(FLASHBACK OF)
"heii Gavin !"
Ucap Karina menarik wajah Gavin mendekat, ketika Gavin sadar ia masih berada di kelas dengan semua teman-temannya yang menatapnya khawatir.
"Jam istirahat sudah berlalu, kau melamun begitu lama, seperti biasa jika kau melamun sangat sulit untuk menyadarkan mu kembali kau begitu tenggelam dalam pikiranmu sendiri!" Ucap Karina.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Jika kau mencoba mengingat apa yang kau lupakan sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri !" -Hasley.
"Gavin, maaf apa aku membuatmu merasa sedih kau tidak perlu memaksakan diri untuk mengingat bagaimana pun kau sekarang kami masih senang setidaknya kau sehat !" -Kairi.
"Kai, Hasley !" Ucap Gavin menatap mereka serius.
"5 tahun lalu, saat turnamen basket apakah kita menontonnya bersama?" -Tanya Gavin.
"Kau ingat sesuatu?"- Kairi.
"Turnamen basket ? Apa saat kita kelas 1 SMP ? aku ingat kau mengajakku menonton tapi aku tidak bisa saat itu!" -Hasley.
"Kau mengingatnya ?" Ucap Karina serius menatap Gavin.
"Tidak, aku hanya sekilas mengingat aku berlari setelah acara itu selesai dan aku menabrak salah satu anggota Tim yang menang saat itu !" -Gavin.
"Itu pertandingan Kakak ku, Tim kakak ku yang memenangkan pertandingan saat itu, dan kau datang mengikuti!" Ucap Karina menunduk, ada ekspresi bersalah diwajahnya.
Anta menghela nafas panjang seraya tersenyum, ia tak mengira saat itu ia telah bertabrakan dengan Gavin apa kesalahan yang membuat tubuh mereka tertukar ?
Apakah ini sudah takdir ?Takdir macam apa yang mengubah tubuh orang lain, satu-satunya yang dirugikan disini adalah Gavin, Gavin mati begitu saja menggantikan dirinya.
"Maafkan aku, jika kau mengingat perilaku buruk ku dimasa lalu !" Ucap Karina.
Dan disepanjang perjalanan pulang Gavin masih saja melamun, inilah sebabnya Hasley, kairi maupun Karina harus ekstra memperhatikan Gavin takut Gavin akan masuk ke dalam lubang sebab tak memperhatikan jalan karena sibuk melamun. Dirumah juga ibu dan ayahnya tak bisa berhenti khawatir padanya meskipun Gavin berusahalah menyembunyikan kebiasaannya berpikir ini dari keluarganya tapi ia terkadang tidak dapat menahan untuk tidak tenggelam dalam mengingat masa lalunya yang kelam, sebab dan akibat yang membuat dirinya terjebak dalam tubuh seorang remaja yang lebih muda darinya.
Gavin tak sengaja mendengar pembicaraan ayah dan ibunya, mereka menyuarakan ke khawatiran nya pada anak bungsu mereka.
"Gavin tidak menunjukkan perkembangan dari kecelakaan 3 tahun yang lalu !" -ibu.
" Bersabarlah, setidaknya Gavin baik-baik saja !" -Ayah.
"Kau pikir dia baik-baik saja ? Dia sering melamun dia sering keluar dari pikirannya sendiri, dia jauh menjadi orang lain bahkan dengan warna rambutnya sekarang !" -Ibu.
"Jangan terlalu cemas, dokter mengatakan dia baik-baik saja meskipun dia sedikit mengalami tekanan dalam psikologisnya, dokter mengatakan untuk tidak mendorongnya terlalu keras, mungkin kita tanpa sadar memaksanya kembali seperti dulu, untuk sekarang bukankah lebih baik untuk menerima keadaan sekarang ? Jika dia merasa diterima sebagai dirinya sekarang mungkin dia akan berangsur menjadi lebih baik, bukankah nilai akademisnya membaik sekarang ? Tidak ada tang perlu dikhawatirkan!" Ucap Ayah memeluk ibu menenangkannya.
Anta alias Gavin merasa semakin buruk telah mengambil alih tubuh anak mereka sangat jelas ia tak mungkin diterima dalam keluarga mereka, bahkan sebagai Gavin sendiri mereka telah tanpa sadar menuntut Anak mereka yang dulu kembali meskipun Anta lebih baik dalam bidang akademis, tidak perduli apa ia menjadi siswa terbaik dan terpandai yang mereka inginkan adalah Gavin Stein bukan Anta Galavin.
"Mengapa, mengapa tidak ada mau menerima ku, bahkan tuhan tidak menginginkanku lalu apa yang harus ku lakukan!" Gumam Gavin dengan suaranya yang gemetar tak lama tetesan air jatuh dari pipi hingga dagu.
(Flashback)
Anta berpapasan dengan paman yang sama-sama baru datang, Anta ingin segera pergi ketempat tidurnya yang ada disamping rumah mewah ini tapi langkahnya terhenti ketika paman memberikannya peringatan.
"Jangan memakai namaku untuk urusan pribadimu !
Ku dengar kau ikut pertandingan basket, aku tidak perduli kau menang atau kalah jangan pernah mengatakan kau adalah anakku, aku tidak ingin kehidupan pribadiku terlalu disorot publik dan jangan membuat kekacauan seperti terakhir kali, ingatlah untuk bertindak seperti bayangan, aku tidak bisa kehilangan semua yang telah ku perjuangkan, aku mati-matian untuk berada di atas seperti sekarang jangan sampai kau menghancurkan segalanya akan lebih baik jika tidak ada yang mengenalmu sebagai anakku !" -Ucap paman lalu ia beranjak masuk, namun Anta tetap berdiri diam sejenak menahan sakit dihatinya yang serasa ditusuk ribuan jarum yang tumpang tindih tidak ada celah untuk menaruh bahkan satu jarum lagi."Masuklah ke ruangan mu, tidakkah kau lelah !" Ucap Shura entah sejak kapan ia berdiri di dekat pagar, ia beranjak masuk ke rumahnya yang mewah setelah mengatakan itu, sebenarnya itu mungkin kali pertama Shura bicara dengannya.
Anta berbaring ditempat yang sempit dan gelap yang hanya ada penerangan dari kamar mandi kecilnya. Seraya memakan rotinya yang berjamur Anta menatap ponselnya melihat galerinya dimanapun yang terdapat foto Kaffa meskipun sedikit Anta merasa jantungnya terus berdegub kencang dan ia teringat lagi dengan sikap bodohnya saat pertandingan tadi, mungkin memang lebih baik orang lain tidak tau apa yang ia lakukan jika tidak, ia akan sangat malu karena telah melunak pada Kaffa si rival cintanya.
Tiba-tiba ada pesan grup basket dari Fazkal menyuruh semua berkumpul di Resto xx jam 8 untuk merayakan kemenangan. Tapi Anta tidak punya waktu untuk itu, ia harus bekerja. Mungkin paman masih memberinya makan tapi itu bukan berarti paman atau siapa pun akan memberikan makanan ke tempatnya ia harus masuk kerumah mewah itu dan makam bersama di meja makan itulah sebabnya Anta berpikir masih ada sedikit kebaikan dari paman setidaknya ia masih menyuruhnya makan bersama meskipun tidak pernah ada suasana yang disebut nyaman untuk semua makan bersama ketika Anta berada diantara keluarga paman yang bahagia itu, Anta tidak tega merusak tawa mereka itulah sebabnya Anta enggan untuk makan bersama.
Anta bekerja paruh waktu disebuah toko yang ada di sudut gang, hanya orangtua dan pria yang menyeramkan yang suka bekerja malam yang datang ke toko tersebut itulah sebabnya Anta suka bekerja disana karena kemungkinan ia kepergok oleh orang yang ia kenal sangat sedikit. Anta harus kerja karna persediaan makanannya sudah habis. Lihatlah bagaimana kerasnya hidup Anta namun ia masih memiliki fisik yang kuat apakah ini anugrah atau kutukan ? Rasanya Anta disuruh untuk menderita untuk waktu yang lama.
Melewatkan pesta adalah hal yang merugikan karena ia tak bisa makan enak dan gratis, tapi ia tak bisa bertemu Kaffa untuk saat ini, ia takut akan melakukan hal bodoh lagi.
-NEXT ...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Teen FictionAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.