09. kurasa aku... semakin gila

88 2 0
                                    

Di Gedung Galery Budaya dan seni, beberapa siswa diminta untuk memakai baju adat asli yang kini sudah sangat jarang digunakan, baju adat ini sekarang lebih sering digunakan untuk acara pernikahan saja. Wanita yang memakai baju adat khas untuk wanita terlebih begitu cantik apalagi Rena. Namun kenapa Anta malah tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Kaffa, pakaian adat pria yang ia kenakan begitu cocok untuknya, sungguh ia jauh 10 kali lebih tampan bahkan Rena dan Kaffa seperti sepasang pengantin.

"Wahhh Ghisa ternyata kau cantik, aku sungguh tidak menduga kau bisa secantik ini !" -Jerry.

"Apa kau bilang, jadi maksudmu aku biasanya tidak cantik hah ?!!" Ucap Ghisa marah.

"Hee, tidak tidak, kau cantik kok cantik !" -Jerry.

" Hei kalian ayo foto berdua aku yang ambil foto kalian !" Ucap Derrel pada Kaffa dan Rena.

"Wah kalian benar-benar seperti pasangan pengantin !" -Vivian.

"Aku sangat iri !" -Ghisa.

"Sudah ku bilang ayo berpasangan denganku !" -Jerry.

"Tidak !!" -Ghisa.

"Hei ayo berfoto bersama, hei Anta kau melamun ?" -Uta.

"Hah ? Tidak !" -Anta.

"Hh, tenang kawan meskipun kau tidak bisa memiliki Rena kita akan tetap ada untukmu kami tidak akan membuatmu merasa kesepian!" Ucap Kian menepuk pundak Anta.

"Yaya, ayo kita foto !" -Anta.

"Hei kalian, tidak boleh bertiga, ayo aku ikut !" Teriak Jerry, dari berempat akhirnya semuanya ikut berfoto bersama.



Tiba di tujuan terakhir yaitu tempat wisata alam puncak nasional.

Semua bersenang-senang tapi Anta begitu lemas, ia tak punya energi untuk mengganggu Rena dan Kaffa lagi terlebih jantungnya masih saja berdetak cepat apalagi jika mata Anta dan Kaffa bertemu itu membuat jantung seakan ingin keluar dari dadanya. Anta begitu gusar ia tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya Anta sungguh tak tahan lagi ia harus memastikannya lagi apakah kondisi ini memang dipicu oleh beradaan Kaffa, Anta berjalan dengan yakin menuju Kaffa dan Rena serta lainnya yang asik bersua foto. Anta menarik Rena dan menciumnya itu membuat semua yamg melihat kaget, Rena mendorong Anta dan menyapu bibirnya belum sempat Rena memaki Anta Kaffa menarik kerah Anta dan memukulnya hingga terlihat giginya yang berdarah. Hanya dengan sentuhan Kaffa yang mencengkram kerahnya sudah membuat Anta begitu gugup ia bahkan tak mampu mendengar apa yang dikatakan Kaffa ketika ia telah dapat memastikan bahwa ia mungkin...

Menyukai Kaffa..


Anta tidak pernah seperti ini sebelumnya, ia tak pernah menunjukkn sisi lemahnya pada orang lain kecuali ia sedang sendirian, ia lebih cenderung menjadi aktif ceria dan jail pada orang lain tapi sekarang ia hanya diam sepanjang perjalanan pulang.

" Mungkin dia lelah, biarkan saja dia ayo pulang !" Ucap Uta melepaskan pandangan pada Anta yang tampak sering melamun dan bahkan berlalu begitu saja saat di ajak jalan pulang bersama.

Mereka mengira nanti saat mulai sekolah kembali Anta akan kembali seperti biasanya tapi ternyata tidak, Anta masih saja diam dan banyak melamun bahkan ia lebih banyak menghabiskan waktu di kelas melamun ataupun tertidur. Meskipun sikapnya sedikit berubah bukan berarti ia tidak lagi mengganggu orang lain. Ia masih memalak orang lain ketika pagi saat kelas belum dimulai.

"Hei, kau yang berkaca mata apa kau punya uang jajan lebih?" Ucap Anta mencegat siswa dengan Nametag Yasi Amano.

"Namamu aneh, apa kau darah campuran?" -Tanya Anta lagi.

"Aku tidak punya uang lebih tapi, aku bisa membelikanmu roti dan minuman sebagai gantinya jika kau mau !" Ucapnya takut-takut.

"Baiklah, temui aku dikelas saat jam istirahat belikan aku roti isi dan minuman lemon !" Ucap Anta beranjak pergi.

Jam istirahat dikelas.

