Perfection

76 24 3
                                    

Ten terbangun malam itu telinganya hanya bisa menangkap bunyi detak jam yang seirama dengan detak jantungnya.

Kantuk masih menyerang, tapi dengan sekuat tenaga ia tahan begitu merasakan napas gadis yang tengah terlelap di sampingnya.

Tangannya itu masih melingkar di perut Ten, mengalirkan sebuah kehangatan yang terasa familiar.

Mata Ten menelusuri setiap inci wajah Hikaru, memastikan bahwa tidak ada yang berubah darinya.

Jemarinya bergerak, mencoba menyingkirkan sedikit poni hitam milik gadis itu yang ia rasa sudah agak panjang.

Semua yang ada pada Hikaru adalah sempurna.

Hikaru bahkan terlalu sempurna di mata Ten
Dia tak tau apa yang Tuhan lakukan sehingga berakhir dengan mencintai gadis ini.

Bahkan tak ada yang istimewa dari pertemuan pertama mereka, hanya bau buku tua dan harum kopi yang tertinggal di ingatan Ten begitu melekat di otaknya hingga kadang ia masih bisa menciumnya saat berdekatan dengan Hikaru.

Ten hanya tak percaya gadis dengan secangkir kopi dan buku novel tebal yang ia temui di cafe yang hanya terpaut beberapa blok dari apartemennya, gadis dengan senyum memabukkan, gadis yang dalam hitungan detik bisa membuat dunianya bergerak lambat.

Dia disini begitu dekat dengannya hingga Ten bisa merasakan setiap degup jantung gadis nya itu.

Ten tak begitu tau apa sebenarnya arti kesempurnaan baginya.

Otaknya begitu di penuhi oleh Hikaru hingga ia tak bisa menafsirkan segala hal dengan baik.

Namun kenyataan bahwa dirinya begitu mencintai Hikaru dengan segala kesempurnaanya, kadang membuatnya begitu lemah.

Begitu ia tersadar, ia telah terperosok begitu jauh ke dalam lubang bernama cinta.

" Kau bangun, Run ? "

Ranjang mereka berderit saat Hikaru sedikit menggeliat dan membuka kedua matanya, memperlihatkan sepasang mata yang berkilat.

" Apa aku terlalu berisik ? " Bibir Ten terangkat sempurna, memamerkan gigi-giginya rapi.

Matanya membentuk sepasang lengkugan manis.

Ten memukul lengan Hikaru pelan.

Mereka terkekeh seperti biasa dan Ten tak tau kalau bercanda dengan Hikaru di bawah selimut hangat yang membungkus tubuh mereka terasa begitu menyenangkan.

" Hei Run, Apa menurutmu arti sempurna ? "

Alis Hikaru bertaut heran Dahinya sedikit berkerut.

Ada apa dengan Ten hingga ia bisa begitu melankolis hari ini ? Apakah ia menonton drama picisan dengan tokoh yang super cheesy ? Atau Ten tanpa sengaja membaca novel romance yang baru saja ia beli ? Kepala Hikaru di penuhi dengan beribu pertanyaan setelah Ten bertanya padanya malam itu.

" Sempurna ? bagiku sempurna tak memiliki sebuah arti. Kata sempurna ada tergantung bagaimana setiap orang melihat sesuatu, bukan ? Sempurna sama seperti cinta, tak ada yang bisa mendefinisikan mereka. Hatimu sendiri yang memilih kesempurnaan itu. "

Setelah menyelesaikan beberapa kalimat panjang lebar, Hikaru megeratkan pelukan pada Ten, mencari kehangatan lebih pada tubuh itu.

Berusaha menautkan semua jemarinya pada jemari Ten. Sepasang mata nya masih menatap Ten dengan penasaran.

" Kenapa Ten? Kau aneh hari ini."

Ten hanya menggeleng dan tersenyum merasa kata-kata Hikaru sudah cukup memberinya gambaran tentang apa itu kesempurnaan.

Bagaimana kata-kata itu bekerja disetiap helaan napas, disetiap tatapan mata dan bagaimana kata-kata itu bekerja terhadapnya dan Hikaru.

Bagaimana kata-kata itu bekerja disetiap helaan napas, disetiap tatapan mata dan bagaimana kata-kata itu bekerja terhadapnya dan Hikaru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pas banget Run update blog 😭

TenRun AreA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang