"Aku berhenti untuk mencintaimu. Dalam mimpiku"-Athena
Suara retakan besar terderngar disudut rumah yang memiliki pencahayaan yang kurang. Diantaranya ada suara tangisan yang menggema di ruangan itu.
"Astaga anak siapa yang-- Draco? siapa yang kau bawa sayang?" Narcissa terlihat kaget dan berusaha menenangkan 2 bocah yang sudah menangis memeluk ibunya yang masih terduduk
'fokus Athena ! lupakan semuanya ! tutup fikiranmu'
Saat Athena berusaha menutup fikirannya agar tidak mengingat apapun Draco mengguncang tubuh wanita itu hingga semuanya sia-sia.
"Jangan coba-coba kau merubah ingatanmu Athena!" Teriak Draco, sebuah ayunan tongkat dengan cahaya menyeruak dari tongkat Draco, dia mengikat tubuh Athena hingga tidak bisa berkutik. Mata Athena menjadi biru sedikit pucat, dugaan Draco benar. Dia masih Athena yang ia kenal.
James meronta dan pergi dari dekapan Narcissa maju kehadapan Draco,
"Lepaskan Mum ku!" Teriak James kemudian mendekap tubuh Athena, ada seberkas cahaya mirip api yang timbul dari tubuh James, namun dengan sigap bocah satunya lagi memeluk James.
"kau tidak boleh marah. Mum akan sedih James!" Ucap Arnesa dengan nada cadel khasnya.
"ada apa sebenarnya" Tanya Narcissa yang masih kebingungan.
Draco mengacungkan tongkatnya tepat di hadapan Athena
"Legilimens"
Draco memasuki ingatan dimana Athena terbaring di bangsal rumah sakit, perutnya sedikit membesar tangan dan kakinya terikat. Matanya sembab. Ada Theo disana, sesekali bayangan Theo berganti menjadi Andrew.
Kilasan itu berganti.
"Tenanglah Thena, dia anak-anakmu. Hei dengar, aku adalah ayahnya. Krum papanya. Tak apa shhh"
Athena terlihat hancur karena memandang jijik pada anak-anak yang terbaring diatas ranjang. Ada Andrew disebelahnya masih memakai jubah Ravenclawnya. Draco sudah tidak bisa lagi meneruskannya. ingatan itu sangat menyakitkan.
Athena berteriak meronta namun tanpa suara, keringatnya mengucur melewati setiap helaian anak rambut yang terjatuh diantara kacamatanya. Tangannya menggenggam hingga ujung kukunya melukai dirinya sendiri.
"Uncle hentikan, kumohon" Isak Arnesa memeluk kaki Draco, sesaatnya Draco terperosok dan terduduk.
"HENTIKAN MALFOY!!" Teriak Athena.
"aku perintahkan untuk berhenti. James, Arnesa kemarilah" Athena mengerjapkan matanya, sudah hitam sempurna. kedua anaknya memeluk kaki Athena,
"Mum kemarilah" Teriak Draco menarik Narcissa ke belakang tubuhnya. Ia takut hal buruk seperti dulu terjadi saat Athena marah dan bisa saja melukai ibunya.
Athena melangkah perlahan menuju Draco, anak-anaknya masih menangis sesenggukan.
"Bagaimana rasanya bermain di fikiran orang Malfoy? bukankah menyenangkan"
"A-Athena. A-A-Aku minta maaf. Sungguh aku tidak tahu kalau semuanya menjadi buruk. Malam itu aku mabuk"
"Halo Mrs. Malfoy. bukankah kau seharusnya menyambutku. Akulah gadis yang putramu ceritakan selama bertahun-tahun dimasa sekolahnya"
Malfoy manor bergetar, nagin berhembus kencang entah darimana datangnya. Tubuh Athena mengeluarkan api, tapi tidak hijau seperti dulu. Melainkan berwarna kebiruan.
"AKU MENDERITA SELAMA BERTAHUN TAHUN. AKU KETAKUTAN !!! aku menderita" Ucap Athena yang tadinya berteriak kemudian nadanya melemah.
"Astaga, sebenarnya apa yang terjadi !! Draco jelaskan pada Mum !!"