"Hei Anta kau jarang keluar sekarang, ada apa denganmu ku terlihay selalu mengantuk apa kau mengambik kerja paruh waktu saat malam ?" -Uta.

"Apa kau melihatku bekerja ?" -Anta.

"Tidak !" -Uta.

"Hei Anta orangtuamu sangat kaya, kenapa kau memalak anak-anak lain ? Kau seperti Seseorang yang tidak pernah diberi makan !" -Kian.

" Benar, kau anak orang kaya yang arogan tapi kau begitu sederhana, aku merasa bingung kenapa kau melakukan semua ini ?" -Uta.

"Jika aku berkata aku memang tidak dikasih makan apa kau percaya ?" Ucap Anta berbaring dilengannya di atas meja.

"Tidak mungkin, aneh sekali ayahmu seorang wali kota dan seorang CEO perusahaan besar, kecuali kau mengada-ada tentang dia ayahmu dan sebenarnya kau anak dari keluarga sederhana, tapi itu juga tidak mungkin mereka tidak memberimu makan !" -Uta.

"Kau pasti sering membuat masalah dan mereka menghukum mu !" -Kian.

"Ya, silahkan berasumsi semau kalian, aku akan tidur !" Anta menutup matanya tapi kemudian anak yang bernama Yasi dari kelas satu datang menepati janjinya.

"Ini roti yang kau minta!" -Yosi.

"Waw, aku belum pernah bertemu dengan orang yang begitu menelati janji seperti dirimu, bahkan kedua cunguk ini sering ingkar janji, aku jadi menyukaimu, lakukanlah lagi besok dan seterusnya, ya Yosi !" Ucap Anta tersenyum ramah.

"Wahh, kau segera merekrutnya menjadi anjing setiamu, hei kau jangn terlalu terpaku padanya jalani saja kehidupanmu sendiri, jika dia mengganggumu beritahu kami, kami akan menarik telinganya dan membawanya pergi.

"Tidak apa-apa, aku akan memberikannya setiap hari !" Ucap Yosi, dari ekspresi sulit untuk menebak apa yang ada dalam pikirannya,ia seperti gadia yang memberikan hadiah untuk orang yang disukainya.

Omong-omong tentang menyukai seseorang, ini sudah beberapa bulan dari Anta yang menyadari ia memiliki ketertarikan pada Kaffa, sekarang ia merasa perasaan itu hanya mempermainkannya saat itu mungkin ia lelah saat itu sehingga perasaan tidak yang nyata itu muncul sesaat, sekarang Anta siap untuk bersaing kembali dengan Kaffa.

Anta Berpasangan dengan Kaffa ketika pelajaran olahraga, ia tak sabar untuk mengecoh Kaffa dan membuat ia keluar dari topeng sempurnanya itu lagi. Masih melakukan pemanasan dan perenggangan otot, Anta menekan punggung Kaffa lagi-lagi ia merasa gugup tapi kali ini berbeda, ini lebih seperti panas dan ada rasa senang, bau harum dari tubuh Kaffa membuatnya mengeras dan membayangkan memeluk tubuhnya, Anta merasa gila ia menekn punggung Kaffa dengan kuat dan Kaffa merenguh kesakitan.

"Hei kalian jangan main-main lakukan pemanasan dengan benar !" Ucap Guru olahraga.

Olahraga lari estafet dimulai, Anta dan Kaffa satu regu, " jangan mengacau !" -Kaffa.

"Kau tidak tau aku pandai berlari!" -Anta.

Kaffa malu mengakui tapi memang jika saja Anta tidak menyebalkan mereka adalah pasangan yang terbaik, mereka berdua mendapat nilai tertinggi seandainya Anta selalu setenang ini dan seserius ini dalam suatu hal, dia mungkin akan lebih baik dari Kaffa dalam beberapa bidang olahraga atau pelajaran lainnya, itulah penilaian Kaffa untuk pertama kali berpikir baik terhadap Anta.

"Bulan depan kita ada turnamen basket, Anta kau salah satu anggota basket kan? Ikutlah latihan tiap hari dengan serius bapak menaruh harapan besar padamu!" -Guru Olahraga.

"Bukan pak, saya bukan anggota tim basket, saya juga tidak tertarik untuk ikut turnamen, berikan pada yang lain saja yang ingin bergabung !" -Anta.

"Kenapa ? Bapak lihat dari tahun pertama hingga sekarang kau begitu semangat ketika pelajaran olahraga, kau juga memiliki fisik yang kuat dan nilai-nilaimu cukup baik, pikirkanlah tunggu jangan terburu-buru menolak, Kaffa tolong bujuk Anta, kalian tim yang bagus, bapak yakin kalian akan menang !" -Guru olahraga.





-NEXT..

ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang