Bab 16

14 1 1
                                    

Bagaimana dengan Bj ?
Mungkin Bj adalah anakan yang lahir karena menjadi salah satu korbannya Fano. Bj tertarik dengan Fano dan semua yang Fano lakukan, ia meniru bagaimana Fano bekerja tapi dia tidak bisa mempertahankan dirinya, ia selalu terbawa pada peran yang salah, ia tak pernah bisa menjadi seorang Fano yang duduk tenang tapi menguasai seluruh kelas.

Kasus penusukan Anta yang melibatkan dirinya adalah pukulan untuknya, ia berusaha menarik dirinya kembali agar tidak jatuh hanya karena mengejar Fano yang berada jauh di depan. Ia berpikir untuk apa berlari mengejarnya padahal Fano sama sekali tidak bergerak dadi tempatnya, ia pun mulai mencari cara lain untuk memahami Fano. Apakah Fano itu jahat? Atau menyedihkan ?

Caranya mengetahui semua masalah orang lain tanpa membantu membuat terlihat seperti iblis. Tapi jika dilihat dari sisi yang lain, dia menyimpan semuanya sendiri tidak pernah ada sedikit pun informasi yang bocor, ia tidak pernah menjual informasi yang ia ketahui pada orang lain untuk kepentingan pribadinya, dia seperti berdiri di tengah ruangan yang ramai sendirian, apakah dia tidak kesepian? Seperti halnya ia selalu memperhatikan orang lain adakah ia ingin diperhatikan oleh orang lain ? Itulah yang Bj pikirkan dan sedikit demi sedikit sepertinya Bj dalam melihat celahnya.

Dugaannya sepertinya benar, Fano sebenarnya ingin diperhatikan oleh orang lain itulah kenapa Fano sedikit melonggarkan penjagaannya ketika mengetahui Bj adalah orang yang sama sepertinya, yaitu suka bermain-main dengan orang lain hanya untuk memahami karakternya dan hanya untuk melihat reaksi yang ditimbulkan jika ia memancingnya sedikit. Dan lagi-lagi Pras adalah korban dari kegilaan kedua orang ini.






°•








Anta benar-benar menarik Kaffa untuk dirinya sendiri hari ini, dari pagi hingga pulang sekolah Anta mengalihkan perhatian Kaffa dengan berbagai permainan hingga ia lupa pada yang lainnya. Entah itu membawanya kabur dari pekerjaan dan malah bermain basket bersama, membawanya berlarian di Koridor dan bersembunyi ketika berpapasan dengan guru. Mereka berdua sangat bersenang-senang hari ini, senyum dan tawa tak pernah pudar menghiasi wajahnya keduanya. Anta juga membujuk Kaffa untuk pulang bersama lebih dulu. Meski Kaffa sedikit ragu tapi Anta menyakinkan dia bahwa tidak apa-apa karena ini memang sudah seharusnya waktu jam pulang, Anta menyuruh Kaffa untuk menunggu di dekat pintu keluar sedangkan Anta mengambil tas keduanya. Anta menggandeng tangan Kaffa dan mengajaknya berlari keluar dari sekolah.


Meskipun Kaffa melakukan hal tidak seharusnya hari ini, tapi ia tak menutup hati bahwa ia bersenang-senang hari ini. Menatap punggung Anta dari belakang seperti ini sedikit membuat hati Kaffa bergetar dan entah kenapa ia merasa rambut yang berantakan, terhempas dan tertiup angin karena berlari itu terkesan indah di mata Kaffa. Perasaan apakah ini ? Rasanya seperti kekaguman dan menyejukkan, batin Kaffa.

Rena terdiam dengan kekecewaan sedih dihatinya ketika melihat tas Kaffa sudah tidak ada di atas kemari loker kelas begitu juga dengan milik Anta, Rena merasa dirinya sudah kalah. Entah kenapa Rena merasa patah hati, ia merasa gila dan ingin menangis karena bingung dengan rasa sakit yang ia rasakan. Sebenarnya ia tak ingin berpikiran yang aneh-aneh tapi feeling begitu kuat menusuk hatinya. Rena menunduk dan mulai menangis ia merasa Kaffa tak lagi menyukai seperti sebelumnya, sepertinya Kaffa sudah bosan terhadapnya, batinnya.


Ghisa dan Vivian melihat Rena menangis, Vivian menanyakan apa yang terjadi padanya tapi Ghisa tahu bahwa ini pasti berhubungan dengan tak adanya Kaffa dan Anta seharian ini. Ghisa tak tau apa yang sebenarnya terjadi namun ia tau pasti kalau hubungan Rena dan Kaffa sedang renggang dan itu karena Anta.




Anta dan Kaffa bermain bersama, entah itu bermain di kolam bola, bermain mesin capit, permainan game mengemudi, dll. Sebelum itu sebelumnya Anta sudah menghubungi Shura kalau ia akan pulang terlambat karena ia main dengan seorang teman. Dan hari sudah gelap sekarang Anta dan Kaffa duduk di ayunan di sebuah tanam bersama sembari memakan ice cream.


"Kau belum menggunakan permintaanmu, kau bilang kau ingin pergi bersama kapan itu ?" -Kaffa.

"Setelah acara kenaikan kelas besok, ayo kita pergi jalan-jalan. Ke pantai atau pegunungan?" -Anta.

Kaffa terdiam sejenak menatap Anta seperti ada yang ingin dikatakan. "Ada apa ?" -Anta.

"Tidak ada !" Ucap Kaffa, sebenarnya ia masih memikirkan tentang Anta yang berencana pergi. Ia ingin bertanya apakah Anta masih memikirkan hal tersebut. Kaffa masih meragukan apa yang Anta katakan sebelumnya, tentang rencana mati atau pindah sekolah mana yang sebenarnya ingin Anta lakukan? Apakah Anta sengaja tidak memberitahu untuk memutuskan segala hubungan ketika waktunya tiba pindah?



Esok hari pun tiba, acara kelulusan kelas 3 yang sakral dilakukan terlebih dahulu baru setelahnya acara perpisahan, Beberapa anak kelas yang lulus termasuk Bj, Fano, Riku ada juga Praz dan Aska, mereka bersyukur Anta memegang kata-katanya kalau ia akan membuat merwka lulus tanla masalah. Sebenarnya mereka telah mencari Anta setelah hasil kelulusan mereka dapatkan tapi mereka tak menemukan Anta. Karena Praz dan Aska yang mencari Anta, Kaffa jadi sadar kalau Anta tak terlihat dari pagi.



"Fa, apa kau sudah makan, ini cobalah!" Ucap Rena memberikan kue tapi Kaffa malah menanyakan Anta dan mengabaikan kue nya.

"Ren, apa kau melihat Anta ?" -Kaffa.

Rena diam sejenak karena ia kesal kemudian ia tak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya. "Apa pacarmu itu Anta ? Kenapa kau selalu mencarinya, kau selalu sibuk bersamanya akhir-akhir ini. Kau tidak memperhatikan ku, lihat bahkan kau mengabaikan kue yang ku berikan !" Ucap Rena, Kaffa kaget melihat Rena tiba-tiba marah.

"Ah, maafkn aku. Aku tidak sadar mengabaikanmu!" Ucap Kaffa, sebenarnya Rena langsung luluh ketika mendengar Kaffa minta maaf tapi Rena tidak mau terlalu cepat memaafkannya.

"Pacaran saja dengan Anta jika kau lebih menyukainya !" Ucap Rena menaruh dengan kasar kue yang ia bawa ke atas meja lalu beranjak pergi.

"Hayooo loh, kenapa tuh !" Goda Jerry.

"Kenapa kau malah diam aja, kejar sana, dia menangis gara-gara kau kemarin!" Ucap Ghisa.

"Dia menangis?" Kaffa kaget mendengarnya, ia tak tau kalau ia sudah menyakiti perasaan Rena hanya karena ka penasaran ucapan Anta tentang rencana kepergiannya. Kaffa pun beranjak lari mengejar Rena, Kaffa merasa bersalah ia terpengaruh oleh Anta, terjebak oleh teka teki sulit yang Anta mainkan. Kaffa pun mulai berpikir sebaiknya ia menjaga orang-orang yang ada disisinya daripada memahami hal rumit tentang Anta, ia yakin Anta akan baik-baik saja, pikirnya atau mungkin sebenarnya harapannya.





Tapi kemudian Kaffa terhenti berlari ketika tiba-tiba ia teringat ekspresi Anta saat di jembatan, perasaan tidak nyaman itu begitu terasa dan ia juga tak bisa mengabaikan Anta. Kaffa sedang mengalami dilema, ia tak mengerti apa yang sedang terjadi padanya dan apa yang harus ia lakukan. Pacar atau teman siapa yang harus di dahulukan?


Dari tempat tersembunyi Anta yang sebenarnya tadi tak sengaja mendengar Rena marah pada Kaffa, ia mengikuti keduanya. Ia tau Kaffa sedang cemas pada dirinya dan dia juga tak bisa mengabaikan Rena. Mana yang akan Kaffa pilih, terus mengejar Rena atau mencari keberadaan nya ? Batin Anta menanti tindakan Kaffa selanjutnya.









Next

ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang