disini.
Kepala Nesa berdenyut, Panic Attack nya kambuh disaat yang tidak tepat, ada tangan yang menariknya menuju Ke tepian.
"Dad? I mean, Professor" kaget Nesa.
"kau darimana saja selama libur ? kau bahkan tak memberiku kabar, tak berlatih juga" Tanya Snape dengan tatapan tajam.
"aku hanya lelah dad, dan juga aku rindu dengan kebebasanku" keluh Nesa "lagi pula-"
"tunggu, kenapa dengan rambutmu ? katakan padaku !! kau habis merapalkan mantra apa ?? KAU HABIS BERBUAT APA!!" bentak Snape tiba-tiba sambil mengguncangkan tubuh Nesa.
"tak bisakah kita berbicra secara pribadi. setidaknya tidak ditempat ini" jawab Nesa yang sadar bahwa beberapa mata memandang kearahnya.
"temui aku diruangan Dumbledore,sekarang" Snape kemudian meninggalkan Nesa yang masih menjadi objek padangan beberapa murid.
---------

"kau lihat !! karena kau terlalu mengulur waktu. Anak ini sudah membuang energinya entah untuk siapa" Ucap Snape pada Dumbledore sambil menunjuk-nunjuk Nesa.
"sebenarnya ada apa ini? Energi apa?" tanya Nesa.
"kau bisa menanyakan baik-baik pada anakmu severus"
"dia-bukan-anakku. Kalau pun ada anak yang kusayangi, itu hanya satu" ucap Severus.
Nesa kaget bukan main bahwa hanya perkara warna rambut ayah nya akan sangat marah sampai tak mau mengakuinya sebagai anak.
"Sial !! aku tahu kalian mengadopsiku hanya karena ingin memanfaatkanku. Hanya saja aku tak tahu mau dipakai untuk apa aku ini" bentak Nesa.
"kau lihat ? bahkan sifat asli dari keluarganya tidak bisa hilang" sarkas Snape.
"keluarga ? maksud nya kalian kenal dengan keluargaku?" ucap Nesa, kini iris matanya kembali berubah warna menjadi merah kebiruan. Ujung tongkatnya juga kembali mengeluarkan Sinar.
"hentikan Severus. Arnesa, kau tahu kan bahwa kami semua sebenarnya menyayangimu. Bisa kau katakan padaku bagaimana kau mendapatkan warna rambutmu?" Tanya Dumbledore lembut. Snape hanya membuang nafas dan memijat pelipisnya, dia sudah kehabisan akal karena merasa usahanya selama ini sia-sia. Perlahan Nesa kembali menjadi tenang
"Aku tak tahu pasti, aku sering melihat potongan seperti masa depan atau masa lalu. aku tak bisa membedakannya" lirih Nesa. kemudian Nesa menceritakan bagaimana dia mendapatkan penglihatan tentang nyawa Harry dan sirius yang terancam, mantra Patronus yang seakan mengalir diotaknya tiba-tiba hingga dia yang menyelamatkan Harry dari para dementor.

"Kau dengar Severus ? justru energi itu tanpa sengaja sudah Nesa berikan pada Harry"
"kau sungguh menyayangi Harry?" tanya Dumbledore.
"tentu, dia satu-satunya" jawab Nesa yakin.
"Maka, kau sanggup menjaga dan menjadi perisai bagi Harry?" Tanya Dumbledore lagi.
"perisai?"
"betul kami membutuhkan bantuanmu untuk menyelamatkan Harry suatu saat nanti. Kami membutuhkanmu sebagai perisai. Kau tahu, kau bukan penyihir sembarangan. Ada energi yang diwariskan oleh keluarga yang mengalir secara alami sebagai perwujudan pengorbanan. Aku ingin kau bisa mencegah kehancuran yang akan terjadi nantinya" jelas Dumbledore sambil mengusap kepala Nesa.
"apapun demi Harry Professor" yakin Nesa.
"dan terimakasih sudah memberi Harry sebagian dari energimu. Aku yakin karena dari perasaan tulusmu ada pengorbanan yang terbentuk hingga energi itu bisa bersemayam ditubuh Harry walau tak sempurna"
Nesa berusaha mencerna ucapan Dumbledore.
"lalu siapa orang tuaku?" Tanya Nesa.
"bukan wewenangku memberitahukannya, biarkan mereka yang menuntunmu untuk tahu"

"Apa Harry tahu tentang semua ini?" Tanya Nesa lagi.

"Tidak, Harry tak tahu. Hanya saja sebenarnya kau dan Harry pasti akan kesulitan untuk kedepannya" Jelas Dumbledore lagi.

------------------------------
Halooo !!! terimakasih banyak sudah membacanya.
mau mengingatkan lagi kalau untuk ceritanya nanti akan sedikit berbeda dengan di film atau novel.
semoga kalian suka.
love u and thank u :)

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang