Kaffa kembali melangkahkan kakinya mengejar Rena, Anta hanya diam menatapnya pergi. Tidak masalah ia memang patah hati namun itu tidak masalah masih ada hari esok, setidaknya ia masih punya rencana untuk pergi bersama besok. Anta mengambil langkah mundur lalu berbalik pergi ke arah yang berlawanan.
Disisi lain dua sejoli kembali bertemu, Kaffa memeluk Rena dengan lembut tak ada yang bisa ia katakan selain meminta maaf dan menenangkannya. Kegiatan hari itu pun kembali berjalan seperti biasa, Kaffa dan Rena kembali baikan dan dekat seperti sebelumnya. Ketiadaan Anta membuat kelas menjadi lebih ceria bagi Ghisa yang senang melihat temannya Rena kembali akur dengan kaffa.
Tak terasa hari mulai sore, seluruh acara pun juga sudah selesai para siswa mulai beranjak pergi mengosongkan gedung sekolah. Di Rooftop Anta berdiri menatap para siswa yang tampak kecil itu berbondong-bondong meninggalkan sekolah.
"Tinggal sepuluh hari lagi !" Ucap entitas lain tiba-tiba muncul di samping Anta ikut menatap apa yang Anta perhatikan sejak tadi.
"Apa kau sudah memilih tempat dan cara seperti apa kau ingin mati ?" Tambahnya.
Bukannya menjawab pertanyaan Entitas lain itu Anta malah balik bertanya padanya " kenapa rambutmu tetap merah padahal aku sudah mewarnai rambutku menjadi hitam!"
"Kau ingin aku mengubahnya?" -entitas.
"Tidak, tetaplah seperti itu!" -Anta."Kenapa, kau memikirkan apa ?" -Entitas.
"Aku hanya senang melihat versi diriku dengan rambut merah !" -Anta."Apakah ada hal khusus ?" -Entitas.
"Tidak ada, aku hanya senang ada lebih dari satu diriku, jika yang satu terluka satunya akan menggantikan !" -Anta."Apa aku terluka, kau sedang menggantikan ku Sekarang!?" -entitas.
Anta menatap dirinya yang lain lalu tersenyum dengan dengan santai " Besok kita akan bersenang-senang!" -Anta.
"Meskipun tidak berjalan lancar cobalah untuk tetap bersenang-senang!" -entitas.
Pembicaraan yang ambigu bersama dengan entitas lain dari dirinya itu pun berakhir. Tibalah hari esok, benar seperti dugaan kalau hari ini tidak akan berjalan lancar, karena ada ada ekor yang menempel dibelakang Kaffa. Pertemuan yang harusnya hanya ada ia berdua berakhir dengan Kaffa memboyong Rena bersama antek-anteknya bersama, begitu juga Uta dan Kian dan turut hadir meramaikan pertemuan hari ini.
"Maafkan aku, aku tidak nyaman membatalkan acara kita dan aku juga sudah berjanji pergi dengan mereka, dan maaf karena tidak memberitahumu terlebih dahulu. Jika kau tidak keberatan bagaimana kalau kita pergi bersama sekalian?" Ucap Kaffa, wajah flat Anta membuatnya gugup untuk sesaat tapi kemudian Anta tersenyum dan berkata " baiklah semakin ramai semakin baik !" Ucap Anta lalu ia berbalik menuju halte tujuan bus pariwisata.
Di dalam bus Anta terang-terangan meminta Rena untuk pergi pindah ke kursi lain karena Anta akan duduk di samping Kaffa dan itu memicu perdebatan oleh teman-teman Rena.
"Anta, kau duduk di tempat lain saja kenapa harus mengambil tempat Rena !" Ucap Ghisa.
"Ya Anta, sebaiknya kau duduk dibelakang gunakan waktu ini untuk baikan dengan kedua temanmu ini, kau tidak pernah meminta maaf secara langsung dengan mereka kan ?" -Jerry.
"Biarkan dua sejoli itu menikmati waktu mereka Anta jangan ganggu mereka, duduk lah ini aku akan menemanimu !" Ucap Derrel.
Inilah rencana mereka ikut perjalanan ini, mereka ingin menjauhkan Anta dengan Kaffa. Kaffa merasa tidak nyaman ini terjadi karena dia bercerita pada Rena kalau ia akan pergi bersama Anta dan itu didengar oleh yang lainnya, Kaffa tidak bisa menolak mereka yang ingin ikut, ia berencana untuk membuatkan permintaan satu lagi untuk Anta, jadi anggaplah permintaan nya selama ini belum digunakan, rencana Kaffa dan ia berharap Anta mengerti.
