Bab 7 bertengkar dan berdebat, dimarahi dan memarahi

11 2 1
                                    

Semenjak nama Anta viral dan di hujat oleh orang-orang di dunia Maya Paman menjadi sangat sibuk dan jarang pulang kerumah, sekalinya paman pulang ia akan memberikan sepenuh kuasa untuk mengawasi Anta.

Anta merasa seperti tawanan di dalam rumah ini. Meskipun Shura memasang topeng senyum dan nada ramah tamah menawarkan tangan untuk membantunya berdiri, Anta tidak merasa terbantu melainkan merasa memasang belenggu di lehernya, semakin dekat semakin ia tercekik.

Setelah Shura membuat keributan dengan niat melaporkan kejadian penusukan itu Anta dengan tegas mengatakan untuk jangan mencampuri urusannya. Meskipun begitu Shura tetap melaporkan hal tersebut pada kepala sekolah dan terjadilah sidak di kelas 3, mencari barang bukti alat apapun yang berbau senjata tajam, karena Anta menolak memberi tahu siapa pelakunya Kepala sekolah hanya bisa membawa beberapa terduga pelaku namun diantara 4 orang yang di bawa tidak ada satu pun dari tersangka yang sebenarnya.

Kepala sekolah, dia adalah pria tua yang cukup licik. Ia rela mengorbankan anak didiknya demi meraih kepercayaan dari orang yang punya kuasa. Terjadi lagi, akan ada Uta dan Kian yang lain jika Anta tidak buka suara.

Dua hari Anta mengabaikan kerja kelompoknya karena masalah yang sedang ia hadapi, Anta mendapatkan begitu banyak pesan peringatan di grup kerja kelompok yang dibuat Ghisa tersebut. Tapi Anta tetap abai baginya menyelesaikan masalah penusukan lalu bunuh diri adalah tujuan utamanya.

Sudah berapa lama waktu berlalu ? Pikiran Anta melayang-layang di awan yang bergerak cepat ke arah barat. Entitas dirinya yang lain juga jarang muncul lagi. Apa ini sudah hampir 2 Minggu?

"ANTA !!"

Anta terperanjat ketika namanya di teriakan bersamaan dengan suara geplakan meja. Anta tersadar ia berada di kelas, pak Kenno menatapnya dengan kesal di depan sana bersama dengan semua teman kelompoknya yang menunjukkan berbagai ekspresi yang ambigu.

"MAJU KAMU KE DEPAN, KAMU DENGAR!" Ucap Pak Kenno benar-benar marah, Anta pun berdiri semua mata menatap ke arahnya, namun setelahnya ia enggan untuk bergerak.

"Kamu, bapak menyuruh kamu untuk mengerjakan tugas kelompok bersama tapi bapak dengar kamu mengabaikan pesan mereka dan tidak pernah datang untuk kerja kelompok. Jelaskan kenapa kamu mengabaikan mereka?" Tanya Pak Kenno.

Tiba-tiba saja, entitas dirinya yang lain itu muncul tepat disamping pak Kenno bersandar di jendela dengan tangan terlipat di dada.

"Apa semua guru selalu seperti ini? Dia tau masalah apa yang kau alami beberapa hari ini tapi dia bertingkah seolah dia tidak tahu !" Ucapnya memandang kesal pak Kenno.


Anta tersenyum lalu ia membuka mulutnya"Ku pikir, toh percuma aku akan- tiba-tiba saja Anta dengan berteriak keras dan membungkuk. "Maaf Pak, Saya ada masalah yang harus saya tangani. Saya tidak sempat mengabari mereka dan membalas pesan mereka !" Ucap Anta sikapnya berubah.

"Apa yang kau lakukan, bukankah kita setuju untuk berpisah?!" -Anta.

"Kau pikir aku tidak tahu, kau pasti akan dengan bodohnya mengatakan kau akan segera mati karena kau telah berniat untuk bunuh diri. Kau akan terang-terangan mengatakan itu di depan semua orang. Kita mungkin akan di kirim kerumah sakit jiwa setelahnya !"

"Hh, bapak tau masalah yang menimpamu tapi serahkan saja itu pada orang dewasa, kau cukul berikan keterangan yang jelas saja pada kepala sekolah, kita akan ujian senin ini kau harus pokus pada pelajaran mu. Baiklah mengigat kelompok kalian sudah bekerja keras kalian akan tetap mendapat nilai tali Anta, nilaimu nol di tugas ini!" Ucap Kenno.

Kreeeng.. Bel berbunyi.

"Baiklah silahkan istirahat!" Ucap pak Kenno meninggalkan kelas.

ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang