Diserang Makhluk Mengerikan

1.4K 78 0
                                    

Di bawah sinar bulan Pak Yono mengumpulkan murid-muridnya, mereka duduk bersila membentuk sebuah lingkaran yang di tengahnya tertancap beberapa dupa dan entah tujuannya apa. Ratih yang baru bergabung dengan mereka pun merasa binggung dan canggung.

Pak Yono memberikan beberapa lembar kertas yang berisikan bacaan Tawasul, doa-doa dan sebuah mantra kepada Ratih untuk di pelajari dan di hafalkan. Ada sekitar 20 lembar kertas yang telah di foto copy dan di berikan kepada Ratih.

Ratih membaca sekilas kertas itu, yang berisi tentang tata cara puasa mutih, doa-doa yang perlu di lafalkan. Serta beberapa mantra yang perlu di hafalkan.

Pak Yono menyuruh Ratih untuk duduk bergabung dengan mereka karna mereka akan melakukan meditasi bersama. Karena Ratih baru bergabung, ia hanya di suruh membaca sholawat sambil memejamkan matanya dan duduk bersila bergabung mengitari dupa.

Meskipun merasa aneh tapi dengan ragu ia mengikuti arahan Pak Yono , duduk bersila ikut membentuk sebuah lingkaran diantara murid-muridnya yang lain.

Sambil komat-kamit membaca mantra, tangan Pak Yono mulai menyalakan dupa, hingga aroma wangi asap dupa itu menguar di sekeliling mereka.

Suasana seketika mendadak hening, hampir tidak ada suara apapun dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Sesuai arahan Pak Yono, sambil memejamkam mata Ratih terus membaca sholawat hingga beberapa menit lamanya.

Beberapa ekor nyamuk mulai mengigiti bagian kulit Ratih. Ia yang tidak terbiasa dan baru pertama kali melakukan meditasi pun merasa tidak tahan. Tangannya perlahan bergerak menggosok bagian tubuhnya yang ia rasa di hinggapi nyamuk.

Setelah beberapa menit kaki Ratih juga mulai merasa kesemutan dan masih belum ada tanda-tanda acara itu akan selesai. Ratih memasang telinganya dalam-dalam untuk menangkap sekecil apapun suara yang ada di sekitarnya. Namun semuanya terasa hening, bahkan suara nafas orang-orang tidak bisa ia dengar sama sekali.

"Kenapa lama sekali,apa jangan-jangan mereka sudah pergi dan meninggalkan aku sendiri" pikir Ratih mulai panik.

Setelah menunggu beberapa menit, ia akhirnya sudah tidak tahan lagi . Perlahan ia mulai membuka matanya. Ia merasa lega ketika melihat orang-orang itu masih berdiam di sekitarnya dengan mata tertutup dan duduk bersila begitu tenang.

"Bagaimana mereka bisa setenang itu dengan banyaknya nyamuk yang mengigiti kulitnya" ucap Ratih dalam hati.

Matanya menyapu kesekelilingnya, ia terkaget melihat sosok hitam berdiri di belakang Pak Yono yang duduk tepat di hadapanya. Wajahnya penuh darah dan belatung. Ratih mengucek matanya memperjelas pandanganya, berharap yang dia lihat hanya halusinasinya saja.

Sosok itu tidak hilang, dia masih berdiri di depan nya menatap lurus dengan senyumannya yang mengerikan .
Ratih tidak bisa bergerak! Tubuh nya membeku saking terkejutnya dengan apa yang ia lihat,

Sosok tinggi besar itu mulai berdiri sembari menggaruk lehernya yang terluka hingga meneteskan darah. Di kedua sudut bibirnya mencuat sepasang taring runcing berwarna kuning kecoklatan, membuat bibirnya mengangga dan terus meneteskan air liur.

Di sebagian tubuh dan wajahnya terdapat luka yang belum mengering. Sehingga ketika makhluk itu mengaruknya, maka darah segar langsung menetes di bekas lukanya dan mengeluarkan aroma yang sangat busuk.

Ratih tidak tahu makhluk apa yang ada di hadapan nya ini, apakah ini semacam halusinasi nya atau sosok yang ada di depan itu adalah jin dan seacamnya? Disaat berpikir keras, sosok itu mulai berjalan mendekat ke arahnya.

"Hihihi..." sosok itu tertawa menyeringai.

Entah kekuatan apa yang ia miliki tiba-tiba dengan cepat makhluk itu sudah berdiri di hadapan Ratih, mendekatkan wajahnya yang penuh luka serta menguarkan aroma busuk yang begitu kuat.

