Goblet of Fire 8

103 9 0
                                    

"Suatu kehormatan bisa menari bersamamu"-Andrew Max Krum

---
"sebagai gantinya untukmu, jika tuhan sendiri menawarkan surga. Aku akan menolaknya"-D.M

"aku ingin menggenggam tanganmu dihadapan banyak mata, menjadikanmu milikku"-Someone

"Bagaimana ? apa aku terlihat kuat? apa aku terlihat seperti wanita hebat?" Tanya Nesa bertubi-tubi pada Draco yang baru saja masuk Common Room Slytherin. "aku sudah cukup lama menghafal kalimatku tadi. kurasa ada yang tertinggal. Aaaa iya aku lupa mengatakan bahwa aku bukan wanita murahan dan-"

"jadi kau menghafal dan mengatakannya bukan karena kau sudah.. ah sudahlah. yang penting kau baik-baik saja" ucap Draco yang sepertinya sudah tak bisa berfikir bagaimana otak gadis ini sebenarnya berjalan. "kulihat, kau pandai menari Nesa. Apa kau mau mengajariku menari?" Tanya Draco sambil melihat sekitar, seperti memeriksa agar tak ada yang tahu.

"Tentu ! tapi aku mau imbalan" Ucap Nesa. 
"apa? aku bisa memberikanmu semuanya"
"sangat sombong" Nesa mengeluarkan Jepit rambut Biru yang sudah patah. "lihat jepit rambutku sudah patah karena melawan Naga tempo hari. Temani aku membelinya saat libur datang" Wajah Nesa memelas.
"Baiklah. Itu bukan hal yang sulit. Bahkan aku bisa membelikanmu selusin yang berlapis emas" Sombong Draco. Nesa hanya berdecih kemudian tersenyum kecut. Ia menaruh kotak pemberian Snape tadi diatas meja kaca kemudian meraih tongkat sihirnya untuk mengikat rambut, seperti biasanya.

"kemarikan tanganmu, kau harus menatap pasanganmu dan memegangnya bagian sini, daannnn sini" jelas Nesa sambil meletakkan tangan Draco dipinggang dan satunya lagi saling bertautan dengan Jemari Nesa. Draco hanya terbengong melihat setiap pahatan yang diciptakan tuhan dalam wujud Arnesa ini. Mata hazelnya, rambut bergelombangnya yang sebagian berwarna silver, bibir pink pucatnya, bahkan goresan luka diwajah Nesa masih membuatnya sangat menarik.

Draco menarik Nesa dalam peluknya, "apa yang kau lakukan?" kemudian kepala Nesa ditenggelamkan di dada bidang milik Draco.
"aku berlatih tentu saja. Barangkali nanti disana suasananya romantis" Jawab Draco Asal. "kau pakai parfum apa? aku tak pernah mencium wangi seperti ini" tanya Draco berusaha menahan Nesa agar tetap stay dalam posisinya.
"oh aku pakai Sweet Baccarat. Tentu saja aku membawa parfum itu dari toko Muggle dekat tempatku bekerja" Jelas Nesa yang kini mulai mendorong tubuh Draco dengan tangan masih berpegangan kemudian Draco memutar tubuh Nesa.
"kau, apa selalu bersikap keras dan seperti berandal? berbeda saat kau bersama orang yang kau kenal" Ucap Draco lagi.
"Tentu, aku harus bisa bertahan kan saat aku sendiri, dan aku akan menikmati suasana disekitar orang terdekatku. Apa itu mengganggu?"
"aku tak perduli"Timpal Draco sembari memalingkan ppandangannya ke objek lain.
"kau tak takut lagi denganku Nesa?" Tanya Draco yang kini menatap ragu Nesa. "yah, sepertinya tidak, tapi kalau di ingat kau saat tahun pertamaku disini, itu sangat menyeramkan. Dan menyakitkan" lirih Nesa. "maaf"

"hey tak apa, aku bahkan tidak pernah melihat aura hitam marahmu lagi. kau lebih sejuk" Ucap Nesa sambil tersenyum, Kemudian Draco menarik tongkat Nesa yang berada dirambutnya.
"kau terlihat manis saat rambutmu tergerai" Ucap Draco, mata mereka saling berpandangan. Sepertinya mereka membekukan waktu.

"Ekheemm !!" Ucap Pansy dan Blaise yang hampir bersamaan. "sepertinya kita datang disaat yang tidak tepat"Ucap Blaise menggoda, dan tersenyum kearah Draco.

"tidak-tidak. Aku hanya mengajari Draco berdansa" Ucap Nesa. "hhaahaha, kau bodoh atau bagaimana? Bahkan Ferret satu ini sudah mahir berdansa saking seringnya hadir di pesta" ucap Pansy sambil tertawa dan menepuk-nepuk pundak Blaise.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang