6. Cinlok?✔️

342 54 2
                                    

Vote dan komen cerita ini!
Hargai penulis ya gays.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

***

Gavy menguap lebar, dia masih bergelung dengan selimutnya. Sebenarnya pagi ini dia malas untuk bangun lantaran masih mengantuk. Meskipun begitu dia tetap bangun dari tempat tidur sebelum teriakan Ellin menggema di kamarnya.

Gavy menggosokkan kedua tangannya saat dirinya baru selesai mandi. Cowok itu berdiri di depan kaca besar yang berada di kamarnya. Dia memperhatikan tampilannya di sana. Setelah puas memandangi dirinya sendiri, dia pun berjalan keluar dari kamar sembari menggendong tas sekolahnya.

Dengan rasa malas pergi ke sekolah, Gavy menaiki motor besar kesayangannya. Cowok itu hanya menampakkan muka yang begitu melas dengan lengan baju yang digulung dan dasi yang dipakai asal-asalan.

Gavy berjalan di koridor dengan santai menuju kelasnya, banyak teriakan dari cewek-cewek yang di lontarkan untuknya.

Sungguh, Gavy di buatnya geram akan teriakan teriakan yang keluar dari para cewek itu. Gavy mempercepat langkahnya, enggan berlama-lama di sana.

Keenam sahabatnya yang melihat pemandangan itu berusaha menahan tawanya. Mereka melihat dari kejauhan bagaimana wajah Gavy sekarang, tengah diselimuti amarah.

Faizan berlari ke arah Gavy dan menepuk-nepuk bahu sahabatnya dengan kekehan yang keluar dari mulutnya.

"Gak ada niatan deket sama cewek lo Gav?" tanya Razzen pada Gavy.

"Gak tertarik," jawabnya singkat.

"Padahal lo punya wajah yang ganteng, gak sedikit juga yang ngejar lo," celetuk Sakya yang berada di samping Gavy.

"Definisi cowok itu mengejar, bukan di kejar," balas Gavy dengan ekspresi yang tidak berubah.

"Sampai tahun gajah terbang juga gak bakal ada seorang Gavy ngejar cewe," kata Adnan dengan nada mengejek sahabatnya itu.

Mendengar itu Gavy memejamkan matanya. Emosi di dadanya kini bertambah ketika bertemu dengan sahabat-sahabatnya itu. "Ck, awas minggir lo!" decaknya sebal, lalu berniat untuk pergi meninggalkan mereka.

Sebelum benar-benar melangkah, Gavy membalikkan badannya guna menatap sahabat-sahabatnya. "Gue punya cewek matahari." Setelah mengatakan itu pergi dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana.

Adnan menatap Razzen bingung. "Cewek matahari, cewek matahari, bunga matahari kali," celetuknya.

Faizan tertawa renyah. "Cinta bertepuk sebelah tangan kan, HAHAHA!"

***

Sial. Gavy sudah berusaha untuk konsentrasi saat jam pelajaran berlangsung. Tugas yang diberikan Bu Ema lumayan susah ditambah lagi dengan pikirannya yang tidak henti memikirkan ucapan sahabatnya tadi.

Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang