WARNING !!! LATAR BELAKANG WAKTU DAN ALUR CERITA SEDIKIT BERBEDA DARI NOVEL ATAUPUN FILM.
Happy Reading :)
--------0-------
"Aku bisa melumpuhkan semuanya. aku bisa melalui semuanya. Tapi Biarkan aku Menangis dulu" --Arnesa Severus Snape
"Harus kuceritaka darimana petualanganku Nesa?" Tanya Harry yang masih terduduk di ranjang Hospital Wing.
"actually, I know anything Harry" Ucap Nesa sambil menaik turunkan alisnya.
"how?"
"entahlah Harry, aku merasa kalau kau, aku, dan Tom Riddle saling terhubung. aku melihat semua kejadian bahkan sebelum kejadian itu terjadi. itu membuat ku sedikit takut"
"cool !! kenapa takut Nesa, kau keren. bahkan kausudah tahu tentang Tom sebelum aku mencertaknnya" ucap Harry sambil memberikan 2 jempolnya.
"mungkin suatu hari kita memang ditakdirkan untuk melaluinya bersama" ucap Nesa.
Harry sumringah mendengar kata takdir dari mulut Nesa, apalagi dia menyebutkan 'kita'
"ku rasa ada rahasia besar dalam dirimu Nesa aku yakin itu" ucap Hermione yang menatapnya dalam. "tak Mungkin, maaf seorang Muggleborn memiliki sihir dalam dirinya. pasti ada sesuatu" tambahnya lagi.
"sebenarnya itu bukan sihir Hermione, itu Energi. tapi entah apa itu" lirih Nesa.
----------
Tahun ajaran pertama bagi Nesa sudah berakhir. kini semua sibuk dengan persiapan kepulangan mereka. beberapa juga sibuk berbincang mengenai rencana libur panjang mereka dan membicarakan nilai ujian mereka.
"kau tak mau ikut denganku saja Nesa?" tanya Daphne.
"atau--" tambah pansy tapi terlanjur terpotong oleh Nesa.
"tidak guys, aku rasa aku akan menghabiskan waktu liburku untuk mengejar ketertinggalan pelajaranku" ucap Nesa sambil meminum secangkir kopi panas.
Nesa lebih memilih meminum kopi setiap hari tujuannya agar di atidak terserang kantuk karena malam kesusahan tidur.
Daphne dan Pansy melihat kearah Nesa dengan tatapan dalam.
"yes ! tebakan kalian benar. aku harus ikut kelas tambahan bersama ayah angkatku" ucap Nesa.
Nesa memutarkan pandangannya kearah sekitar dan menemukan Harry yang berjalan kearahnya. Senyum merekah di wajah Nesa saat Harry datang padanya.
"kau yakin akan baik-baik saja di sini?" tanya Harry sambil memeluk Nesa.
"ayolah, bahkan tidak ada yang bisa menyentuhku" jawab Nesa sambil menaruh tangannya dipinggang.
"kecuali sakitmu. Tulislah nama obat-obatanmu melalui surat. aku akan mencarikan obatmu di Dunia Muggle" jawab Harry. tubuh Nesa kembali ditarik dalam pelukan Harry.
"jaga Dirimu baik-baik kirimi aku surat dan cepat balas suratku" ucap Harry sembari megecup ujung Kepala Nesa.
Prangg !!
sebuah gela sterjatuh dari arah laki-laki berambut pirang platina. Mata Abu Kebiruan itu menatap tajam kearah 2 kakak beradik yang sama-sama menatapnya.
"lihat apa kau Potter?!" ucap Draco.
"kemarilah Snape, bereskan pecahan kaca ini" ucapnya sambil menyeka pecahan gelas itu dengan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...