" Ok!"
Risa menaruh kapur papan tulis yang
baru saja dia pakai diatas meja guru." Panitia sudah di putuskan. Yang pertama Ten, yang kedua Rei, yang ketiga Hikaru, yang terakhir Karin. Gak ada gugatan lagi ok?" Kata Risa yang sudah mutlak.
" Hei Ten." Rei menyenggol bahu Ten.
" Cewek senenganmu jadi panitia
study tour juga Ioh. Gak seneng?" Goda
Rei.Ten hanya mendengus, Daripada menjawab
perkataan Rei yang tak ada faedahnya
mending dia menatap gadis itu yang sekarang sedang berbicara dengan Karin.Ten tersenyum tipis kemudian melanjutkan menulis catatan di papan tulis yang penuh dengan angka-angka itu.
" Hei, kau dengan Ten jadi panitia loh. Ciee
senang nih." Goda Karin." A-apa sih? Cuma jadi panitia kok, Gak ngapa-ngapain." Kata Hikaru gugup.
" Kau gak pandai bohong." Kata Karin kemudian melanjutkan menulis catatannya.
Hikaru menggaruk pipinya yang tak gatal
kemudian menoleh kebelakang, Tempat
dimana Ten duduk bersama Rei.Hikaru dengan cepat menoleh ke depan lagi
dengan jantung yang berdegup kencang
begitu tau Ten sedang menatap dirinya.Mampus gimana nih?
.
.
.
" Hikaru, cepetan sarapan!" Teriak Mamanya dari lantai bawah.
" Kenapa sih Ma?" Tanya Hikaru sambil
mengintip Mamanya di lantai atas." Kan kamu panitia study tour, Harus
berangkat awal dong." Kata Mamanya." Biarin aja ma, paling juga teman-temanku juga datang telat." Kata Hikaru kemudian pergi ke kamarnya.
" Yaampun itu anak."
Nagisa, adiknya yang sedang menyantap
sarapannya menoleh ke mamanya." Kak Hikaru belom siap Mah?" Tanya Nagisa.
" Gak tau tuh anak, mama pusing."
Ting tong!
" Nagisa, bukain gih Mama takut." Kata sang
mama sambil mendorongnya keluar." L-Ioh kok aku sih?" Tanya Nagisa heran.
" Sudahlah bukain!"
Nagisa menghembuskan napas pelan
kemudian berjalan kepintu dan membukanya.Dia mendongak melihat seorang berbaju kemeja abu abu dan bercelana jeans warna hitam.
" Kak Ten kan?" Tebak Nagisa, Ten hanya mengangguk.
"Aku mau mencari Hikaru, Dia udah berangkat?" Tanya Ten.
Nagisa teringat kalau Hikaru masih bersiap-
siap dan yang dia tau kakaknya itu menyukai Ten.Ya menyukai Ten.
" Sialan! Kok ada Ten sih?!" Gumam Hikaru
kesal sambil mengancingi bajunya dengan
cepat." Haduuh mana belom siap lagi." Keluh Hikaru sambil membuka kopernya dan memastikan barangnya sudah lengkap.
Setelah di rasa sudah lengkap, Hikaru menggotong barang-barangnya dan berlari ke tangga.
" Hei! Hati-hati!!"
Hikaru terkejut begitu mendengar suara itu
kemudian menatap ke depan.Bisa dia lihat Ten berada dibawah tangga.
HADUUH GIMANA INI?!!
" Kamu bisa jatuh nanti, Sini aku bantu." Kata Ten kemudian mengambil koper dan tas jinjing Hikaru kemudian turun kebawah.
Ten yang tidak melihat Hikaru turun
ke bawah bersamanya menoleh ke Hikaru." Kenapa? Ayo Kita akan terlambat." Kata
Ten lagi.Hikaru menggelengkan kepala kemudian
mengikuti Ten turun dari tangga..
.
.
" Lain kali kalau mau ke rumah ku bilang-
bilang dong." Kata Hikaru sambil mendata
teman-temannya yang baru datang.Ten yang sedang menghitung konsumsi
bis menoleh ke Hikaru." Maksudmu?" Tanyanya, Hikaru menghela napas.
" Aku pusing saat mamaku menanyaiku dan dirimu terus menerus Mereka kira kita pacaran, Memang kau senang?" Tanya Hikaru kesal.
Ya, walau sebenarnya Hikaru tidak kesal saat mengakui Ten pacarnya eh?
Ten menatapnya kemudian memegang
bahu Hikaru dan memaksa menghadap dirinya.Hikaru gugup begitu dirinya dekat dengan
Ten. Di tambah, Ten menatapnya dengan tajam." Memang kau tak senang kalau banyak yang mengira aku pacarmu?" Tanya Ten.
Hikaru merasa mukanya memanas kemudian mendorong badan Ten.
" A-apaan sih?! Gak jelas! Fokus sana sama kerjaanmu!" Sahut Hikaru kemudian membelakangi Ten.
Ten mendengus melihat tingkah Hikaru
yang baginya, menggemaskan.Lucu sekali.