Ten tidak pandai menebak, dia selalu kala di permainan tebak-tebakan saat berkema.
Seperti malam ini, beruntung ada Hikaru yang berbaik hati dengan cara pura-pura terbatuk untuk membisikkan jawaban ditelinga Ten.
" Kau sakit? "
Yang terakhir ini membuat Hikaru diam seribu bahasa, batuk berdahak palsunya langsung mampet.
Hono menatap Hikaru tajam penuh prasangka, gadis itu punya insting yang kuat, tak salah jika dia di jadikan ketua regu di kesatuan kepanduan sekolah.
" Run badannya agak panas, boleh aku minta ijin dan membawanya ke tenda? "
Ten bersuara dan Hikaru menoleh tak percaya padanya.
" Coba pegang keningnya! Hangatnya tidak wajar. "
Ten Menyentuhkan punggung tangan di kening Hikaru dan melempar pandang pada Hono.
" Dia benar-benar butuh istirahat untuk malam ini."
" Bawa dia! " Titah Hono singkat.
Ten beranjak dan langsung menarik lengan Hikaru agar ikut bangun.
Meski sedikit memberi penolakan, Hikaru akhirnya di seret paksa oleh Ten menuju ruang tenda.
" Ternyata Ten pandai berbohong dan berakting."
Entah itu pujian atau apa, yang jelas Ten mendengar kalimat itu dari bisikan Hikaru yang tak mau terdengar oleh Hono.
" Boleh aku berbisik padamu? "
Hikaru menoleh terlihat berfikir sejenak sebelum menggeleng.
Ten mengerucutkan bibirnya membuat Hikaru tertawa kecil.
" Aku ingin mengatakan sesuatu yang tentunya tak boleh terdengar oleh siapapun." Bujuk Ten berharap.
Jarak menuju tenda masih beberapa meter, tak ingin membuang waktu Hikaru akhirnya mengangguk.
Ten menarik tengkuk Hikaru, membisikkan sesuatu yang terdengar konyol ditelinga Hikaru.
" Pembohong! " Seru Hikaru hampir berteriak.
Ten menempatkan telunjuk di bibir, memberi tanda bahwa Hikaru tak seharusnya bersua keras-keras.
