Di rumah sakit
Gavin gugup berada di depan teman-temannya Anta terlebih salah satunya adalah Kakaknya Karina Kaffa. Gavin tak tau harus apa apalagi Shura menatap mereka dengan tatapan tak bersahabat."Apa kau benar-benar hilang ingatan ?" Tanya Antonio.
"Um !" Angguk Gavin.
"Kau terlihat sangat kurus !" -Antonio.
"Kau benar-benar tidak ingat kami ?" -Kaffa.
Gavin menatap Anta ia tak tau harus menjawab apa tapi Anta menjawabnya "Dia ingat !" -Ucapnya.
"Hah, jadi kau amnesia atau tidak?" -Antonio.
"Itu tidak penting, katakan alasan kalian ingin bertemu!" -Anta, meskipun semua merasa aneh ada apa dengan Gavin yang memimpin pembicaraan tapi mereka tetap berada di jalurnya memenuhi niat awal.
"Aku senang kau baik-baik saja, aku mungkin masih menyukaimu tapi aku ingin kita berteman dengan baik, aku- hhh , aku ingin mengenalmu lebih baik Uta dan Kian pasti senang mengetahui kau baik-baik saja, Rena juga mencari mu aku belum bicara dengannya mengenai keadaanmu, jika kau merasa lebih baik nanti izinkan dia menemui mu !" -Kaffa.
"Kau berubah!" -Anta tersenyum samar, Kaffa berbalik menatap Anta aneh, ia curiga akan sesuatu lagi-lagi ia berpikir sesuatu yang mustahil, di depannya sekarang adalah Anta tapi ia merasa Anta ada dibelakang nya dan di belakangnya adalah Gavin.
"Ohh, kau tersenyum !" Tunjuk Gavin pada Anta, Gavin senang melihatnya sedangkan yang lain terlihat terpaku kaget dengan sikap Anta yang sangat jauh berbeda.
Kaffa semakin merasakan keanehan itu ketika merasakan keberadaan keduanya, Kaffa benar-benar tertukar membedakan mereka seolah Anta adalah Gavin dan Gavin adalah Anta, Kaffa berdiri karna merasa sesak di dadanya ia merasa sangat ingin menyuarakan apa yang ia rasakan, tapi Kaffa tidak bisa bicara dan akhirnya mereka pulang begitu saja.
"Kau tidak terlihat puas setelah bertemu dengan Anta!" Ucap Riku yang sedang menyetir.
"Apa kau tidak merasakan Anta berbeda, aku merasa dia bukan Anta!" -Kaffa.
"Jika dia bukan Anta lalu siapa? dia memang agak berbeda tapi aku yakin dia benar-benar Anta!" -Riku.
(......)-Kaffa.
Di rumah Gavin, Anta menaiki tangga menuju kamar lalu keluar lagi dengan kardus yang berisi barang-barang aneh milik Yasi itu.
"Kau datang bersamanya lagi ?" -Ayah.
"Ayah !" -ibu mewanti-wanti sikap Ayah, ibu tidak ingin anaknya pingsan seperti kemarin malam.
"Ibu ayah tenang saja, ini hampir selesai, aku janji aku akan bersama kalian lagi seperti dulu !" Ucap Anta tersenyum tipis lalu beranjak keluar.
Anta dan Yasi membuka segel dalam Boneka dengan rangkaian ritual sederhana di dalam mobil, lalu membakar boneka tersebut termasuk semua barang aneh lainnya kecuali foto dan flashdisk. Setelah menunggu tidak ada perubahan sama sekali, Anta meraba tubuhnya dan wajahnya dia masih Gavin dia belum kembali ke tubuhnya.
"Kenapa tidak ada apa pun yang terjadi?" -Anta.
"Aku juga tidak mengerti, apa kau yakin ritual ku penyebab kau berpindah tubuh ?" -Yasi.
"Jika bukan karna ini lalu apa ?! Aku sudah menunggu ini, ku pikir akhirnya aku bisa mengembalikan semuanya, lihatlah wajah mereka, mereka menunggu anak mereka kembali, JIKA BUKAN KARENA RITUAL INI LALU APA ?!
bisakah menjelaskannya ?" Ucap Anta putus asa."Aku gagal lagi, aku harus bagaimana sekarang ? Aku merebut tahun-tahun terbaik dari seorang remaja, apa alasan ini semua terjadi kenapa ini terjadi!" Ucap Anta menekan dahinya, Yasi ingin menenangkan tapi Anta beranjak masuk ke dalam rumah meninggalkan Yasi sendirian. Di kamarnya yang gelap Anta membakar Foto-foto di dalam sebuah kaleng dan membakar Flashdisk itu bersama foto-foto tersebut angin bertiup kencang masuk melakui jendela yang terbuka, kordien coklat itu terombang-ambing ditiup angin. Selama beberapa hari tidak semangat untuk keluar dia mengunci diri di kamar bahkan tidak masuk ke sekolah, Kak Luwis, ibu dan Ayah bergantian menjenguknya memberikan makanan memberikan perhatian mereka tapi Anta hanya berbaring di ranjang, dia makan sedikit untuk menambah meskipun ia tidak nafsu makan. Tiba-tiba terdengar keributan di bawah Anta keluar perlahan dari kamarnya melihat apa yang sedang terjadi, di bawah Gavin datang bersama Shura, Ayah marah-marah pada Gavin yang berada di tubuh Anta, Ayah masih menyalahkannya untuk semua yang terjadi dan perubahan Anaknya yang tidak lagi ceria seperti dulu, Gavin senang Ayah begitu khawatir padanya dan menyayangi begitu besar tapi ia juga sedih dan sakit Gavin tau ini adalah perasaan Anta, perasaan itu semakin kuat Gavin menatap ke tangga di sana ada Anta berdiri diam, Gavin bergegas berdiri tapi terjatuh Shura ingin membantunya tapi Gavin tergesa-gesa ingin menuju Anta meskipun ia harus merangkak.
