Bocah 17 tahun itu berlarian di trotoar menuju jembatan layang.
Namaku Anta, Anta Galavin, hee. Ibu dan ayahku yang memberikannya!
Ucapnya merentang kedua tangannya sesekali berputar seraya menatap langit yang hitam tanpa bintang. Seseorang mengikutinya dengan sabar dibelakangnya.
Ibuku suka mewarnai rambut, aku mengikuti gayanya, terakhir dia mewarnai rambutnya merah biar mirip dengan ibunya Naruto, haha. Mereka benar-benar mendalami peran, ibu dan ayahku. Tapi alih-alih mewarnai rambutku menjadi pirang, aku memilih warna merah karena dulu orang berkata aku mirip dengan ibuku !
Anta naik ke pembatas jembatan, lalu berteriak " Wooooooohh, hahaa !" Ia terlihat persis seperti orang mabuk. Anta terdiam sejenak menatap sungai yang besar di bawah jembatan lalu ia berbalik dan bersandar di pembatas, di depannya entitas lain dirinya menatapnya dengan prihatin.
"Apa ? Kenapa kau menatapku seperti itu ?"
"Kau sadar siapa yang bersamamu sekarang?"
Anta terdiam sejenak, " Aku tau, Kaffa!"
Kaffa berdiri diam menatap Anta dari jarak 5 meter.
"Jika aku jatuh disini kau tidak akan sempat menarikku karena berdiri terlalu jauh seperti itu !" Ucap Anta menatap Kaffa, selagi Kaffa melangkah mendekat ia bertanya-tanya dalam hatinya kenapa ia datang ke alamat rumah Anta yang tersebar di internet? Kenapa ia merasa sangat ingin tahu semua tentang Anta bahkan yang terkecil sedikit pun. Kenapa ia turun dengan Antusias ketika mendengar Gavin membicarakan orang berambut merah yang membantunya ?
Sampailah Kaffa di samping Anta, ia berdiri dengan jarak 0 meter. " Walikota bukan ayah kandungmu ?" Kaffa memulai pembicaraan yang pribadi.
"Kalau ku jawab iya apa yang akan berubah?" -Kaffa.
"Sebenarnya Rena sudah curiga, karena dia ingat bagaimana wajah orangtua kandungmu, tapi itu tidak mengubah Fakta bahwa dia mencoba melindungi mu menutupi semua kesalahanmu !" -Kaffa.
"Kau benar, dia menutupi kekacauan yang ku buat. Aku sudah banyak merepotkan keluarga itu, padahal mereka menampungku ketika kedua orangtua ku meninggal!" Ucap Anta dengan senyum tipis di sudut bibirnya. Tangannya sedikit bergetar karena inilah kali pertama ia bicara tentang dirinya dan itu pada Kaffa, orang yang menyebutnya Gay sialan dan orang yang memukulinya dengan membabi buta. Namun ia sama sekali tidak marah atau membencinya, ia sedikit bersyukur karena kejadian itu perasaan untuknya berkurang.
"Apa kau benar-benar akan pindah? Kau sudah tahu kemana kau akan pindah?" -Kaffa.
"Kenapa kau ingin mengunjungi ku kapan-kapan?" -Anta.
"Jika kau meminta maaf dengan benar, aku akan memikirkan kembali untuk berteman denganmu atau tidak !" -Kaffa.
Anta menatap Kaffa lalu tertawa kecil, Anta berbalik menatap ujung sungai. " Tekanan air sepertinya cukup tenang dibawah sana, apa orang yang bisa berenang akan mati jika lompat dari sini ?" -Anta.
"Kenapa kau penasaran? Jangan konyol, apa kau mabuk? kau sudah bersikap seperti orang gila sejak tadi!" -Kaffa.
"Hei, ayo berteman denganku selama 2 minggu, tidak kurang dari 2 minggu, ah tidak seminggu saja ayo berteman seminggu saja !" Ucap Anta membaringkan wajahnya ke lengan yang terlipat di atas pembatas, keduanya saling pandang sejenak Kaffa merasa aneh dengan permintaan Anta, ia tahu Anta sedang dalam tekanan beberapa hari ini, pikirnya jika ia bisa memperbaiki semuanya sekarang mungkin mereka bisa berdamai di kemudian hari.
"Hei jawab !" -Anta.
"Baiklah mari berteman !" -Kaffa.
"Benarkah ?" Anta terlihat senang.
"Ya, jika kau bersikap baik kita mungkin bisa berteman hingga seterusnya!" -Kaffa.
"Bagus, ayo kita isi seminggu pertemanan kita dengan kenangan indah, sekarang ini bonus, ayo kita balapan sampai minimarket depan yang kalah teraktir ice cream !" Ucap Anta lari lebih dulu. Kaffa kaget itu sangat curang, tapi kemudian ia hanya menghela nafas dan tersenyum tipis lalu berlari mengejarnya.
"Yeay aku menang!" Teriak Anta dengan ngos-ngosan. Kaffa membelikan Anta ice cream, Anta mengajak Kaffa untuk balapan makan ice cream yang kalah menggendong pulang yanh menang. Anta dengan kesadaran penuh menelan ice cream stik dengan satu kali suapan hingga penuh mulutnya. Kaffa hanya bisa ternganga melihatnya dan dengan pasrah menerima kekalahan, sepertinya Anta sedang membodohinya pikirnya tapi ia cukul terhibur kelicikan Anta masih bisa diterima oleh akalnya.
Anta mulai lemas sepertinya lelah atau mengantuk, Anta menyandarkan kepalanya di bahu Kaffa. Kaffa yang membawa Anta dipunggung merasa Anta cukup ringan untuk ukuran pria.
"Hei apa kau tidur ?" -Kaffa.
"Haha, aku memikirkan sesuatu. Tapi itu tidak penting. Sebenarnya aku penasaran bagaimana kau tau rumahku tapi sebaiknya aku tidak bertanya, yang penting kita berteman sekarang itu saja !" -Anta.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Ficção AdolescenteAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.