"Anta, duduklah ditempat lain bus akan segera jalan !" Ucap Kaffa. Anta mengalihkan matanya dengan kesal, ia rasa hari ini hanya akan ada full momen patah hati, ia harus mengambil tindakan keras jika tidak ingin menyia-nyiakan waktu.
"Aku ada sesuatu yang ingin ku bahas denganmu, ini penting. Inilah sebabnya aku meminta untuk pergi berdua saja. Aku masih mentolerir kau membawa orang lain karena ku pikir kau akan meluangkan waktu lebih untukku karena ini adalah acara kita berdua !" Ucap Anta suasana lun mulai tegang, Rena menunduk kesal dan sedih, ia seperti tau bahwa ia merasakan kecewa atas tindakan Kaffa selanjutnya tapi ia berharap Kaffa tetap mempertahankannya tetap di sampingnya meskipun rasanya tidak mungkin melihat Anta yang marah.
"Jangan keras kepala, duduklah. Kita bicara bicarakan itu nanti saat sudah sampai!" Ucap Kaffa, Rena kaget ia benar-benar tak menduga bahwa harapannya terkabul. Ka senang Kaffa mempertahannya tetap berada di sisinya.
Setelahnya Anta tidak lagi keras kepala dan membiarkannya saja seperti kemauan Kaffa, Anta duduk di samping Uta tanpa bicara bahkan menatap Uta sedikit pun. Uta merasa tidak nyaman dengan aura kekesalan yang terpancar di sekitar Anta, apalagi perasaan asing diantara mereka berdua yang membuat Uta semakin merasa tercekik.
"Kenapa kau diam saja ? Kau tidak ingin memperbaiki pertemanan kita ?" Ucap Uta mulai kesal.
"Jangan bicara denganku, aku tidak melibatkanmu lagi dalam hidupku. Hari ini akan menjadi hari buruk jadi tetaplah menjaga jarak !" Ucap Anta.
"Kapan kau akan berubah ? Kenapa kau sangat suka mengganggu Kaffa dan Rena, apa kau masih tidak rela Rena bersama Kaffa ? Hentikan saja semuanya Anta, kau sudah terlihat kacau sejak kejadian terakhir!" Ucap Uta sebenarnya mencemaskannya.
"Aku melakukan ini untuk mengakhiri segalanya. Jika semua kacau hari ini itu semua karena kalian yang suka ikut campur !" Ucap Anta, semua dapat mendengar pembicaraan mereka begitu juga Kaffa. Dalam pikirnya, Anta masih dengan niatnya untuk mengakhiri semuanya, yang jadi masalah adalah mengakhiri yang seperti apa ? Apakah Anta serius ingin mati ? Apakah keputusannya hari ini mempengaruhi tindakan yang akan ia ambil ?
Kaffa pun menjadi panik, ia takut jika hari ini karena keputusannya membawa teman-teman membuat Anta semakin yakin untuk mengakhiri hidupnya.
Kaffa tiba-tiba berdiri " Fa, ada apa ?" Tanya Rena kaget dan bingung.
"Uta ayo bertukar tempat duduk!" Ucap Kaffa membuat semua terkejut begitu juga Anta dan Rena.
Akhirnya Anta dan Kaffa pun duduk bersama, Anta mendiamkan Kaffa untuk beberapa saat Kaffa juga segan untuk mengajaknya bicara, ia hanya bisa menatapnya sesekali dan terus memperhatikan nya diam-diam. Ponsel Anta berbunyi sepertinya ada pesan masuk. Pesan itu dari Shura yang memantau keberadaan dan keadaan Anta saat ini, Anta pun membalasnya guna membuat Shura tidak khawatir.
Saat membalas pesannya Kaffa mengintipnya, bukan sengaja sebenarnya ia ingin menarik perhatian Anta tapi memutar matanya dan membuang muka.
"Hei, kau marah ? Maaf, anggap saja ini jalan-jalan biasa, kau bisa simpan permintaan mu untuk lain kali !" Bujuk Kapa.
"Seharusnya aku tidak berharap !" Ucap Anta masih membuang muka.
"Aku akan menemanimu, rencana kita akan tetap seperti sebelumnya. Aku janji !" Ucap Kaffa mendekatkan dirinya menenggokkan wajahnya pada Anta yang memalingkan wajah. Semua memperhatikannya kebersamaan mereka yang aneh dan tidak biasa tersebut.
"Pegang kata-kata mu !" Ucap Anta kini mereka saling tatap. Kaffa tersenyum lalu mengangguk, ia senang Anta masih bisa dibujuk.
Next..
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Novela JuvenilAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.