"Gavin, nak masuk ke kamarmu sayang , kenapa kau berdiri diam disana ?" -Ibu.
"Gavin !" Ayah berlari menuju Anta tapi Anta berteriak berkata pada semuanya untuk tetap pada posisinya.
"Gavin, aku dengar kau sakit saat aku menelpon Kak Lu, aku sudah membuat daftar aku ingin membicarakannya denganmu, ayo buat daftar keinginan, kita lakukan apa yang kau inginkan satu persatu!" Ucap Gavin di lantai menatap Anta di atas ujung tangga di lantai 2.
"Baiklah, ayo kita lakukan sekarang!" Ucap Anta beranjak turun, semua menatapnya tapi tak bisa berkata apa-apa.
Anta memanggil Kaffa untuk bertemu di Cafe tempat Reuni SMA mereka dulu , Anta menyuruhnya untuk mengumpulkan Uta, Kian dan semuanya, meskipun Kaffa bingung tapi ia melakukan apa yang disuruh.
Di Cafe.
"Anta, kau masih hidup !" Ucap Kian menatap Gavin yang berada di tubuh Anta.
"Aku senang kau baik-baik saja !" Ucap Uta menangis.
"Anta !" Panggil Rena dan memeluknya.
"Apa yang kau pikirkan kenapa kau melakukan itu ?!" Ucapnya menangis."Aku juga ingin memelukmu!" Ucap Kian beranjak memeluk Gavin, lalu Uta, jerry dan Derrel, sedang Ghisa dan Vivian hanya bisa bergabung lewat video call mereka juga menyampaikan rasa bahagia melihat Anta hidup dan baik-baik saja. Gavin hanya bisa tersenyum canggung menerima semuanya sesekali ia menatap Anta yang terus minum dan makan dengan lahap.
"Kau tidak makan dirumah ?" Tanya Kaffa yang sedari tadi memperhatikan Anta.
"Tidak, aku sibuk meratapi nasib, hei jika aku pacaran dengan Karina kau akan bersikap baik kan ?" Ucap Anta menatap Kaffa dengan tatapan tajam.
"Tidak, aku tidak setuju kau pacaran dengan adikku !" Ucap Kaffa, Gavin kaget mendengar ia patah hati dan sedih.
"Tidak denganmu yang sekarang, jika kau bisa kembali seperti dulu baru aku akan merestuinya !" Ucap Kaffa serius menatap Anta sama tajamnya.
"Bagaimana jika aku tidak pernah kembali seperti dulu ?" -Anta.
"Percakapan kalian terdengar begitu akrab, kalian lebih seperti teman dari pada adik dan calon kakak ipar haha!" Ucap Derrel.
"Ya benar, bahkan Anta terlihat lebih sopan denganmu dari pada Gavin !" -Jerry.
"Maukah kau menerima Gavin bagaimana pun keadaannya ?" -Anta.
"Kau adalah kau, tidak akan merubah Fakta meskipun kau berubah !" Ucap Rena.
"Itu benar !" -Kaffa.
"Baiklah aku senang, aku sudah tidak tahan ku harap aku bisa mengakhirnya !" Ucap Anta meneguk air terakhir dalam gelas bersamaan dengan itu Gavin bangkit dengan kakinya karena ia tau maksud dari Anta dalam waktu bersamaan Gelas jatuh dari tangan Anta bersamaan dengan Gavin tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri. Seperti kilatan yang membuat gelap dalam beberapa detik, Gavin terbangun dengan posisi tangannya ditarik oleh Kaffa dengan ekspresi khawatir. Gavin menatap ke arah Anta Gavin kaget posisi duduk mereka berubah, Gavin melihat tubuh Anta di dekat kak Rena dan Kak Shura, dan Anta belum juga sadar.
"Aku kembali !" Ucap Gavin syok, Kaffa yang mendengarnya juga kaget kemudian ia menatap Anta yang belum juga bangun.
"Kenapa dia tidak bangun?" Ucap Kaffa menatap Gavin, Gavin menatap Kaffa yang seperti tau tentang pertukaran jiwa mereka.
"Kak Kaffa tau ?" -Gavin, Kaffa yang mendengarnya pertanyaan itu keluar dari mulut Gavin segera bangkit mendekati Anta mengangkat tubuhnya membawanya ke mobil, Shura menyetir, Gavin dan Kaffa berada di mobil Shura Kaffa tampak begitu khawatir ia memeluk tubuh Anta erat dalam pelukannya ketika itu Kaffa menyadari sesuatu. Suatu hari saat mereka saling mengganggu Kaffa mereka menikmati kebersamaan yang terjalin dari permusuhan itu, ketika ia mengira Anta berpura-pura menjadi gay dan seolah menyukainya ia merasa tidak membencinya. Kaffa tidak mengerti kenapa namun satu hal yang ia sadari seketika Anta berubah jadi pendiam ia sangat ingin berteman dengannya, ia ingin tau apakah Anta bisa berubah bila di beri kesempatan namun ia tak melakukannya dan penyesalan itu terus tumbuh dan berakar hingga kabar bunuh diri mencuat menjadi berita hangat di kalangan sekolah satu angkatan serta para guru dan itu membuat hatinya menjadi penuh sesak.
Lagi-lagi sekarang ia berpikir jika diberi kesempatan apakah ia bisa melakukan apa tidak ia lakukan dulu ?
Ia ingin menjaga Anta disisinya seperti Riku, sebagai teman yang paling ia percayai.
-Next ..
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Teen FictionAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.