Orde of Phoenix 3

74 8 2
                                    

"Aku mulai tersesat lebih jauh. AKu tidak tahu siapa yang sebenarnya ada dihatiku. Yang pasti aku menyelamatkanmu karena hatiku ingin"-Arnesa

Nesa berlarian membelah kerumunan siswa yang baru saja keluar dari kelas Sejarah, ia mencari Hermione, bahkan rela membolos kelas Ramuan agar bisa bertemu dengan gadis Gryffindor itu. DItariknya lengan Hermione dari kerumunan, menjauh dari koloninya.

"kenapa?" Tanya Hermione singkat.

"jujurlah, apa kalian membuat suatu perkumpulan khusus?" Tanya Nesa langsung pada intinya. Hermione terlihat sedikit celingukan dan memandang sekitar.

"aku tak bisa memberitahumu, tapi percayalah itu semua hal yang baik. Kau percaya padaku kan?" Tanya Hermione pelan. "apa ada sesuatu?" Tanya Hermione lagi.

Nesa mendudukkan nya di ujung lorong yang sepi kamudian membuka selembar kertas. Ingat itu kertas, bukan perkamen.

"apa ini?"

"dari tadi kau bertanya terus, itu kepingan memory dan residu energi yang kudapat. Untuk mengumpulkan itu aku sudah masuk rumah sakit 3x selama 2 bulan ini kau tahu" Ucap Nesa bangga.

Pletak !! sebuah jitakan mendarat dikepala Nesa. "masuk rumah sakit bukan pencapaian Nesa, kalau Terence dan Harry tahu aku bisa digantung karena tidak bisa mengawasimu" Geram Hermione sembari membaca tulisan Nesa yang tidak beraturan.

"fokuslah ! bagian terpentingnya aku tahu, bahwa perkumpulan kalian akan tertangkap karena ada penghianat. dan yang paling penting, disini aku melhat kematian. Entah kematian siapa" Lirih Nesa yang kemudian suaranya melemah.
"aku sudah mencegah kematian Cedric, dan itu membuatku kehilangan Harry karena larut dalam kompetisi konyol itu. Aku tidak mau harus kehilangan sesuatu lagi Mione" Lanjutnya lagi.

Hermione masih membolak balik kertas itu, "ayahmu tahu hal ini?", Nesa mengangguk memberi jawaban.

"Apa katanya?"

"aku harus fokus dan jangan bermain-main. Kadang aku merasa seperti dikorbankan untuk menyelamatkan Harry oleh Dad. Tapi tak apa aku senang" Ucap Nesa, matanya sudah berkaca dan berubah menjadi biru es.

"sshhh.. shhh, dengar Nesa. Ayahmu, Dumbledore, McGonagall, aku, Harry, Ron, bahkan teman Slytherinmu sangat menyayangimu. Tidak ada yang dikorbankan. Ini takdirmu sebagai Freya. dan aku yakin semua akan baik-baik saja. Okey?" Ucap Hermione sambil memeluk dan menepuk punggung Nesa.

"aku ada kelas Astronomi nanti malam, aku akan istirahat. Kau berhati-hatilah. Kalian pasti akan ketahuan. Saranku, kalian harus menyiapkan rencana untuk keluar dari masalah itu" kemudian Nesa bergegas meninggalkan Hermione,

"Jangan lupa pecahkan teka tekinya Mione" Teriak Nesa saat hampir berbelok kelorong lain.

Hermione berfikir memandang tulisan Nesa

Perkumpulan
Patronus
Hukuman umbridge
Kementrian sihir
Ramalan
Kutukan kematian
Crucio
Tiberius

"Siapa Tiberius? Mungkin Ron dan Harry tahu" batin Hermione

---

"berhenti ditempatmu !" Ucap Draco yang kini memblokade tangga asrama perempuan untuk menghalangi Nesa.

"apa maumu Draco, berhenti menggangguku" Ucap Nesa kesal.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang