45. biarkan dia kembali

196 14 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Setidaknya semesta gue bahagia, walaupun kebahagiaan itu bukan berasal dari diri gue."

***

HAPPY READING!!!

***

Gavy keluar kelasnya dengan langkah cepat. Dia tidak memperdulikan Razzen yang sedari tadi terus memanggilnya.

"ZAN!"

Gavy menuruni sisa anak tangga itu seraya berlari untuk menghampiri sahabatnya yang sedang berjalan santai di pinggir lapangan. Karena dia mengingat omongan Razzen tadi pagi, kali ini Gavy tidak ingin kecolongan.

Faizan menghentikan langkahnya ketika seseorang memanggilnya dengan keras. Dengan langkah cepat, Gavy mendekat ke arah Faizan.

"Kenapa, Gav? Lo dikejar setan?" tanya Faizan saat melihat Gavy yang berhenti di dekatnya dengan napas yang ngos-ngosan.

"Bukan setan lagi,"

Setelah mengatakan itu, Gavy mengubah ekspresinya ke semula. Cowok itu menarik pergelangan tangan Faizan agar cowok itu mengikutinya.

"Lo kenapa anjirr?! Mau bawa gue kemana woi Gav?!"

Tanpa menjawab, Gavy membawa Faizan ke taman belakang dan memaksa cowok itu untuk duduk di kursi yang tersedia di sana. Faizan yang mendapat perlakuan itu pun bingung. Ada apa dengan Gavy sekarang?

"Lo harus tetap di sini sama gue!" kecam Gavy menunjuk wajah Faizan.

Faizan menatap Gavy bingung. "Emang gue mau kemana?" tanya Faizan heran.

"Tadi, lo mau kemana?"

Faizan mengembuskan napas panjang. Apakah sahabatnya ini melupakan sesuatu?

"Lo lupa, Gav? Tadi Sakya bilang kan habis pulang sekolah, dia ngajak kita ke warpeng. Gimana si, lo!" cibir Faizan.

Gavy menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Pokoknya hari ini lo harus temenin gue!"

Faizan mengerutkan keningnya. "Temenin apa?"

"Temenin gue beli buku. Setelah itu kita belajar bareng di rumah lo. Gak nerima penolakan!" cecar Gavy.

Faizan berdecak kesal. Cowok itu lantas bediri dan bersiap meninggalkan Gavy. "Sejak kapan lo jadi rajin baca buku?"

Gavy ikut berdiri menyusul Faizan. "Itu gak penting! Setelah pulang dari warpeng lo harus temenin gue!"

"Kayak anak kecil, lo!" kesal Faizan.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Faizan sudah frustasi dengan sahabatnya yang tidak kunjung selesai-selesai memilih buku. Mungkin sudah lebih tiga kali cowok itu memutari seisi toko. Entah buku apa yang sedang dia cari.

Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang