Goblet of Fire 11

127 10 0
                                    

"bagaimana ketenangan akan datang kalau kematianmu sudah diramalkan"-Athena

Nesa sedang mondar mandir di depan tenda peserta turnamen triwizard, fikirannya tidak tenang. Sejujurnya dia bingung harus berbuat apa nanti.
"Kau kenapa Snape?" Tanya Cedric pada Nesa.
"kau, apa kau bisa percaya padaku? maksudku kalau aku bilang agar nanti kau tetap selalu didekatku dan jangan bertindak bodoh apa kau akan percaya?" Jelas Nesa yang sebenarnya tidak tahu harus mengutarakannya seperti apa.
Cedric tertawa "apa kau ketakutan? astaga anak kecil ini ternyata masih memiliki rasa takut" ucap Cedric yang seketika memberi ide pada Nesa. "Ya, aku sangat takut dengan gelap, maka dari itu apa kau mau berada didekatku?aku berjanji akan membantumu menjadi pemenang" Jelas Nesa. "Berjanjilah, apapun yang terjadi jangan pernah meninggalkann aku. Bawa aku bagaimanapun caranya"

---
Suara sorakan kini sudah terdengar sangat ramai, Nesa memasuki lapangan dekat Maze bersamaan dengan Cedric dan Harry, sayangnya ia tak masuk bersamaan dengan mereka ke dalam maze. Nesa memandang kearah sekitar tribun, ada Hermione dan Ron yang mengepalkan tangannya memberi semangat, ada juga Pansy dan Daphne yang tersenyum. matanya kembali berkeliling ia menemukan Andrew dibarisan anak Durmstrang, astaga anak bodoh itu bahkan sedikit berkaca-kaca.
Tanpa disadari Nesa di tribun Slytherin seseorang berambut ikal memperhatikan Nesa sembari berfokus padanya seakan memantrai Nesa, tentu juga ada pengamat lain si pirang yang selalu saja gegabah.

Pov Harry
Aku mendapat kesempatan untuk memasuki Maze terlebih dahulu bersama cedric. saat kami baru melangkah, Cedric menahan bahuku.
"tunggulah kekasihmu itu, dia bilang dia takut dengan gelap. Dia meminta kita menjaganya" Ucap Cedric sangat tenang. aku tahu kalau kalau Arnesa takut gelap, tapi mengapa dia meminta pada Cedric, bukan padaku.
"dia bukan kekasihku, dia adikkku Ced" Ucapku, "apa kau menyukainya?" Tambahku lagi.
"ayolah Potter, aku sudah cukup beruntung memiliki Cho" jawabnya. Aku memang dulu sempat menyukai Cho, tapi tak tahu kenapa mendengar Cedric lebih menyukai Cho dari pada Arnesa membuatku merasa lega.
*

Pov Draco
Aku melihat gadis gila itu akan memasuki Maze, sebenarnya sudah beberapa bulan ini dia menutup diri padaku bahkan pada bocah Durmstrang yang selalu mengekor padanya, beberapa kali juga Krum itu bertanya padaku apa yang terjadi pada Nesa, aku hanya menggeleng tak tahu. Aku sedang berkalut dalam fikiranku kini buyar karena melihat Theo memandang fokus Nesa dan seperti mengucapkan sebuah Mantra sampai tubuh Nesa menghilang dibalik dinding Maze yang tertutup.

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang