01 RUMAH SAKIT

881 21 0
                                    

Tap tap tap..

     Langkah cepat beberapa dari dokter umum perawat dan Dokter kepala kesebuah ruang ICU.

"Apa yang terjadi ? Dokter kepala terlihat begitu tergesa-gesa!?" - Dr. Hi'an.

"Kau tau korban kecelakaan yang di duga sengaja melompat ke jalan karena ingin bunuh diri ? Dia hidup kembali setelah semalaman berada di ruang jenazah !" -Dr. Adrial.

"Hah benarkah ?! Itu keajaiban..
Hei menurutmu apa dia senang ketika dia nanti siuman dia sadar bahwa dirinya belum mati ?" -Dr. Hi'an.

"Entahlah, apapun itu bukan urusan kita, kita tidak bisa mencampuri urusan pribadi seseorang kita hanya dokter, sebagai dokter kita hanya bisa berusaha menyelamatkan seseorang yang butuh pertolongan!" -Adrial.

"Oh Rial kau begitu dingin setidaknya bayangkan saja apa yang dia rasakan ketika dia bangun, kau bilang jangan mencampuri urusan pribadi seseorang tapi kau begitu senang mencampuri urusanku, harusnya kau juga memberiku ruang pribadi!" -Dr. Hi'an.

" Itu karena kau suka berbuat onar, kau selalu melakukan apapun yang kau inginkan, kau selalu menghilang sesukamu apalagi ketika mendapatkan kerja lembur diluar jadwal mu, kau juga selalu menyeret ku dalam masalah percintaanmu, pada awalnya ini semua salahmu sehingga aku yang harus selalu mengurus mu yang sudah tua bangka ini seperti menjaga bayi !" -Dr. Adrial.

"Hei, aku tidak punya pilihan kau tau ibuku dia selalu memintaku untuk kencan buta, aku tidak punya pilihan demi masa lajang ku aku harus menyeret mu untuk berpura-pura bahwa aku gay, jadi mereka tak ada pilihan selain membiarkanku sendiri, dan aku tidak dapat memikirkan siapa pun selain kau !" -Dr. Hi'an.

"Aku curiga kau hanya membuat alasan untuk menutupi kebenarannya, tidak ada pria yang tak tertarik pada wanita, kau dokter yang aneh!" -Dr. Adrial.

"Hei permisi Pak Adrial jangan berasumsi seperti itu sesukamu, ya memang aku punya alasan tapi kau tidak perlu tau hal-hal yang ku jaga kan. Baiklah aku harus pergi memeriksa pasien dulu !" -Dr. Hi'an

"Baiklah aku juga harus pergi!" -Dr. Adrial.

"Hei jika kau pergi ke lobi tolong tahan Riku untukku !" Dr. Hi'an.

"Ada apa lagi dengan kalian berdua, kalian benar-benar merepotkan tidak bisakah jangan melibatkan aku dalam semua masalahmu !" -Dr. Adrial menghela nafas kesal.

"Aku mengandalkan mu, bye !" Ucap Dr. Hi'an beranjak pergi dengan cepat.


        Dr. Adrial pergi menuju ruang IGD dan kebetulan sekali ia benar-benar bertemu dengan Riku disana, pemuda berumur 21 tahun itu masih sama dengan yang dulu dengan gaya warna rambut black on blue highlight yang masih sama seperti dulu ketika masih sekolah menengah perbedaannya adalah rambutnya sedikit lebih panjang.

"Oh Riku kau disini, kau sudah jarang kesini sejak kau masuk universitas, ku dengar kau masuk jurusan kedokteran kau benar-benar ingin menjadi dokter seperti kakakmu kau serius dengan mimpimu, aku ingat dulu kau sangat suka mengikuti kakakmu kesini !" -Dr. Adrial berusaha mengalihkan perhatian Riku.

"Maaf kak Rial jika kau ingin menahan ku karena permintaan kakakku sebaiknya kakak jangan ikut campur!" -Dr. Adrial.

"Begini Riku, aku juga tidak ingin masuk ke dalam masalah kalian tapi bajingan itu selalu menyeret ku ke dalam ini, jadi katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi aku bukan orang lain kau bisa menceritakan semuanya mungkin aku bisa membantu, meski aku sudah tau pasti tua bangka itu yang membuat masalah sejak awal benar kan ?" -Dr. Adrial.

"Kak Rial sangat mengenal kakakku, kau tau pria itu kembali berbuat ulah dia mengancam orangtua kami jika mereka masih mencarikannya calon istri, ia akan mencari lebih banyak pria untuk di kencani, dan orangtua kami yang kecewa kini menaruh harapan mereka yang besar di pundak ku !" -Riku.

ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang