Bab 14

16 2 1
                                    

Jantung Anta berdegup cepat, ia tak menduga Kaffa akan berlari kearahnya hanya untuk menangkapnya.

"Oh kau sangat kuat, aku terpesona!" Ucap Anta menutupi kegugupannya.

Kaffa menurunkan Anta " Berhati-hatilah, kalau kau jatuh mengenai tulang ekor mu kau kau bisa cacat !" Ucap Kaffa membuat pelaku yang menyenggol Anta merasa ketar ketir.

"Maafkan kami Anta, kami tidak sengaja sungguh!" Ucap siswa kedua siswa tersebut.

"Tidak apa santai saja, aku malah berterima kasih pada kalian, karena kalian akhirnya aku bisa bersama temanku haha!" Ucap Anta merangkul Kaffa dan kaffa membiarkannya saja, melihat itu Rena benar-benar merasa tidak tenang.

"Anta kau baik-baik saja ? Kalau kau merasa tidak enak badan karena terkejut kau bisa pergi ke uks !" Ucap Rena terlihat jelas ekspresi nya seperti seorang rival yang sedang menantangnya.

"Ah tidak, aku tidak selemah itu sayang !" Ucap Anta mendekatkan wajahnya ke Rena, Rena reflek menjauhkan diri dan ekspresinya kini berubah menjadi sedikit kesal, kesalnya karena Anta menyunggingkan senyum yang terlihat meremehkannya bagi Rena.

Kaffa tidak nyaman ia merasa Anta mulai mengganggu Rena lagi, ia pun menjauhkan nya dengan mendorongnya sedikit di bahunya. Tapi pandangan Rena agak lain, ia malah semakin kesal melihat Kaffa menyentuh bahu Anta seolah ia lebih peduli pada Anta dibanding dirinya, seharusnya sebagai pacarnya melihatnya digoda seperti itu setidaknya berdirilah didepan nya melindunginya dibelakangnya.


Ghisa sangat tahu bahwa temannya ini sedang dilanda rasa kesal sekarang, Ghisa takut ini adalah bagian dari rencana Anta untuk mengganggu Rena, apakah Anta berencana membuat Rena dan Kaffa berselisih? Licik, batinnya.


"Hei kalian bertiga ayo bekerja!" Ucap Ghisa pada Anta, Kaffa dan Rena. Sambil memikirkan cara menjauhkan Anta dari Kaffa.

Tapi lihat bagaimana keduanya bersama, Anta bertingkah konyol membersihkan kaca dengan uap dari mulutnya.

"Hei Fa lihat!" Membuat Uap kaca dan menggambarkan dengan gambar sosis.

"Hei, hapus!" Ucap Kaffa panik.

"Ini sosis, aku lapar, ayo kabur !" Ucapnya kemudian.

"Selesaikan pekerjaanmu !" Ucap Kaffa dengan ekspresi santai di balas bibir manyun oleh Anta.

Di halaman sekolah Anta berjalan beton batas tanaman bermain-main dengan melompat dan berputar, Kaffa berjalan bersamanya di sampingnya karena ia diseret Anta keluar bersama sebelumnya.

"Apa kau benar-benar akan pergi setelah kenaikan kelas ?" -Kaffa.

"Hah ? Um, mungkin, kenapa kau tidak rela aku pergi !" -Anta.

"Perjanjian kita, kau bilang kau ingin jadi temanku. Ku pikir kau bisa lebih baik sekarang dan kurasa kita bisa jadi teman untuk seterusnya!" -Kaffa.

"Haha, jadi kau ingin aku tetap tinggal?" -Anta.

"Tidak, itu keputusanmu aku tidak akan menahanmu jika kau ingin pergi, kita masih bisa berteman meskipun kita tidak satu sekolah !" -Kaffa.

"Apa kau pikir aku pindah sekolah ?" Ucap Anta berhenti berjalan dan menghadap ke Kaffa posisinya berdiri lebih rendah darinya.

"Jika tidak pindah terus apa maksudmu dengan pergi ?" -Kaffa.

Anta tersenyum lalu dengan jujur ia berkata " Aku ingin mati !" Kaffa terkejut mendengar, mengingat vibes malam itu di jembatan sangat masuk akal jika yang dimaksudnya dengan pergi adalah ia ingin mengakhiri hidup. Kaffa masih ingat bagaimana angin malam itu bertiup membawa perasaan tidak mengenakan di hati Kaffa, feeling-nya ternyata benar ada yang salah dengan Anta.

ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang