"wahhh kita sampai!" Ucap Jerry antusias ketika melihat pemandangan sekitar perbukitan.
"Kita kan menyusuri jalan ini untuk lalu di sana nanti ada jalur pendakian, jalurnya landai jadi tidak akan membuat terlalu lelah setelah sampai puncak kita akan di suguhkan pemandangan danau, kota dari jauh, dan awan-awan yang indah jika kita beruntung!" Ucap Anta bicara dengan nada biasa ia hanya mengutamakan Kaffa yang mendengar penjelasannya.
"Tapi sayang langitnya mendung, kalau cerah pasti kita bisa melihat awan-awan itu kan ?" Ucap Jerry menatap langit maram. Kaffa menatap Anta yang tiba-tiba hanya diam saja menatap langit.
"Kenapa, kau takut akan hujan ? Kurasa hujan tidak akan turun cepat, langit hanya akan mendung seharian!" Ucap Kaffa ikut menatap langit. Di dekatnya ada Rena dengan tatapan iri dan sedih memperhatikan keduanya begitu akrab. Ia berulang kali berpikir dan bertanya pada diri sendiri, kenapa ia bersaing dengan seorang laki-laki, jika bisa di sederhanakan harusnya kita bisa berjalan bersamaan seperti yang Anta sebutkan sebelumnya. Tapi perasaan tidak nyaman saat melihat keduanya bersama selalu saja mengganggunya dan itu tidak bisa ditepis.
"Jangan mau kalah dengan si brengsek itu, Rena kau harus bertindak tegas jangan mau mengalah, disekolah kau sudah kekurangan waktu untuk bersama kekasihmu mereka sudah sering bersama disekolah, setidaknya disaat seperti ini kau harus mengukir kenangan dengan kekasihmu !" Ucap Ghisa.
"Kau benar, aku tidak boleh mengalah lagi !" Ucap Rena lalu melangkahkan kakinya dengn pasti menuju Kaffa.
"Fa ayo kita mulai jalan, aku membawa kamera kita bisa berfoto bersama. Tidak, kita harus berfoto bersama !" Ucap Rena menggandeng tangan Kaffa, Kaffa terkejut ia merasa canggung lalu menatap Anta, benar saja Anta sedang merengut di sampingnya.
Karena tidak tahu harus memilih siapa diantara keduanya, Kaffa pun berjalan dengan Anta disisi kanan dan Rena disisi kiri. Awal perjalanan saja Kaffa sudah merasa panas, Rena terlalu agresif hari ini, ia terus menggandeng tangan Kaffa dan terus mengalihkan perhatian dengan berbagai hal.
"Hei lihat ada bunga-bunga di seluruh pinggir jalan. Apa itu sengaja ditanam ?!" -Rena.
"Sepertinya ia !" -Kaffa.
Tiba-tiba Rena ditarik ke tepi menuju bunga-bunga tersebut " Ayo berfoto bersama, Ghisa tolong fotokan kami berdua ?" Ucap Rena dengan senyum merekahnya.
Rena menggandeng tangan Kaffa erat begitu juga Kaffa ia menyatukan jari jemari mereka bersama dan saling menatap dengan senyuman penuh cinta.
"Wahhh, aku sangat iri. Kalian berdua jahat sekali aku juga ingin punya pacar!" Rengek Jerry.
"Aku juga, disini ada dua cewek ayo kita pacaran sebentar !" Ucap Derrel menatap Vivian.
"Ogah !" Tolak mentah-mentah Vivian.
"Tidak apa bro, masih ada kita !" Ucap Kian merangkul Derrel.
Mereka semua begitu mudah menikmati kebersamaan, begitu mudah bahagia dan begitu mudah memanfaatkan waktu bersama. Sedangkan Anta berdiri sendirian di belakang sembari menggenggam sebuah harapan yang palsu.
Telepon Anta kembali berbunyi sebuah pesan dari Shura kembali masuk. " Sebenarnya aku tidak ingin mengganggumu, tapi aku harus menyampaikan ini segera. Orang-orang yang kau suruh cari mereka sudah ditangkap oleh polisi karena sindikat narkoba ternyata mereka sudah menjual narkoba sejak di sekolah. Kau tidak perlu khawatir lagi tentang video itu aku sudah meminta para kepolisian untuk menyelidikinya hari ini aku akan ke kantor polisi untuk ikut memeriksa laptop serta ponsel yang disita dari mereka." Begitulah kira-kira isi pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS (S1END) - ( S2END)
Teen FictionAnta Galavin yang terkenal nakal waktu di SMU melakukan percobaan bunuh diri 2 tahun setelah kelulusannya.