37. Luka Itu Belum Kering

29.9K 3.3K 107
                                    

Pintu kamar ditendang Saga tanpa ampun. Kedua sejoli yang sedang memadu kasih terkesiap bangkit. Memunguti pakaian berbekal wajah sama-sama pucat.

Rahang Saga bergemeretak menahan amarah. Satu pukulan mengarah pada dinding hingga buku-buku jari itu berdarah.

Tidak sakit. Ini tidak sesakit perasaannya yang berulang kali dimanfaatkan perempuan.

Sekali, dua kali, tiga kali, Sagala memaklumi. Mencoba bertahan dengan harapan kelak akan ada cinta bersemi dalam hubungannya.

Tidak yang terakhir ini.

Ketika hati mulai berangan indah tentang masa depan, ketika Sagala mulai berdamai pada teori bagaimana mata duitannya seorang perempuan, kepercayaan Sagala justru dikoyak habis tak bersisa oleh Shasa.

"Aaaarghh!!!"

Bagaimana ia bisa menemukan perempuan tulus yang benar-benar memandangnya hanya sebagai seorang Sagala? Bukan anak keturunan Birendra dan semua yang melekat di belakangnya.

Saga lelah.

Ia sampai pada puncak kesabaran.

Saga maju. Melempar belanjaan tepat ke dua pelaku perselingkuhan. Satu tonjokan sarat emosi mendarat tajam di pipi lelaki yang baru selesai memakai boxer. Tubuhnya terlempar ke nakas. Lampu tidur terjatuh. Pecahannya berantakan ke lantai. Shasa berteriak histeris.

Baku hantam terjadi.

Saga menghajar Ardi tanpa ampun.

"Saga!!! Stop Saga!!! Stop!!!" mohon Shasa menangis.

Saga baru berhenti hingga lawannya keok tak berdaya. Babak belur dimana-mana.

"Jangan pernah muncul lagi di depan gue. Atau hidup kalian nggak akan tentram!!"

Saga tiba-tiba merasa jijik telah menyentuh tubuh-tubuh berpakaian sedapatnya itu. Shasa yang memohon maaf sambil memeluk kaki Saga, seketika langsung Saga dorong mundur.

"Kalian ... menjijikkan!!"

"Saga, tolong, ini bukan seperti yang kamu lihat. Ardi merayuku, aku ... aku ..."

"Lepass!!! Urusi dia!!!"

"Aku ... jangan pergi Saga. Jangan tinggalin aku..."

Shasa masih nekat menahan kaki Saga. Ia bukan lelaki cemen yang mudah menyakiti fisik perempuan. Tepat ketika hampir mencapai pintu, Ardi mendekat. Satu kursi kayu melayang dari arah belakang. Menghantam punggung Sagala yang tanpa persiapan apa-apa.

"Aahh!!"

Saga terjatuh.

"Argghh!!" Shasa berteriak menangis. "Saga!! Ardi, berhenti!!! Udah!! Jangan!!"

Shasa langsung berbalik arah. Menahan sang pacar simpanan.

"Saga pergi!! Pergi!!!"

Mata Saga berkunang-kunang. Berbekal sedikit sisa kekuatan, ia bangun terhuyung-huyung.

"Kalian akan tahu akibatnya!!"

Pesan terakhir Saga, ketika pria itu mencoba mencapai pintu keluar. Di koridor, telah berdiri 3 orang perempuan asing yang menatap mereka dengan rasa ngeri.

"Are you okay?"

"Polices will be here in 5 minutes!"

Saga menolak ajakan orang asing itu untuk tetap bertahan di flat. Tangan perempuan yang berusaha membantu Saga, justru ditangkisnya. Pria itu berjalan lunglai turun ke parkiran.

Saga Anin (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang