Luka mulai membusuk

2.4K 116 2
                                    

Pagi ini terasa berbeda, apalagi saat melihat Bapak makin parah. Ibu sedang menggantikan kain yang membalut lukanya. Memang benar, jeruk limau itu dapat menekan bau busuk lukanya, tetapi Bapak harus menderita setengah mati. Tidak tega, tapi terpaksa agar bau busuk itu tidak merembet kemana-mana.

“Bu, baunya mereda. Tapi, Ratih sedih membayangkan perihnya.”

“Ini yang terbaik, Rat. Ini juga berfungsi untuk mencegah luka ini berbelatung. Kondisi bapakmu sudah parah kelewat batas. Kita harus berpikir dengan segala kemungkinan buruknya juga,” kata Ibu sambil mengompres luka basah itu.

Ratih tak tega kala melihat kulit Bapaknya menempel lagi di kain itu. Lendir, darah, dan nanah sudah hampir jadi pemandangan di rumah itu. Jijik itu manusiawi, tetapi rasa sayang terhadap keluarga menghapus semua rasa itu.

“Bapak yang sabar, ibu pagi ini akan nekat mencari tabib lagi. Kita akan usaha sampai Bapak sehat lagi.”

Pak Sholeh menghela napas berat. Tak pernah ia menyangka kehidupannya akan seberat ini . Mungkin Tuhan sedang menguji, pasti akan ada hari esok yang bahagia jika ia mampu melewati semua ujian ini.

" Sudahlah bu, gak usah cari dukun lagi toh kemarin bukannya luka bapak sembuh malah jadi makin busuk kan ?"

"Itu karna Bapak gak percaya sama omongan Pak Widji, bukankah Pak Widji juga bilang kalo pengobatannya itu dibutuhkan keyakinan dari pasien "

"Bu, dia itu juga manusia biasa bagaimana Bapak bisa mempercayai ucapannya "

"Paling tidak Bapak ikuti sarannya, minum obat ramuannya "

"Hahhahaha , ibu ini terlalu percaya kata dukun. Orang dokter aja yang sekolah tinggi-tinggi dan bayar mahal gak tau penyakit Bapak "

"Pak, itu karna sakit Bapak gak wajar "

Sedih memang kala kembali membayangkan Suami yang dulu sehat sekarang tak berdaya oleh luka yang di buat oleh seseorang yang menyimpan sakit hati hingga tega mencelakai orang lain dengan tidak wajar.

"Bu..Pak, Ratih mau pergi kerja dulu. Tapi, sebelum pergi ada hal yang mengganjal hati soal mimpi Ratih akhir-akhir ini. Ratih sering sekali bermimpi melihat sosok lelaki tinggi besar dan berbagai mahluk aneh lainnya . Namun terkadang Ratih juga bermimpi melihat seorang kakek berjenggot putih yang membuat Ratih terbangun.”
Ratih menceritakan mimpinya semalam yang jadi beban setelah mendegar pembicaraan orang tuanya , mungkin saja mimpi buruknya terkait dengan sakit yang di derita Bapaknya.

Sinta langsung menatap Ratih tidak karuan, memangnya apa arti mimpinya tapi sejak sering bermimpi buruk, Ratih jadi gelisah tak karuan seolah ada sesuatu yang tidak beres dalam keluarganya. Entah apa, rasanya batinnya tidak tenang sekali.

"Sudahlah kau pergi saja kerja dulu nanti  ibu coba tanyakan ke Pak Widji"

Ratih malah jadi binggung tapi ia tidak mau lagi banyak bertanya dan mengikuti perkataan ibunya, setelah mencium kedua tangan orang tuanya ia pun segera bergegas kerja.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Ratih sampai di tempat kerjanya. Sudah lama Ratih tidak serisau ini, pikiranya selalu terbayang tatapan mahluk aneh itu.

“Rat, ngapain datang-datang ngelamun aja”
Mas Dicky rekan kerjanya menepuk bahu Ratih dan membuyarkan lamunannya.

"Eh, mas Dicky. Gapapa kok mas  cuma kepikiran Bapakku yang sakit aja "

"Emang Bapak kamu sakit apa ?"

" Gak tau mas,awalnya itu cuma tertusuk tulang tapi sekarang jadi parah dan bahkan sampai membusuk lukanya "

"Infeksi kali "

"Sudah di bawa kedokter dan dokter masih belum nemuin penyebab terjadinya infeksi luka Bapak sampai separah ini "

Santet Pring SedapurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang