Kaffa dengan gugup membuka pintu kamar rawat Anta, matanya langsung tertuju pada tubuh yang kini tidak lagi terbaring tanpa membuka matanya. Hal yang selalu Kaffa mimpikan dalam tidurnya ketika ia masuk ke dalam kamar rawat ini ia melihat Anta duduk di kasurnya menatap nya dan bicara padanya dan hari ini itu bukan mimpi tapi kenyataan.
Kaffa mengingat peringatan Fano bahwa ia harus hati-hati mendekati Anta, di alam bawah sadarnya Kaffa sudah sangat menyakitinya. Kaffa tahu sedikitnya, setidaknya kejadian pemukulan itu mungkin Anta alami kembali di alam bawah sadarnya. Ia tak tahu pastinya apa yang terjadi selanjutnya, di sana ia menyakiti Anta lebih dari pemukulan itu, apakah itu tentang foto-foto yang disebutkan Antonio itu? Apakah itu tentang perasaannya?
Ini adalah hal yang sangat ingin Kaffa tanyakan pada Anta, bagaimana sebenarnya perasaannya untuknya, benarkah Anta menyukainya?
Hari yang Kaffa habiskan untuk mencarinya ketika kabar bunuh dirinya menyebar di alumni sekolah, hari yang jalani memikirkan Anta dan mencoba terus memahaminya beberapa tahun ini hingga akhirnya ia menemukannya kembali ia sadar perasaannya mulai melekat padanya, ia tak tau hubungan seperti apa yang akan terjalin yang pasti ia ingin menjaga Anta untuk berada disisinya, seperti seorang kekasih, ia benar-benar ingin menyentuhnya. Kaffa selalu merasa buruk setelah ia mencium Anta yang sedang koma, ia selalu membayangkan berciuman, berpelukan dan lain-lain dengan Anta yang sadar.
Ah memikirkannya ia kembali merasa malu pada dirinya sendiri. Sudah beberapa menit Kaffa berdiri menghadap punggung Anta yang duduk menghadap jendela, tak sedikit pun Anta berbalik atau pun bergerak. Kaffa merasa cemas karena tidak ada pergerakan dari Anta, ia juga mulai merasa takut secara random membayangkan Anta seperti hantu.
Kaffa berjalan perlahan menuju hadapan Anta. Kaffa sedikit lega ekspresi Anta terlihat biasa-biasa saja dia hanya melamun, mungkin masih memikirkan yang terjadi di alam bawah sadarnya..
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Kaffa, Anta bergerak menatap Kaffa.
"Aku hanya memikirkan ini tampak sangat nyata, sama seperti sebelumnya!" Ucap Anta.
Kaffa duduk disampingnya Anta ia melirik tangan Anta ingin sekali ia menggenggamnya tapi ia menahan diri. " Maafkan aku, yang terjadi di alam bawah sadar mu dan juga yang terjadi sebelumnya?!" Ucap Kaffa.
"Apa kau menyukaiku?" Tanya Anta, Kaffa kaget setengah mati dengan pertanyaan tiba-tiba itu.
"Sebelum hipnoterapi dilakukan, aku ingat kau mencium ku !" -Anta.
"Hehh??!" Kaffa kepalang malu, ia benar-benar memerah sekarang.
"Maafkan aku !" Ucap Kaffa berjongkok di bawah kaki Anta dengan tangan yang memohon di atas kepala yang menunduk malu.
"Haaa !" Anta tiba-tiba terdengar tertawa, Kaffa menatapnya dengan bingung. Tawa itu jelas bukan tertawa lucu atau senang. Tapi Anta sedang merasa kecewa atau sedih.
Dengan kaki terlipat, lutut dilantai dan kedua tangan di atas lutut, dengan serius Kaffa meminta maaf kembali dan mengakui perasaannya " Maafkan aku, aku tau aku sudah banyak menyakitimu. Maafkan aku, karena telah lancang menciummu. Maafkan aku, karena tanpa sadar telah menghina perasaanmu. Maafkan aku, karena terlambat menyadari perasaanku. Anta aku ingin tahu dengan jelas benarkah kau menyukaiku. Bahkan jika kau sudah tidak lagi menyukaiku, aku akan tetap mengakui sekarang di hadapanmu bahwa, aku menyukaimu. Izinkan aku mendekatimu!" Ucap Kaffa menatap Anta dengan serius, Anta kembali tertawa bersama dengan air mata yang jatuh.
Anta beranjak berdiri dengan susah payah ia beranjak berjalan keluar. Kaffa mengikutinya dengan cemas begitu juga yang lainnya yang menunggu di luar.
"Anta kau mau kemana ?" Tanya Shura memegangi Anta tapi ia menepisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Teen FictionAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.