Seorang pria tampan memakai vest abu senada celana bermerk kenamaan, sedang dibantu oleh lelaki berbadan besar berkemeja hitam, menuruni mobil mewahnya. Setelah duduk di kursi roda manual khususnya, sang asisten memakaikan jas pada sang Tuan. Seorang CEO interim menyambut Sagala diikuti asisten perempuannya, berjajar sosok lelaki berkacamata yang selama ini berhubungan langsung sebagai sekretaris utama Sagala.
Beberapa petinggi lain Next Generation berbaris menyambut pemilik asli yang selama ini bersembunyi. Menunduk, menyalami, juga saling memperkenalkan nama masing-masing. Siapa tahu Sagala Birendra lupa para stafnya.
Sedangkan Regi Birendra yang selama ini turut mondar-mandir Next Generation, resmi melepaskan diri. Ia akan datang terlambat untuk sekadar penyambutan kembali adik kesayangannya memegang kekuasaan apa yang selama ini Regi pertahankan.
Para karyawati baru berbisik dari barisan terbelakang.
Pun pegawai lama mulai ketar-ketir.
Akankah sejarah berulang?
Selama ini kerja mereka cukup santai di bawah bimbingan CEO pengganti, Pak Wisesa, juga Pak Regi sebagai penasehat. Sekarang, si bos yang ingin semua serba sempurna ini telah pulih, kemungkinan fase neraka mereka akan berkobar lagi layaknya dulu.
Ketika masih mengenyam kuliah saja, Sagala bisa berubah semacam raja hutan bagi para cungpret-nya ini. Hampir tiap 3 hari sekali, Sagala pulang dari Aussie, tiba-tiba muncul di kantor dan membuat para karyawan kocar-kacir.
Sekarang, selentingan yang menyebar, Sagala cuti kuliah dan mau fokus kembali membesarkan Next Generation.
Beberapa dari para kacung korporat ini membatin. Semoga Sagala nggak kuat duduk, encok-encok kumat sehingga pulang lebih cepat dari kantor. Dengar-dengar juga, Sagala telah menikah. Semoga jiwa pengantin barunya masih hangat-hangatnya sehingga keinginan segera bertemu istri sering-sering terjadi.
Meski cacat, aura bos besar ini masih kental melekat. Para pegawai baru mengira bos besar kantornya adalah lelaki jelek, berwajah redup, juga berbadan kurus karena sakit. Ternyata, yang mereka temui berkebalikan. Seolah mendapat target baru, mereka membenarkan dandanan. Siap dipinang jadi istri kedua.
-------
Sagala memanggil satu per satu para pimpinan. Membandingkan laporan yang ia terima melalui email, dikoreksi dengan kenyataan di lapangan. Pujian hanya turun untuk Pak Wisesa sebagai pimpinan pengganti. Selebihnya, Saga masih meragukan setiap chief departemen masing-masing, sehingga si Pria Berkursi Roda itu memanggil acak siapa saja nama yang ada di daftar karyawan. Bagai ujian nasional, suasana kantor menjadi tidak baik. Apalagi ketika masuk ruangan bos besar, selain jantung mau copot seperti sedang diadili, suhu AC membuat mereka tak jenak berdiri. Ingin mengompol saking kedinginan.
"Oke. Cukup."
Dua kata melegakan yang paling ditunggu-tunggu para terpidana bergantian. Setelah keluar tujuan utama mereka adalah selalu kamar mandi.
Tumpukan berkas di meja Sagala langsung menggunung. Tumpah sampai ke lantai dan meja sofa.
Saga mengintip jam tangannya. Hari tak terasa menunjukkan pukul 3 sore. Regi telah pamit tepat setelah tadi pagi memimpin pengalihan kekuasaan. Untuk hal-hal penting lainnya akan mereka selesaikan di rumah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga Anin (Tamat)
Roman d'amourPria kaya dan sholeh itu stoknya dikit. Kalau enggak gercep, keburu diembat orang. Apalagi yang keturunan old money begini. Mereka tuh hampir semua udah dipatok sama anak kolega demi kelancaran bisnis, mantan Puteri Indonesia, atau wanita karir khar...