Another Story 2

84 8 3
                                    

"Tawaku, kebahagianku berasal darimu. Kau tahu apa wahai orang acuh" -Arnesa

Andrew sudah pergi tadi pagi-pagi sekali setelah membuat Draco heboh karena dia terbangun dengan posisi Andrew yang memeluknya. Nesa yang merasa tidak penting itu lebih memilih melanjutkan tidurnya.

"sial, obat apa saja yang harus dia minum ? Krum itu apa tidak bisa memberitahuku secara perlahan?! lalu bagaimana bisa aku membuat makanan untuk Nesa tanpa House-elf" Gerutu Draco yang dari tadi mondar mandir tak karuan. "Baiklah aku bisa!" Tekat Draco

Bukkkk

Sebuah bantal mendarat diwajah Draco, "kau tamu tak tahu diri bisakah diam. Aku ingin tidur lebih lama" teriak Nesa.

Draco tersenyum miring, ia melangkah mendekati sofa tempat Nesa tertidur. Dia mendekat, posisi tubuh mereka hampir bertumpuk kalau saja Draco tidak menahan tubuhnya dengan tangannya.

Draco mendekatkan wajahnya pada wajah Nesa sembari menyingkirkan anak rambut Nesa yang berhambur. Kepalanya dimiringkan. Nafas Draco seharusnya sudah bisa Nesa rasakan di telinganya, kemudian Draco mendekatkan mulutnya di telinga Nesa.

"BANGUNLAH KAU MUGGLE PEMALAS!!!" teriaknya.

Nesa terlonjak kaget, kepala Nesa terbentur dagu Draco.

"awww !! KAU GILA YA" teriak Nesa dengan tangannya yang mengelus kepalanya, Draco juga meringis karena dagunya yang sakit.

"bangun lah minum obatmu, aku kesini tidak untuk melihatmu tidur. Kau akan membawaku mencari buku ingat?" Tegas Draco.

"kumohon 5 menit lagi"

"tidak, kau-harus-Bangun!!" ucap Draco sambil mendudukkan Nesa.

Nesa kemudian melihat kearah keluar, keningnya berkerut dengan bola mata yang diputar.

"aku tidak tahu kalau tidur bersama Andrew bisa membuatmu konyol seperti dia. Aku masih belum sembuh total dari lumpuhku bodoh. Akan susah bagiku berjalan diantara salju"

Draco berfikir sejenak, memang betul.
"Begini saja, kau boleh pinjam buku punyaku. Saat kita ada kesempatan aku akan membebaskanmu di toko buku terbaik disini. Dengan bonus Ice Cream Matcha" Tawar Nesa.

"penawaran menarik, jadi mana bukumu ?"

Nesa kemudian terbangun dan meraih tongkat berjalannya, menuju sebuah lemari didepannya.
Ya 1 lemari penuh buku dengan berbagai genre.

"apa ini ?? Kenapa ada gambar bulu merak?" Tanya Draco

"Radha Krishna"

"apa itu?"

"kau kan pintar, baca sendirilah"

"Dasar penyair gila" gerutu Draco sembari memilih beberapa buku. Draco tertarik dengan buku mengenai peradaban manusia dan pengobatan bahkan Novel percintaan milik Nesa.

"Apa kau bilang?"

"tidak ada" tukas Draco

---
"kau yakin tidak pulang kerumahmu Draco ? Ini malam natal" Tanya Nesa yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Draco hanya menggeleng dan masih berfokus pada bukunya. Sudah 2 buku Draco habiskan sejak tadi pagi dan kini sudah menjelang malam.

"kalau begitu, ayo ikut aku ke gereja. Aku sudah memesan taksi. 2 jam lagi akan sampai" titah Nesa.

"gereja? Untuk apa?" Tanya Draco sambil menutup bukunya.

"berdoa tentunya, kita bisa meminta apapun pada tuhan asal kau tahu"

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang