13. Wishlist

321 44 2
                                    

Happy Reading..

🌷🌷🌷

Jangan lupa vote+komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen

🐰☀

***

Satu minggu berlalu setelah insiden yang terjadi. Faizan mulai membaik. Cowok itu mulai melakukan aktivas seperti semula.

Faizan memutuskan untuk mengajak Gavy berbicara empat mata. Kini, keduanya tengah berada di danau yang lumayan luas dan jauh dari jalanan.

Faizan mendudukkan bokongnya di rerumputan. Di sebelahnya Gavy juga ikut duduk dengan pandangan yang tertuju ke sebuah danau. Keduanya menghirup napas dalam-dalam seraya merasakan ketenangan.

"Gimana perasaan lo?" tanya Faizan.

"Di sini gue merasa tenang, Pai. Beban-beban di kepala gue kayak terlupakan," balas Gavy sambil memejamkan matanya.

"Lo sendiri?" tanyanya balik.

"Yang gue rasain sama kayak yang lo rasain sekarang, Gav."

"Gue ajak lo kesini, gue mau minta tolong sama lo," pinta Faizan kepada sahabatnya itu.

Gavy menoleh menunggu Faizan melanjutkan kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Gue tau ini gak seharusnya gue omongin ke lo, tapi gue gak mau lo jadi sasaran setelah gue," jelas Faizan.

Wajah Gavy kini berubah jadi serius setelah mendengar pernyataan dari cowok itu.

"Lo sendiri udah tau kan kalau keluarga gue hancur?" tanya Faizan dan di balas anggukan pelan oleh Gavy.

"Zan—"

"Dengerin gue dulu Gav." potong Faizan. "Keluarga gue hancur, bokap gue berubah jadi orang yang kejam. Dan lebih parahnya nyokap gue nikah lagi sama bokapnya Bara,"

"Maka dari itu Bara suka bikin masalah sama gue." Faizan tersenyum hambar dengan pandangannya yang lurus kedepan.

Gavy hanya diam mendengarkan semua tentang sahabatnya. Sesekali dia menghela napasnya berat.

"Ceritanya Bara dendam sama lo?" tanya Gavy.

Faizan mengangguk cepat. "Gue takut dia nyakitin orang terdekat gue, Gav."

"Lo tenang aja, gue ada di belakang lo. Yang lain juga gak akan tinggal diem kalo Bara buat ulah lagi," ucap Gavy meyakinkan sahabatnya. "Kalo gue ada di posisi lo. Gue juga bakal sama ngelakuin apa yang lo lakuin," lanjutnya.

"Inget, gue di belakang lo. Jangan merasa sendiri," tambah Gavy seraya menepuk pelan bahu sahabatnya itu.

"Bukan cuman itu, Gav. Gue juga gak tahan sama sikap bokap gue akhir-akhir ini,"

Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang