10. Pertandingan

66 4 0
                                    

Dikoridor.

" Ikutlah bergabung dalam tim basket untuk turnamen !" -Kaffa.

"Apa, kau ingin membujukku ikut bergabung dalam tim kalian ? Apa kalian begitu tak percaya diri untuk menang tanpa aku ?" -Anta meledek.

"Jika kita menang, kau punya satu kesempatan untuk meminta apa saja padaku, tapi jika kita kalah, berhenti mengganggu orang lain bersikaplah seperti siswa normal umum lainnya !" -Kaffa.

"Kau siapa mengajukan syarat seperti itu padaku, bagaimana jika aku meminta kau dan Rena putus?" -Anta.

"Kau sangat percaya diri kalau kita bisa menang !" Ucap Kaffa senyum meledek.

"Baiklah ayo kita raih juara pertama !" -Anta.

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa bersiap merapikan buku-bukunya masing-masing, seharusnya Rena dan Kaffa pulang bersama seperti biasa tapi kali ini Kaffa meminta Rena untuk pulang lebih dulu.

" Kau latihan basket ? Kau sejak serius mau ikut turnamen ?" -Uta.

"Ya, jika kalian ingin pulang, pulanglah lebih dulu !
Hei, tiang ayo !" -Seret Anta pada Kaffa yang pamitan pada Rena seperti akan pergi jauh untuk waktu yang lama.

"Hei lepaskan !" Ucap Kaffa menarik melepas cengkraman Ant pada penutup kepalanya Hoodie nya.

" Bodoh !" Ucap Anta memasukkan tangannya ke saku celana lalu berjalan lebih dulu.

Diruang olahraga.

"Yeah, aku harusnya tau kalau tim kita dipilih random dari beberapa kelas sesuatu kemampuan fisik dan skill tapi aku masih saja kaget dengan adanya wajah-wajah yang tak asing ini !" Ucap Anta menatap malas, Riku, Fazkal pria kacamata siswa kelas 3 yang ditemui Anta di toilet dan Antonio, adapun pemain cadangan yaitu Riki, Azka, Uta, kian, Derrel dan Jerry. Tapi mereka tidak hadir karena merasa hanya sebagai anggota cadangan.

"HEI KALIAN PEMAIN CADANGAN JIKA KALIAN TIDAK IKUT LATIHAN SEKARANG AKU AKAN MEMBLACKLIST NAMA KALIAN DARI SEGALA TURNAMEN, KALIAN TIDAK PUNYA SEMANGAT SAMA SEKALI HANYA KARENA DIPILIH SEBAGAI PEMAIN CADANGAN, CEPAT KEMARII !!" Teriak Fazkal mengirim pesan suara dalam grup tim basket yang baru mereka buat.

Sekitar 5 hingga 7 menit kemudian semuanya berdatangan dengan ngos-ngosan. Fazkal kembali menegur mereka dengan kata-kata menohok dan memotivasi Fazkal benar-benar cocok sebagai kapten, jika kepimpinannya kuat, kalau tidak salah ia jua masih menjabat sebagai ketua osis, dalam pikir Anta Fazkal benar-benar mengerikan dia terlihat kurus dan kecil tapi mengingat saat di toilet ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk meremas tangan seseorang hingga terasa remuk tanpa sadar Anta berpikir dia keren dan patut jadi panutan.

Tidak banyak yang terjadi, ini hanyalah latihan basket seperti pada umumnya. Anta juga sedang tidak mood untuk mengacau terlebih tawaran yang di ajukan Kaffa cukup menarik, ia ingin tau apa yang dilakukan Kaffa jika ia meminta mereka putus apakah Kaffa orang yang bertanggung jawab dengan omongannya, sebelum itu ia harus berlatih dengan sungguh-sungguh agar dapat memenangkan turnamen.

Tiap minggu setidaknya ada 3 hari yang menjadi hari sibuk bagi tim basket. Setidaknya orang dikelasnya kini Sedikit berpikir kalau Anta sudah lebih baik bahkan ia bergaul dengan baik dengan Kaffa, mereka selalu pergi bersama itulah yang dilihat orang lain tapi tidak bagi Rena merasa sedikit aneh, Anta terlalu dekat dengan Kaffa dan Kaffa bahkan tidak menghindar ketika Anta merangkulnya, entah kenapa Rena merasa cemas.

"Hei pacarmu direbut mantan mu, lihat mereka saling merangkul !" Goda Vivian.

"Berapa mata yang kau punya ? Setidak yang kulihat kau memiliki 2 mata yang sehat apa kau tidak melihat Anta merangkul Kaffa sepihak, lihat betapa tertekannya Kaffa !" Ucap Ghisa mereka bertiga berbaris dikoridor menatap punggung pria-pria yang hendak latihan basket itu.

ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang