"Meski yang bercinta sudah mati, cintanya akan tetap hidup. Se-La-Ma-Nya"-Someone
Athena terduduk di ranjang dengan pandangan kosong, tangan kakinya terikat dengan rantai. Theo masih terengah engah dengan wakah penuh keringat sembari mengunci rantai yang mengikat Athena, sedangkan Andrew berada di kamar milik Draco untuk menenangkan James dan Arnesa.
" Seburuk itu? "
Theo melirikk tajam kearah Draco kemudian mendorongnya kasar tepat dilehernya dan menguncinya di dinding. Nafasnya masih memburu penuh dengan emosi.
"Dengar kan aku. Tidak masalah kalau kau muncul dihadapan Thena, tapi itu akan menjadi masalah besar kalau kau berusaha mengambil anak anakku!! "
Draco menyeringai remeh dengan tatapan mengarah pada Athena. Sudut bibirnya berdarah.
"Kalau aku tidak salah ingat, mereka adalah anak-anakku"
Theo tertawa keras sekali, air matanya jatuh. Tapi bukan karena sedih, sesak di dada menyeruak, seakan kemarahan setelah bertahun-tahun akhirnya berhasil keluar dari sarangnya.
Theo mengusap wajahnya kasar, melangkah menghampiri Draco yang kini terduduk di sebuah soffa mewah milik keluarga Malfoy.
"Dengarkan aku Malfoy!!"
Theo menarik kerah baju Draco dan memaksanya menghadap Athena yang masih menatap kosong."Kau tidak tahu seberapa hancurnya dia!! Seberapa berat hidupnya. Menjadi seorang ibu di usia yang seharusnya dia masih menikmati dimanja oleh sahabat-sahabatny ?!! bagaimana dia harus berjuang melindungimu sedangkan seluruh temannya tidak mau melindungimu ?!! BAGAIMANA DIA JATUH CINTA DISAAT KAU JUSTRU BERTUNANGAN DENGAN ASTORIA MALFOY !!!! AAARGGHHHH !!!!"
Hening.
Percakapan itu berhenti dengan teriakan Theo yang sudah sangat frustasi, entah bagaimana lagi harus menjelaskannya. sedangkan Draco ?
Pria itu hanya diam tidak bergeming dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan, menatap dalam Athena yang masih terdiam dengan pandangan kosong. mungkin bisa dibayangkan kalau Athena dan Draco saling bertemu di kehampaan. sayangnya tidak. Mereka jatuh dalam kekosongannya masing-masing.
"kita pergi sekarang!" Ucap Andrew tiba-tiba yang sudah menggendong putra-putri nya. "kita akan melakukan rencana awal kita. yang seharusnya sudah kulakukan sejak awal"
Theo yang tadinya diam kemudian mengangguk kecil dan mendekati Athena. melepaskan rantai yang mengikatnya secara perlahan. merapikan helaian rambut panjang milik Athena dengan lembut.
"Kita pulang, kita akan memulainya dari awal Thena" lirih Theo.
"hei ! apa yang akan kalian lakukan ?! letakkan mereka bertiga sekarang juga !! aku memerintahkan !"
tapi ucapan Draco sama sekali tidak dianggap, Narcissa yang mendengar keributan itu seakan terpanggil menghampiri mereka.
berdiri disamping Theo yang sudah menggendong Athena.
"Nott, aku tahu kau anak yang baik. Tiberius pasti mengajarkanmu lebihbaik dari Lucius mendidik Draco. Kau tega memisahkan wanita tua ini dari cucunya?"
"beribu maaf Mrs. Malfoy. Tapi anakku bukan cucumu" Tungkas Andrew. jauh dari seorang Andrew yang tenang, kali ini pria itu lebih berapi-api dalam bertindak.
"aku pernah merelakan hati sahabat dan orang yang kucintai untuk putramu. Tapi putramu yang tidak pernah menyadari kehadirannya. Itu bayarannya"
Sungguh dibandingkan amarah Theo, sikap dingin Andrew bahkan lebih mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [Draco Malfoy]
Fanfiction"Sebuah kebetulan aku bertemu dengan semua hingga kebetulan itu membawaku dalam pelukanmu.. sampai akhir. peluklah aku" Nesa tak menyadari bahwa ia merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah sihir yang bahkan tidak pernah ia mimpikan. "sadar...