Tubuh Athena bergetar hebat, semua trauma yang terpendam di masa lalunya seakan kembali muncul, James dan Arnesa terus menangis berusaha meraih tubuh ibunya namun ditahan oleh Draco. Narcissa yang mengambil alih untuk menenangkan Athena.
Draco membawa 2 anak itu kedalam kamarnya, Astoria sudah lama dipulangkan ke orang tuanya karena dianggap tidak bisa memberikan keluarga Malfoy keturunan. Itu menguntungkan Draco.
"Uncle biarkan aku ke mum ! Ayah bilang aku harus menjaga mum ! aku laki-laki"
Mendengar rengekan James membuatnya tertegun, bahkan bocah sekecil ini sudah tahu bahwa dia harus menjaga ibunya.
"Nak, boleh kutanya siapa nama orang tuamu?"
"Mumku Athena Nott, Ayahku Theodore Nott dan Papaku adalah Papa Andrew yang paling keren"
Berbeda dengan James Arnesa lebih tegas dan tidak manja. Sangat mewarisi kebadasan Athena.
Draco mengerutkan dahinya menatap 2 bocah tadi, mereka kembar ? dibelainya wajah keduanya dengan lembut, manamati wajahnyadengan seksama. Ia merasa sangat tidak asing. Bocah perempuan memiliki wajah dan sifat dari Athena. Sedangkan yang laki-laki hanya matanya saja yang sama persis dengan Athena.
"Kreacher !" Teriak Draco memanggil House Elf nya.
"Ya tuan"
"Cari keberadaan Theodore Nott juga Andrew Krum. Bawa mereka kemari. segera"
"Tentu tuan" Peri rumah itu menghilang dengan sedikit suara retakan dan asap, sedangkan Draco kembali menatap 2 bocah yang terlihat saling menenangkan.
Bocah laki-laki yang menangis memanggil-manggil ibunya, dan bocah perempuan yang sesekali menghentakkan kakunya meinta saudaranya untuk diam dan berhenti menangis. ada seikitsenyum terukir di wajah Draco.
Draco memeluk 2 bocah itu dan menangis di pundak kecil mereka.
2 bocah tadi hanya terdiam, saling berpandangan kemudian menepuk-nepuk punggung Draco.
"Draco ! ada apa ini?"
Narcissa terlihat membuka pintu kamar anaknya itu dengan kasar. Seakan meminta penjelasan secara detail, belum sempat menjawab suara retakan terdengar dan 2 orang pria terhempas dilantai."Peri rumah sialan! Berani sekali menyeretku- Draco? "
Theo mengernyitkan keningnya, sedangkan Andrew masih mengusap lengannya yang sedikit sakit karena tersungkur dilantai tadi.
4 orang dewasa itu masih diam dan salinng menatap. Semua kebingungan terpecah saat Andrew menyadari kedua anaknya terduduk diranjang kamar itu.
"Astaga !! kalian baik-baik saja? James you okay?"
James mengangguk, di sambut pelukan dari kedua bocah itu.
"Papa, James belum meminum obatnyanya. Mum menangis dan marah lagi"
Theo dan Andrew tersentak, ada yang tidak beres. Theo melangkahkan kakinya kemudianmenyambar kerah kemeja Draco.
"Dimana Athena !!!"
Theo berteriak tepat didepan wajah Draco yang masih kebingungan. tangannya masih meremas kerah kemeja Draco. ketegangan itu berhasil di pecaholeh James.
"Ayah, Uncle ini tidak berbuat apapun. Mum kelelahan karena aku dan Arnesa bertengkar. Jangan marah ayah"
Theo melepaskan cengkraman pada Draco kemudian meghela nafas, "James, pergilah bersama Mrs. Malfoy untuk menemui mum mu. Ajak Arnesa juga"
James mengangguk kemudian menggandeng tangan Arnes untuk keluar.
"Mrs. Malfoy. Bisa tolong jaga mereka sebentar?"
"ya ! tentu. Tolong jangan sakiti putraku Nott"
Theo mengangguk perlahan kemudian mengayunkan tongkatnya untuk menutup pintu. Tersisa 3 pria dewasa dengan emosi yang tak terduga.
"apa maumu Mate?"
Draco menyeringai kemudian mendudukkan dirinya di ranjang. "Jadi, apa benar kalau kedua anak itu adalah anakku? pewaris Malfoy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...