Ten masih terdiam di sudut gelap sana sembari menekuk lutut, menyembunyikan wajah sayunya, selagi dengkuran terdengar samar dari mulutnya.
Melihat Ten terlelap seperti itu sungguh melegakan, meski posisinya jauh dari kata nyaman.
Setidaknya dia bisa tertidur, itu yang paling penting sekarang.
Hikaru mengulas senyum tipis lalu berjalan mendekatinya.
Dia Duduk di sudut yang berbeda dengan menirukan posisinya.
Memang, tak banyak yang dapat di lakukan saat melihatnya seperti ini.
Hikaru bukan teman curhat yang baik omong-omong dia juga sempat berujar, bahwa Ten tak akan membebaninya dengan masalah meski Hikaru merengek minta menceritakan semuanya.
Ten memang tipikal yang seperti itu.
Dia akan memilih diam sembari menyelesaikan masalahnya dengan tindakan yang nyaris semuanya tak masuk di akal.
Ten tak pernah mengijinkan Hikaru ikut campur. Dia hanya ingin Hikaru diam dan menunggunya pulang.
Menyebalkan memang, tapi Hikaru mengakui dia luar biasa, Dan Hikaru beruntung dapat mengenalnya bahkan memilikinya.
Belum ada tiga puluh menit tertidur, Ten sudah terbangun dan lekas menegakkan tubuh sembari mengucek matanya.
Nampaknya, Ten baru saja bermimpi buruk Atau mungkin ototnya sudah kaku karena tidur dalam posisi seperti itu.
Entahlah.
Ten menatap Hikaru sorotnya nampak kebingungan namun nampak pula sebagai suatu pertanyaan.
" Hai."
Ten mendesah, dengan helaan lega.
" Sejak kapan kamu di situ Run? "
" Baru beberapa menit yang lalu setelah kamu tertidur. "
Ten mengulas senyum, kendati Hikaru sudah tau senyuman itu hanya sebagai sapaan selamat datang.
Tak apa, begitu saja sudah membuat Hikaru cukup senang.
Jadi Hikaru tak perlu khawatir apakah Ten kehilangan selera untuk menarik kedua ujung bibirnya itu atau tidak.
Dan Hikaru suka caranya tersenyum seperti itu.
Ten terdiam, mukanya menunjukkan rasa entah kesedihan, penyesalan, kekecewaan, atau apa Hikaru sendiri tak sanggup menjabarkan.
Yang jelas Ten tidak dalam keadaan yang baik sekarang ini.
Dan yang bisa Hikaru lakukan hanya mendekatinya, duduk di sebelahnya, dan meminjamkan bahu untuknya bersandar, lantas memberinya sebuah pelukan.
Iya, hanya sesimpel itu.
" Run, aku mau cerita sesuatu. "
" Hm? "
Hikaru menjauhkan tubuhnya karena terkejut. Bagaimana tidak, tumben sekali Ten ingin menceritakan masalahnya.
" Sungguh ingin cerita? " tanya Hikaru memastikan.
Ten mengangguk merengkuh kembali tubuh Hikaru.
Dekapannya membuat Hikaru nyaman, meski kemudian Hikaru mendengar isakan keluar dari bibirnya.
Apa yang telah terjadi sebenarnya?
" Kamu mau mendengarnya kan? "
![](https://img.wattpad.com/cover/340048194-288-k588514.jpg)