Ada sebuah tanduk di keningnya, luka di bagian wajah yang di penuhi belatung bercampur darah dan nanah yang menimbulkan bau busuk yang teramat sangat. Matanya merah menyala dengan sukujur tubuh yang di tumbuhi rambut.

"K-kamu siapa!" ucap Ratih terbata-bata.

Makhluk itu menyeringai dan kembali menggaruk lehernya, membuat beberapa belatung yang ada di lukanya jatuh. Makhluk itu melihat kearah orang-orang yang bersemedi

"hahahhha..!" jawab sosok itu dengan tawa dan masih menggaruk lehernya semakin kencang.

"PERGI KAMU JANGAN GANGGU SAYA!" bentak Ratih, namun bentakannya malah semakin membuat makhluk itu tertawa.

Ratih berusaha menggerakkan tubuhnya berusaha bangkit dari duduknya. Ia melihat kesekelilingnya dan orang-orang itu masih saja diam tak bergeming.

"Bagaimana mereka bisa diam saja ketika aku berteriak, apa mereka semua tuli?" Batin Ratih.

"PERGIII...!!" Bentak Ratih lagi,bentakan nya kali ini lebih kearah marah karena kesal orang-orang yang ada di sekitarnya mengabaikannya.

Sosok itu melirik kearah Ratih, dan melangkah mendekatkan mukanya yang mengerikan itu beberapa senti ke wajah Ratih. Aroma busuk yang ditimbulkan dari luka makhluk itu langsung menusuk hidung Ratih hingga membuatnya mual .

Ia menutup mulut dan hidungnya mengunakan kedua tangannya, jantung Ratih rasanya akan loncat keluar ketika makhluk itu semakin dekat dengannya. Ia melirik kearah Pak Yono, berharap Pak Yono akan sadar dan membantunya.

Makhluk itu menyeringai, menunjukkan kedua taring panjangnya yang kuning. Salah satu tangannya mulai menyetuh leher Ratih dengan kuku-kuku panjang hitam yang panjangnya skitar 20 cm.

Ratih menyipitkan matanya, tubuhnya gemetar , tapi ia sudah tidak bisa berharap banyak .

Matanya perlahan terbuka ketika tidak ada pergerakan tangan makhluk itu akan membunuhnya. Ia melirik kembali kearah makhluk itu, dia masih berdiri dihadapanya, tangannya masih ada di lehernya. Tapi kini tangan itu semakin kuat mencengkeramnya ketika Ratih membuka matanya.

"ALLAH HUAKBAR!" pekik Ratih berusaha menendang dan melepaskan diri dari cengkraman makhluk itu. Ia meronta ronta dengan nafas yang di tekan.

"Jangan pernah berfikir kau bisa mengalahkanku !" Ucap makhluk itu lantang di telinga Ratih.

Jantung Ratih berdetak kencang tak menentu, tubuhnya mulai berkeringat. Keadaan masih saja hening, tidak terdengar pergerakan apapun dari orang-orang di sekitarnya. Ratih mencoba sekuat tenaga lepas dari genggaman makhluk itu. Terus memukuli tangan makhluk itu yang mencengkeram lehernya, serta menendang-nendang tubuh makhluk besar itu.

Sialnya tubuhnya yang terlalu kecil untuk ukuran makhluk yang ada di hadapanya,tidaklah cukup menyakiti makhluk itu untuk melepaskannya. Mau sekeras apapun ia berusaha, rasanya itu akan sia-sia.

"ERRRGGHH....TO..TO...LONG...!!"teriak Ratih dengan nafas yang tersengal-sengal.

Ia melirik ke orang yang sebelumnya duduk di sampingnya, melambai-lambaikan tangannya berusaha menyentuh orang itu supaya tersadar dan bisa menyelamatkannya.

"To..too...loong...!!"

Ratih sudah tidak lagi bisa berfikir berapa lama lagi ia akan bertahan. Air mata mulai menetes di kedua sudut matanya. Ia merasa tubuhnya benar-benar tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi jika tidak ada orang yang menolongnya, namun ia masih berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dan meminta pertolongan.

Tenggorokannya semakin tercekik, nafasnya semakin sempit. Pergerakannya untuk melepaskan diri dari cengkraman makhluk itu semakin melemah. Matanya mulai berkunang-kunang dan ia merasa tubuhnya semakin lemas.

#BERSAMBUNG.....

Note: saya up kalo emang lagi ga ada kerjaan ya, jadi kemungkinan up nya ga menentu dan ga setiap hari. Mohon pengertiannya ya.

Santet Pring SedapurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang