Jarum jam masih bergerak seperti biasanya Tidak pernah aku lihat kamarnya begitu senyap.
Padahal sering ku dengar suaranya meraung-raung yang menggema ke seluruh penjuru kamar, juga tidak ada kaki yang melompat ke sana-kemari.
Suasana ini begitu aneh.
Kamar ini belum di tinggalkan, penghuninya sekarang sedang berdiri di depan jendela.
Dia terdiam, Matanya memandang lurus ke jalanan depan rumah. Ini sudah detik ke dua puluh ia sama sekali tidak mengedipkan matanya.
Padahal menurutku tidak ada hal yang menarik disana.
Aku heran.
Bahkan, ia tak menoleh ke arahku ketika aku berkali-kali menyebut namanya.
Aku sedikit sakit hati, Tidak biasanya ia begitu.
Biasanya ia selalu tersenyum dan berlari ke arah ku, Kapan pun itu aku selalu di dekatnya.
Aku takut ia mendapat kesenangan baru.
Kesunyian ini membuatku berpikir.
Wajar jika dia akan menemukan yang baru Seiring berjalannya waktu ia tidak bisa selamanya denganku.
Tapi semua kenangan indah akan dirinya tak bisa begitu saja aku lewati.
Dia yang selalu menceritakan hal menarik padaku, Dengan sesekali mencubit pipiku dengan gemas.
Wajahnya yang manis ketika tertawa, Bahkan kehangatan akan pelukannya masih dapat kurasakan.
Aku selalu menikmatinya.
Kami tak hanya melalui masa indah. Ia juga berbagi kesedihan denganku. Aku ingat ketika ia menangis dan memelukku. Tubuhku basah dibuatnya. Tak masalah, ia selalu lega setelah menangis dan memelukku.
Esok ia akan bertambah usia, Akan ku relakan jika ia akhirnya pergi dan meninggalkanku.
Telah hadir dalam hidupnya dan menghabiskan waktu bersama sudah cukup membahagiakanku.
Tubuhku masih terbaring di atas ranjangnya, sembari tersenyum ke arahnya.
Harus kuhadapi ketakutanku selama ini.
Jika memang pada akhirnya dia meninggalkanku sendirian di ruang yang gelap serta pengap, Aku siap.
Aku cukup tahu diri.
Aku hanyalah...
Boneka pokemon yang menemani masa kecilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.