***
"SELESAI!"
Di dalam ruang kelas, suara siswa siswi itu terdengar antusias ketika mereka telah selesai menyelesaikan mata pelajaran terakhir ujiannya. Berbeda dengan seorang cowok yang sedang duduk di sebuah kursi sambil menatap kosong teman-teman kelasnya yang terlihat gembira. Tidak ada raut kebahagiaan di wajahnya.
Gavy. Cowok itu memejamkan matanya sekejap saat merasakan rasa sakit bercampur dengan rasa bersalah yang menyeruak di dadanya. Pikiranya kalut. Gavy membuang napas seraya menggendong tas sekolahnya dan berbegas pergi meninggalkan ruang kelas itu.
"GAV!"
Gavy menoleh ke arah Razzen sebentar lalu dia memilih untuk melanjutkan langkahnya tanpa peduli dengan sahabatnya yang terus memanggil-manggil namanya.
Gavy mempercepat langkahnya saat mengingat suatu hal, hingga sampai langkahnya berubah menjadi berlari kecil. Dia tidak mempedulikan orang-orang sekitar yang menatapnya heran. Gavy pun memelankan langkahnya saat sudah tiba di depan kelas yang dia tuju. Sorot matanya kini memancarkan sebuah harapan yang yang teramat besar.
"Vin...," panggil Gavy dengan suara yang rendah.
Vina menoleh saat mendengar suara Gavy yang berada di ambang pintu. "Eh, Gavy?"
Gavy menganggukan kepalanya. "Esha ada?" tanya Gavy.
"Esha udah pulang. Mau apa, Gav?" Vina menatap Gavy dengan raut wajah bingungnya.
Gavy menggeleng. "Dia nggak bilang sesuatu sama lo?"
"Nggak ada," balas Vina. "Kenapa lo, Gav? jangan buat gue bingung sekaligus penasaran dong," lanjutnya.
Saat melihat Vina yang mulai bingung, Gavy memilih untuk tidak menanyakan hal lebih kepadanya.
"Thanks, Vin. Gue duluan." Gavy meninggalkan Vina dengan kebingungannya di sana. Cowok itu memelankan langkahnya saat mendengar pertanyaan Vina.
"Lo mau kemana, Vy? Mau nyusul Esha?"
"Nggak. Gue mau pulang," jawabnya tanpa menoleh ke arah cewek itu.
Dengan rasa tidak tenang yang menguasai dirinya, Gavy mencoba untuk menghampiri sahabat-sahabatnya saja yang berada di parkiran sana. Tidak. Gavy sudah mengingkari janjinya kepada Esha. Ya... cowok itu sudah berjanji bahwa dia dan Esha bakalan bertemu lagi hari ini. Namun, ternyata dia tidak bertemu dengan cewek itu hari ini. Hal itu yang membuat Gavy tidak tenang entah mengapa.
"Tuh Gavy, Pai!" Adnan menunjuk ke arah Gavy seraya menatap Faizan.
"Dari mana, Gav?" tanya Faizan saat Gavy sudah tiba di sana.
Gavy tidak menjawab. Cowok itu memilih menunduk dalam di depan sahabat-sahabatnya. Hal itu tentu membuat mereka yang ada di sana heran. Kenapa? Mungkin itulah pertanyaan yang tersemat di kepala mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]
Roman pour Adolescents"Dan kalo lo suka matahari, gue bakal jadi awan putih yang berada di bawah sinar matahari." -Ervin Garavy Albirru. Awan yang mendung dan sering mengeluarkan hujan, yaitu awan yang tidak pernah cerah. Nimbostratus, awan berwarna kelabu gelap yang t...