Forget it!

115 8 1
                                    

"Mari kita lihat, seberapa besar tuhan berpihak padaku. Mungkin aku akan bertempat di neraka-Nya"-Athena

" Bahkan jika tuhan memberikan surga, aku akan memilih neraka dimana ada kamu didalamnya, Athena"-Draco

Sudah 2 minggu sejak kejadian dikamar Theo, Nesa dirawat di Hospital wings.
Saat itu Nesa ditemukan Theo dengan beberapa luka lebam dan ujung bibir yang sobek. Nesa hanya memakai Kemeja yang sudah compang camping selebihnya tidak ada yang tersisa.
Beberapa kali Snape juga membawanya ke rumah sakit Muggle untuk terapi psikisnya. Lagi, perempuan mana yang bisa menerima perlakuan kasar seperti itu?

Gadis tu masih menutup matanya, dia masih sadar hanya saja Madam Pomfrey memberinya ramuan penenanng dan Ramuan tidur agar dia tidak mengamuk dan berbuat macam-macam.

Nesa dibawa ke Hospital Wings karena ditemukan mencoba gantung diri di ruang kelas kosong. Tentu saja itu membuat heboh satu Hogwarts, sampai muncul berita bahwa Draco Malfoy yang menidurinya sudah tersebar dan menjadi rahasia umum. Keadaan sangat memburuk.

Tak jauh berbeda, Draco juga harus diberikan perawatan selama 4 hari karena luka serius akibat dihajar habis-habisan oleh Theo, Andrew dan Harry sama sekali tidak menyentuh Draco. Tapi siapa tahu dengan rencana apa dikemudian hari.

"sejauh apa kau menyukai Arnes Potter?"

Harry hanay tersenyum getir mendengar ucapan Andrew. Dia masih setia duduk dismaping bangsal tempat Nesa terbaring. Tangannya menggenggam erat tangan kiri Nesa.

"Kau gila ? aku bahkan menyayanginya. Mencintainya mungkin. Tapi jauh di hatiku aku sangat menyayanginya seperti adikku"

Andrew menggeser kusi di sebelah kanan ranjang, setelah sebelumnya mengganti Mawar putih di vas yang mulai layu.

"Aku rasa aku juga menyukainya. Kau keberatan?"

Harry tertawa renyah, tersenyum kemudian membelai kepala Nesa. "sihir apa yang Arnesa gunakan. Sampai banyak yang menaruh hati padanya"
Andrew juga tertawa mendengar ucapan itu.
"Dia memang layak dicintai"

Nesa terbangun, mengerjapkan matanya sesekali menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, ada senyum di bibirnya. Andrew dan Harry menyambutnya dengan senyum.

"Bagaimana perasaanmu?" pertanyaan Harry disambut senyuman Nesa. Kedua pria itu cukup Lega. Mengingat Nesa biasanya akan sadar dengan keadaan histeris atau kabur entah kemana.

"Sangat baik, berkat kalian"

Nesa tersenyum tenang, kondisinya sekarang lebih baik. Lebak dan luka ditubuhnya sudah mulai memudar, wajahnya masih pucat. Di lehernya masih ada seikit bekas jeratan tali, lengannya banyak sekali luka goresan benda tajam. Tapi itu jauh lebih baik, karena itu semua luka lama.

"Krum ! Professor Sinistra memanggilmu"
Seorang pria Ravenclaw ddatang menyampaikan Pesan pada Andrew, sialnya. DIa berambut pirang. walaupun tidak sepirang milik Draco.

Mata Nesa membulat, tangannya mencengkram Sprei, tangan satunya lagi meraih sebuah vas berisikan mawar putih dan dilemparnya kearah pria tadi. 

"PERGI !!! JANGAN MENDEKAT!!"

Teriakan itu menggema di Hospital WIngs, Harry dengan sigap menanhan tubuh Nesa dan menenangkan gadis itu. sesekali ia mencium ujung kepala Nesa. Andrew langsung membawa temannya itu untuk keluar, dan meminta maaf atas nama Nesa. Madam Pomfrey dengan sigap datang dan mengikat tangan Nesa pada bangsalnya. Harry masih setia dengan itu.

"Bagaimana?" Tanya Snape yang datang bersama Dumbledore.

Madam Pomfrey hanya menggeleng lemah, ini tidak bisa diteruskan. Nesa tidak bisa selamanya harus dicekoki ramuan penenang kemudian tubuhnya di ikat di bangsal rumah sakit.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang