Dirumah Kaffa.
Weekend, sehari sebelum ujian Kaffa belajar di kamarnya. Tiba-tiba ia mendengar adiknya bejalan dengan cepat sembari marah-marah di telpon.
"Apa kau gila kenapa kau membeli hal seperti itu !"
/"Tidak jadi, kakak yanh baik membantuku membuangnya. Dia berkata itu pintar jika belajar sedikit aku akan lebih baik, makanya aku memintamu untuk mengajari ku, aku membawa teman-teman juga kok jadi tolong bukakan kami pintu hee !" -Davin.
"Akhh Davin!!!" Teriak Kesal Karina.
Kaffa berhenti menulis, perhatiannya teralih pada keramaian yang terdengar dibawah, sepertinya teman-teman adiknya datang berkunjung.
"Kau yakin orang itu tidak memakainya untuk dirinya sendiri?" -Karina.
"Tidak, aku melihatnya dia melarutkan ke air !" -Davin.
"Tolong maklumi saja teman kita yang bodoh ini !" Ucap Hasley menekan kepala Davin hingga ia menunduk.
"Ahhh, jadi kalian kesini dipaksa olehnya untuk membujukku mengajarinya? Meskipun aku akhirnya terbujuk tapi kita tidak bisa melakukan ini secara mendadak, kakak ku ada dirumah dan dia tidak suka padamu Gavin !" Ucap Karina berbisik diakhir kalimat.
"Tapi bertemu diam-diam juga tidak baik, aku akan mencoba meluluhkan hati kakak ipar dengan perlahan kau tenang saja !" Ucap Gavin semangat yang berapi-api.
Karina memukul kepala Gavin " Siapa yang kau bilang kakak ipar, aku tidak menyukaimu enyahlah dari sini !" Ucap Karina kemudian mendorong Gavin diwajahnya tapi Gavin menolak pergi.
"Cobalah sekali saja tolong ajari aku, kakak rambut merah itu mengatakan aku ini sebenarnya pintar jadi ajari aku beberapa kali aku pasti akan cepat berkembang apalagi jika yang mengajarinya adalah kau !" -Gavin.
"Tidak, siapa sih kakak rambut merah itu apa dia buta, atau dia lebih bodoh darimu bagaimana bisa dia mengatakan itu padamu, dia memberikan harapan palsu pada seorang anak yang polos nya tidak ketulungan sepertimu!" -Karina dan Gavin masih saling dorong.
"Kakak rambut merah itu pernah tanding bersama di timnya Kakakmu, ku pikir dia adalah teman kakakmu !" Gavin bertahan dari dorongan Karina.
"Rambut merah ? Apa maksudmu Anta?" Ucap Kaffa dari tangga, Karina kaget dan menarik tangannya kembali Gavin pun terjatuh karenanya.
"Argh, hee Kakak ipar apa kabar ?" -Gavin cengengesan sembari sedikit mengerang kesakitan.
"Tidak usah sok akrab, aku hanya ingin tanya orang yang kau maksud itu apa itu Anta ? Dia melakukan apa padamu?" -Kaffa.
"Oh apa kakak rambut merah itu namanya Anta ? Dia sangat keren, dia membantu kakak ipar menghalau bola, meskipun caranya salah dia malah terlihat sengaja membuat kekacauan tapi jelas sebenarnya itu salah pemain lawan. Kami bertemu tidak sengaja di depan Gang, dia membantuku karena ku bilang aku ditipu seseorang jika dia tidak ada mungkin aku akan dapat masalah sekarang!" Ucap Gavin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Baiklah cukup, pulanglah sekarang!" -Kaffa.
"Eh? Tapi kami akan belajar bersama!" -Gavin.
"Ku dengar Karina tidak mau tadi, jangan memaksanya pulanglah!" Ucap Kaffa lalu ia menutup pintu.
"Ahh !" Gavin menghela nafas kecewaan.
"Sudah ku bilang cara seperti ini juga tidak akan berhasil, kau harus berusaha sendiri dan membuatnya terkejut begitulah caranya agar pandangannya terhadapmu jadi berbeda!" -Hasley.
"Baiklah, kau saja yang ajari aku !" Ucap Gavin dengan bibir manyunnya.
"Teraktir aku ice cream dulu!" Ucap Hasley berjalan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Teen FictionAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.