Goblet of Fire 5

113 10 0
                                    

"Kalau menjagamu memusnahkanku, aku memilih musnah menjadi debumu" -Athena R.B

---

"Sudah kubilang, jangan Bodoh. Hanya aku yang selama ini memperhatikan lebih dari apapun!"-Someone

Nesa terduduk ditepian Danau hitam, suasana cukup sepi. Mungkin karena diluar sini sangat dingin, angin musim ini sepertinya yang paling dingin. Kaki pendeknya ia biarkan terjulur diatas rerumputan, Rok pendek yang ia gunakan sepertinya cukup berat hingga tak terpengaruh angin disekitar. Jemarinya bermain diatas senar gitar nya yang berwarna coklat kayu. Tentu saja gitar itu miliknya yang ia bawa dari dunia Muggle dengan sedikit paksaan dan kompensasi dari Snape dan Dumbledore.

My earth feels like it's stopped turning

And my sun feels like it's  stopping burning.

Have you ever seen the sun after the heartbreak, frozen somewhere in time.

Have you ever seen the stars after  the word goodbye

Suara nanyian dan alunan gitar yang dimainkan Nesa ternyata cukup menarik bagi laki-laki beriris abu kebiruan itu. Ia memperhatikan Gadis itu dari atas pohon yang tepat berada diatasnya. Suara gadis itu mulai menjadi serak seiring habisnya lagu, Nesa menangis.

Entah mengapa kini tangan Draco mengepal dengan erat, dia seperti marah tapi tak tahu harus bagaimana. Tangannya Draco seperti meninju angin, dan wusshhhh. Brukkk !

"Astaga!!!" teriak Nesa yang kini melihat pria berambut blone itu tersungkur dan meringis memegang pundaknya karena jatuh dari atas pohon. "Kau ngapain disini?!" teriak Nesa.

"aku sudah diatas sana sejak tadi siang, aku lebih dulu datang asal kau tahu" ucap Draco sambil meringis dan mengusap usap lengannya. "kau putus dengan Potter huh? apa semua Muggle akan menyanyi sambil menangis saat patah hati?" sarkas Draco dengan menunjukkan deretan giginya. Nesa hanya melengos dan mengibaskan roknya untuk pergi meninggalkan tempat itu,

"Tunggu, aku hanya bercanda" ucap Draco sambil menahan pergelangan tangan Nesa "kukira kita sudah  berteman. Wajar kan kalau ada sedikit candaan" tambahnya lagi. Mereka berdua duduk dibawah pohon itu sekarang.

"kau sedang apa diatas sana?" Tanya Nesa, kemudian Draco mengambil sebuah apel hijau dari kantung mantelnya dan menunjukkan sambil tersenyum bangga. "Maniac apel hm?" ucap Nesa sambil tersenyum sedikit.

"jangan berbicara dengan cara seperti itu lagi" Timpal Draco.

"memang aku bicara seperti apa?" Tanya Nesa heran sambil mendongakkan kepalanya. "Dengan nada lembut, apalagi ham hem ham hem seperti tadi. Laki-laki akan salah paham" jawab Dracoo enteng.
"jadi kau salah paham Drac?"
"tidak !"
"kau kan laki laki juga"
"lebih baik kau Jadi Nesa Snape yang garang, atau jadilah seperti ayahmu"

"dia bukan ayahku, aku hanya meminjam namanya. dan aku harus segera membayarnya. Aku tak suka punya hutang" Jawab Nesa ketus, Nesa akan beranjak meninggalkan Draco dan lagi-lagi ia ditahan. "aku tak tahu maksudmu, tapi maaf kalau aku menyinggungmu" Ucap Draco.

"waww!, apa ini ? Draco Malfoy meminta maaf pada seorang Mud-" ucapan Nesa terhenti karena Draco menutup mulutnya. Cincin perak yang digunakan Draco terasa dingin menyentuh wajah Nesa. "Hiiih lepas!" kesal Nesa sambil menyingkirkan tangan Draco dari bibirnya.

"Draco, kau kan pintar dalam pelajaran. Apa kau tahu tentang Freya?" Tanya Nesa yang kini memasang wajah serius, Draco spontan menidurkan badannya di pangkuan Nesa, tentu saja Nesa terkejut. Draco menarik tangan Nesa dan mengarahkannya pada lengannya yang 'pura-pura' sakit tadi. Nesa membuang nafas berat. "baiklah cepat jawab pertanyaanku"

"Setahuku Freya hampir masuk ke dalam mahluk mitologi. Dia seperti Dewi para Valkyrie. Mereka sangat menakutkan karena kekuatannya yang besar. Ku dengar mereka seperti Veela, Hanya bisa jatuh cinta sekali. Ibuku pernah bercerita bahwa keturunan penyihir yang memiliki kekuatan Freya sudah musnah berpuluh-puluh tahun lalu, Karena tidak bersedia meneruskan garis keturunan akibat kekuasaan penyihir jahat" jelas Draco. "sekarang jawab pertanyaanku, kenapa kau ikut kompetisi itu ? kau tahu Potter akan ikut jadi kalian memutuskan berkencan dalam kompetisi ?"

Nesa mendorong tubuh Draco sampai kembali tersungkur dari pangkuan Nesa, "aku belum segila itu untuk senang hati mengikuti kompetisi itu kau tahu. Tapi aku bersyukur, setidaknya aku bisa memastikan Harry aman selama kompetisi"

"kau sangat mencintai Harry?" Tanya Draco yang kini berlutut didepan Nesa untuk menyamakan tinggi.

"Dia kekasihku, sudah jelas bukan? aku sangat menyayanginya. kalau tidak, aku tak mungkin bersedia mengikuti semua alur cerita ini sampai harus terjebak di kompetisi ini dan dibenci semua orang"

"jadi ini semua sudah direncanakan?" Tanya Draco. "ti-tidak, bukan begitu. Intinya aku sangat menyayanginya" 

"aku bertanya, apa kau mencintainya?"

"apa bedanya bodoh" jawab Nesa yang membuat Draco berdecak "ck, kau yang bodoh jelas beda lah. Berarti kau tidak mencintai si Potter itu"

"kau bahkan tak pernah menyayangi atau jatuh Cinta Malfoy" Ucap Nesa dengan menekankan Nama belakang Draco. Draco jadi terdiam.

'aku jatuh cinta sejak kesalahan pertamaku'

"ARNES !" panggil seorang murid dengan seragam Durmstrang. Pria itu kini menunduk memegang lututnya dan nafasnya tersengal-sengal. Nesa menghampiri Pria itu keheranan.

"Tentang tantangan pertama Triwizard, ada hal yang harus kuberi tahu padamu" Ucap Andrew yang masih tersengal-sengal nafasnya. "Dragon ! thats the first task" tambahnya lagi.

"Hahahaha, itu lelucon yang bagus And" jawab Nesa malas, "tidak-tidak. Aku tak bercanda. Victor sendiri yang bercerita padaku. Semalam ia diberitahu oleh Kepala sekolah kami" Jelas Andrew.

"lalu Cedric, fleur, Harry ? apa mereka sudah tahu" Tanya Nesa. "Semalam aku melihat Madam maxime pergi bersama penjaga satwa sekolah mu. melihat itu seharusnya mereka sudah tahu. Ku kira kau sudah tahu"

"aku... tidak tahu Andrew. tak ada yang memberi tahuku" liirih Nesa, dia merasa terasingkan dan dihianati.

----------------

Pov Harry

Sial ! karena aku sedang perang dingin dengan Arnesa, aku sampai lupa fakta kalau dia juga ikut dalam kompetisi ini. Aku harus segera memberi tahukan dia tentang Naga itu. Entah jadi apa Arnesa nanti saat menghadapi naga. Setelah selesai kelas Ramuan, aku bergegas mencari Nesa. Perpustakaan, Great Hall, Countyard, Menara astronomi tapi aku tidak menemukannya.

'mungkin di danau Hitam' lirihku. Aku masih berlari mencari keberadaan Arnesa. sampai pandanganku terhenti pada gadis yang kucari. Dia selalu cantik saat rambutnya terurai bebas. Tapi ada pria berambut pirang Platina yang tiba-tiba merebahkan diri di pangkuan Arnesa.

Dadaku sangat sesak, aku marah. Tapi rasanya aku hanya akan memilih diam. Arnesa membelai rambut pria itu tanpa protes ? bahkan mereka tertawa bersama? Sebenarnya dia menganggap aku apa?

"Persetan dengan Naga itu, semoga dia langsung gagal di tantangan pertama" kesalku.

---------------
.


.
.
.
.
.

For information, aku menulis cuma untuk muasin imajinasiku aja. Jadi maaf banget kalau jauh dari ekspetasi kalian.

Terima kasih sudah membacanya.
Thank u and I love U !! 🍏🍏

SERENDIPITY [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang