Diserang makhluk halus

2K 119 0
                                    

Ha...ha..ha...

Suara tawa itu semakin terdengar keras di telinga Ratih. Dengan cepat Ratih bergegas keluar dari kamar mandi.

"Arrrrgghhh!"

Ratih menjerit kesakitan tak kalah tubuhnya terlempar seperti ada yang menendangnya. Ia berusaha sekuat mungkin untuk merangkak dan bangkit.
Lambat laun ia melihat sosok wanita yang berjalan setengah melayang kearahnya

Wajahnya yang datar perlahan-lahan mulai berubah mununjukkan lingkar matanya yang gelap, dengan tawa yang mengelegar .Bibirnya semakin lama tertawa semakin melebar hingga terlihat seperti sobek.

Tubuh Ratih kaku, manalah daun pintu kamarnyaa rasanya sangat jauh. Ratih tak mungkin bisa merangkak dengan cepat untuk masuk ke kamarnya atau menuju ke lantai bawah.

Dalam keadaan yang seperti ini, Ratih mencoba untuk tetap berdoa meskipun dia tidak membaca doa dengan benar . Entah kenapa ia mendadak tak mengingat apapun.

Sosok wanita itu terus melayang menertawakannya dengan tatapan mengerikan.

"Kau pikir kalian bisa mengalahkanku ha..ha..ha.."

Perlahan-lahan, dia terbang mendekat kearah Ratih , membuat Ratih menjerit sekuat tenaga.

Buuugggghhh!

Ratih pun jatuh pingsan.

Dan Anehnya tidak ada satupun anggota keluarganya yang mendengar teriakan Ratih.

Kriiiiingggg !
Kriiiiingggh !
Kriiiiingggh !

Suara jam weker yang ada dikamarnya membuat Ratih tersadar.
Ia melihat kesekelilingnya mencari wanita yang membuatnya pingsan. Namun sudah tidak ada apapun disana.
Tubuhnya terasa sangat ngilu, kali ini ia yakin bahwa dia sedang tidak bermimpi lagi. Tubuhnya bahkan masih terbungkus handuk.

"Aarrrrgggg! Badanku sakit semua!" lirihnya dengan memegangi bagian tubuhnya yang sakit .

Ratih beranjak dari tempatnya pingsan, rasanya tubuhnya sudah sangat lelah dan ingin segera berbaring diatas tempat tidur.

Ia melihat arah jam weker yang menujukkan pukul 04:00 . Ratih menekan tombol untuk mematikan alarm, rasanya ia sangat malas Sholat subuh hari ini dan ingin tidur sebentar saja sebelum ia berangkat kerja.

Saat hampir terlelap tiba-tiba terdengar suara

"Aku akan m e m b u n u h m u. Mencabik-cabik tubuhmu, jantungmu, paru-parumu, dan pankreasmu semua akan kujadikan makananku"

Ratih segera terbangun dengan nafas yang terengah, jantung yang berdebar, dan keringat dingin yang bercucuran

Setelah beberapa menit, akhirnya Ratih memutuskan untuk Sholat subuh saja.
Karena Rupanya Makhluk-makhluk itu kini mulai menyerangnya secara nyata.

Tiba-tiba dari arah belakang, sebuah buntalan terbungkus kain putih jatuh di hadapannya.

Ratih melihat kearah belakang, mencari seseorang yang melemparkan buntalan itu. Terlihat dengan samar Pria musafir itu berjalan dengan sedikit membungkuk, memegangi tongkat kesayangannya dan mendekat kearahnya.

"Simpan dan bawalah kemanapun kau pergi, itu akan melindungimu"

Usai berkata demikian Pria itupun menghilang.

Mata Ratih menyapu keseluruh isi ruangan namun ia tidak dapat menemukan Pria itu. Meskipun ia beberapa kali memanggil Pria itu namun ruangan kamarnya tetap kosong tidak ada siapapun.

Dengan dada yang sedikit berdebar, Ratih yang penasaran pun perlahan membuka buntalan kain putih itu. Ukurannya sekitar 3 kali 4 cm dan di dalamnya seperti ada sesuatu benda yang keras.

Santet Pring SedapurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang