Ratih di ikuti

2.2K 114 0
                                    

Sesampainya di rumah, Ratih menaruh daun kelor yang di bawahnya di atas meja makan, kemudian dia masuk kedalam toilet untuk membersihkan tubuhnya . Pikirannya masih tergiang-ngian sosok Radit yang bersamanya tadi. Mungkinkah ada hantu di siang bolong ? Tapi kalaupun bukan Radit lalu siapa sosok yang membantunya tadi.

Ratih mengambil gayung berisi air dan menguyur kepalanya dengan air, membasuh mukanya dan membasahi seluruh bagian tubuhnya .
Berharap semua hal negatif yang ada pada dirinya saat mencari daun kelor tadi akan hanyut bersama air .

"Kak, mas Adi telpon ini lho "
Teriak Nana dari balik pintu kamar mandinya

"Iya bentar lagi kelar, suruh telepon 5 menit lagi"

Ratih mempercepat mandinya mengambil handuk dan melilitkannya di dadanya. Ia bergegas masuk kekamarnya dan menganti bajunya, kemudian berjalan menuju kamar Nana.

"Mas Adi udah telpon lagi gak ?"

"Belum kok, mau di telpon balik kah ?"

"Iya telpon balik aja"

Berberapa detik kemudian Nana memberikan ponselnya kepada Ratih setelah tersambung dengan Adi

"Halo iya mas "

"Kamu udah dapat daun kelornya gak ?"

"Udah, aku taruh di atas meja "

"Oke, sekarang kamu rendam daun kelor itu sama garam kasar "

"Garam kasarnya dimana aku gak tau "

"Ya belio di pasar mumpung masih buka, ingat garam kasar jangan yang halus"

"Iya, ngerti" Jawab Ratih di akhir telpon dengan cemberut, kenapa gak bilang dari tadi pas skalian dia keluar buat beli garam kasarnya. Gerutunya dalam hati tapi dia tetap menurut dengan kakaknya.

Tak butuh waktu lama untuk Ratih mendapatkan garam kasar itu karna memang bisa di bilang rumahnya tidak terlalu jauh dari pasar tradisional , sedangkan orang tuanya berjualan di pasar modern yang letaknya memakan maktu sekitar 15 menit dari rumahnya.

Sesuai panduan dari kakaknya Ratih merendam Daun kelor yang baru di dapatnya di baskom dengan air dan garam kasar yang baru di belinya. Selama proses ia merendam dan mengaduk aduk daun kelor itu Ratih merasa seakan ada seseorang di belakangnya yang sedang mengawasinya. Namun saat ia menoleh ke belakang tidak ada siapapun di belakangnya .

"Na...nana..." teriak Ratih memanggil adiknya

"Apa sih kak ? "

"Temenin kakak gih, disini "

"Dih, gitu aja minta ditemenin, ogah aah aku mau nonton drakor lagi seru-serunya"
Nana tak menggubris kakaknya dan langsung pergi kembali ke kamarnya

Ratih menghela nafas mencoba menenangkan dirinya, karna baru saja tadi pagi dia mengalami hal aneh sekarang dia merasa ada orang yang sedang memperhatikannya. Sebenarnya Ratih sedikit takut tapi mencoba menenangkan dirinya sendiri bahwa semua itu cuma perasaannya saja dan mempercepat pekerjaannya.

Setelah selesai Ratih menutupi baskom yang berisi air, garam dan daun kelor itu dengan kain lalu menimpahnya lagi dengan tutup panci kemudian ia menganggat baskom itu dan hendak menyimpannya di bawah kolong tempat tidur Bapaknya sesuai perintah Kakaknya.

Saat mendorong panci itu kedalam kolong ranjang , tiba- tiba Ratih tersentak kaget . Ia menarik tangannya dengan cepat sampai tangannya terbentur dinding kolong ranjang.
Ratih menyentuh tangan kanannya yang baru saja dia tarik dari dalam kolong dengan tangan kirinya.
Hatinya mulai bedengub, bintik-bintik keringat mulai keluar dari atas keningnya. Ratih mendongakan kepala melihat ke atas Ranjang, di dapatinya Bapaknya tengah tertidur pulas dengan tangan yang terbalut perban dan mengeluarkan aroma bau yang tak sedap.

Santet Pring SedapurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang