"Apa bedanya Menyayangi dan Mencintai? Rasanya sama, aku rela memberi apapun untuknya"-Arnesa
---0---
"Itu Hal berbeda Bodoh, and I Love you. I can Treat you better than he can"-Someone
Hari ini semua berkumpul untuk melihat pengumuman juara, tunggu ralat. Peserta turnamen Triwizard. sebenarnya Nesa cuek akan hal itu. Siapa saja bisa kan menjadi peserta dikalangan kakak tingkat, lagi pula batas peserta tempo hari minimal 17 tahun. Tentu tak akan ada yang ia kenal akan ikut turnamen itu, lagi pula masih ada waktu sekitar 2 jam lagi menuju pengumuman.
"Hey Nesa" sapa Hermione. "kita jarang bertemu sekarang, kau sehat kan?" Tanyanya lagi. Nesa hanya mengangguk dan tersenyum.
"Dimana Harry?" Tanya Nesa, kini Hermione menarik tangannya untuk duduk diluar Great Hall.
"kurasa masih di common room, bersama Ron. Kau bertengkar lagi dengannya?" Tanya hermione sambil memandang Nesa dalam.
"Mione, aku rasa aku merindukan Harry saat menjadi kakakku. I mean, aku menyayangi dia. Tapi sekarang dia sedikit berbeda" Keluh Nesa sambil menyisir rambutnya yang sudah memanjang dengan jari dan memijat pelipisnya.
"Hey, nona-nona sedang apa kalian disini?" Tanya seorang Prefect Huplepuff. Cedric.
"Hay Diggory, hanya mengobrol. kau sendiri?"
"aku tak sabar menunggu pengumuman Triwizard. kau tahu aku sangat bersemangat tentang ini dan kurasa- Hey kau Menangis?" ucap Cedric spontan kemudian menyeka air mata Nesa.Wussshhhh
ada kilasan peristiwa yang Nesa lihat kali ini. Cedric yang tergeletak di rerumputan, suasana Gelap dan rasanya itu seperti pemakaman. Tak hanya itu, ada Harry disana yang sedang merintih kesakitan dan menangis Hebat, kemudian ada cahaya hijau 'Avada-'Nesa tersentak sampai mundur dan terjatuh dari tempatnya duduk.
"Hey ! ada apa ? maaf kalau aku mengagetkanmu" Ucap Cedric terkejut, Hermione sontak berlutut untuk membantu Nesa."ikut aku Hermione !" ucap Nesa sambil menarik tangan Hermione. "Sorry Ced, kami ada urusan sebentar" Teriak Hermione pada Cedric sambil melambai kan tangan. Dua gadis itu berlari menuju ruangan Dumbldore yang sangat kebetulan ada Snape disana.
"Excuseme Professor. Aku ada hal penting. ini tentang kompetisi bodoh itu"
"jaga bicara mu Miss Snape" sela Snape pada anak angkatnya itu.
"I dont care about attitude dad, aku baru saja mendapat potongan memori. Dan aku yakin ini masa depan. Aku melihat Harry yang mengikuti piala Triwizard, kemudia ada Cedric Diggory yang tergeletak ditanah, Harry yang kesakitan dan ada seseorang yang mengucapkan Mantra avada- I dont know... entah siapa dan ada cahaya hijau kemudian memori itu terputus" Jelas Nesa tanpa jeda Nafas. Hermione yang mendengar itu terlihat kaget dan menutup mulutnya.
"Tapi Harry tak mungkin mengikuti triwizard, dia bahkan belum 17 tahun Nesa. ada garis usia disana. Harry juga tak mungkin memasukkan namanya" jelas Hermione sambil mengusap punggung Nesa agar lebih tenang. "Tidak !! kalian harus percaya, itu terlihat sangat nyata""waktunya sudah tiba severus, ku rasa sudah saatnya Nesa yang mengambil alih sekarang"
"what ? pa yang harus kuambil alih?" Tanya Nesa.
"baiklah, aku meminta kau untuk berada di sisi Harry, berada dipihaknya" ucap snape.
"aku selalu di sisi Harry, kau bercanda? dia kekasihku." ucap Nesa sambil berdecak."Sudah saatnya kau membalas budi Nesa, Jaga hartaku yang paling berharga. Harry"Ucap Snape lemah yang kini hanya mondar mandir tak tenang. "kukira kau membenci Harry Dad. lagi pula bagaimana mungkin aku yang tak bisa apa-apa ini harus melindungi Harry"
"Kau seorang Freya. Sudah saat nya Freya dalam dirimu harus dibangkitkan" ucap Dumbledore serius. "aku sudah memastikannya dengan mengawasimu selama beberapa tahun ini. Aku yakin kau Freya yang tersisa"
"apa itu Freya ? bagaimana bisa?" Tanya Nesa.
"itu merupakan sebutan untuk jiwa atau seseorang pemimpin para Valkyrie yang ditugaskan sebagai perisai, pendidik, atau pelindung dalam sebuah perang" Jelas Hermione. "tapi setahuku Freya hanya mitologi dan keturunan Freya sudah musnah ber-" tambah Hermione yang kini tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...